Kamis, 17 September 2020

Visa Khusus Pandemi Corona Disetujui, Thailand Segera Buka Wisata?

Rencana Thailand untuk membuka pintu bagi turis asing saat pandemi virus Corona bakal menjadi kenyataan. Itu setelah kabinet menyetujui merilis visa tinggal jangka panjang bagi wisatawan.
Thailand membuka opsi untuk kembali menghidupkan pariwisata internasional di tengah pandemi virus Corona. Caranya, turis asing harus tinggal dalam durasi panjang untuk memudahkan melacak kesehatan COVID-19, minimal 30 hari.

Adalah Phuket yang menjadi pintu masuk wisatawan asing itu nantinya. Untuk memasuki Thailand, turis asing itu wajib mengantongi surat hasil swab test Corona. Kemudian, wajib menjalani karantina dan setelah dinyatakan bebas Corona, dia diizinkan untuk memasuki kota lain di Negeri Gajah Putih itu.

Merujuk The Tiger, usulan itu disetujui oleh pemerintah. Visa untuk turis asing saat pandemi virus corona itu disebut Special Tourist Visa (STV).

Untuk membuat visa Thailand itu, turis harus membayar 2.000 bath atau Rp 950-an ribu. Visa itu berlaku untuk perjalanan di Thailand selama 90 hari dan bisa diperpanjang dua kali dalam tempo 270 hari. Tapi, Thailand belum bisa memastikan waktu rilis visa khusus itu.

Juru bicara pemerintah Thailand, Traisuree Trisoranakul, menegaskan turis wajib menjalani karantina selama 14 hari setelah tiba di Thailand.

"Turis yang bisa lolos mendapatkan STV harus tinggal di Thailand dalam periode lama, memenuhi pemeriksaan Kesehatan Masyarakat Thailand dan menjalani karantina atau alternatifnya selama 14 hari. Selian itu menunjukkan hotel tempat mereka tinggal," kata Traisuree.

Peluncuran visa itu diharapkan bisa menghidupkan lagi pariwisata Thailand yang mati suri karena COVID-19. Dari perhitungan pemerintah, dengan visa itu Thailand bisa mendapatkan pemasukan senilai 1,2 miliar per bulan dengan estimasi 1.200 turis asing masuk.

Pilu Kisah Dokter 'Kehilangan' Pasien COVID-19 karena Rujukan Penuh Semua

 Pandemi virus Corona COVID-19 membuat para tenaga kesehatan kewalahan dalam menangani pasien, terlebih saat pasien COVID-19 semakin membludak. Salah satu kisahnya dibagikan oleh seorang dokter, Disa Eldralyn, melalui akun Twitter miliknya @edralynnn yang kemudian viral.
Ia menceritakan pasien yang baru ia tangani selama tiga hari awalnya mengeluhkan gejala demam dan batuk. Setelah diperiksa, pasien tersebut dinyatakan positif COVID-19.

Kondisi pasien tersebut semakin memburuk dengan terus-menerus mengalami sesak napas. Dalam utasnya, Disa menjelaskan bahwa kadar oksigen darahnya sampai di taraf 50-60 persen dengan 50 kali napas dalam semenit. Normalnya tingkat saturasi oksigen darah pada manusia adalah 95-100 persen.

"Pasien ini memerlukan perawatan ICU untuk distabilkan. Makanya rumah sakit kami membantu mencari rumah sakit rujukan, tapi keadaannya semua rumah sakit full di Jakarta. Begitupun rumah sakit di sekitar Jakarta seperti Tangerang," jelas Disa saat dihubungi detikcom, Rabu (16/9/2020).

Ia menceritakan bahwa keluarga pasien juga turut mencarikan rumah sakit sampai akhirnya satu rumah sakit merespons. Sayangnya, kondisi pasien tidak memungkinkan untuk melakukan perpindahan karena kondisi pasien mengalami pemburukan dengan cepat.

Di akhir, pasien tidak dapat diselamatkan. Keterbatasan fasilitas terutama ICU menjadi salah satu persoalan utama menurutnya yang harus diperbaiki. Disa sebagai salah satu penyintas COVID-19 menjelaskan bahwa tidak semua orang dapat melakukan isolasi mandiri karena ada beberapa aspek yang harus diperhatikan sebelum melakukan isolasi mandisi. Aspek tersebut misalnya keadaan rumah, dukungan keluarga dan dukungan tenaga profesional.

"Dalam hal aspek tersebut tidak dapat terpenuhi, rumah sakit menjadi penting," tutupnya.
https://indomovie28.net/julieta/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar