Kamis, 17 September 2020

Pilu Kisah Dokter 'Kehilangan' Pasien COVID-19 karena Rujukan Penuh Semua

 Pandemi virus Corona COVID-19 membuat para tenaga kesehatan kewalahan dalam menangani pasien, terlebih saat pasien COVID-19 semakin membludak. Salah satu kisahnya dibagikan oleh seorang dokter, Disa Eldralyn, melalui akun Twitter miliknya @edralynnn yang kemudian viral.
Ia menceritakan pasien yang baru ia tangani selama tiga hari awalnya mengeluhkan gejala demam dan batuk. Setelah diperiksa, pasien tersebut dinyatakan positif COVID-19.

Kondisi pasien tersebut semakin memburuk dengan terus-menerus mengalami sesak napas. Dalam utasnya, Disa menjelaskan bahwa kadar oksigen darahnya sampai di taraf 50-60 persen dengan 50 kali napas dalam semenit. Normalnya tingkat saturasi oksigen darah pada manusia adalah 95-100 persen.

"Pasien ini memerlukan perawatan ICU untuk distabilkan. Makanya rumah sakit kami membantu mencari rumah sakit rujukan, tapi keadaannya semua rumah sakit full di Jakarta. Begitupun rumah sakit di sekitar Jakarta seperti Tangerang," jelas Disa saat dihubungi detikcom, Rabu (16/9/2020).

Ia menceritakan bahwa keluarga pasien juga turut mencarikan rumah sakit sampai akhirnya satu rumah sakit merespons. Sayangnya, kondisi pasien tidak memungkinkan untuk melakukan perpindahan karena kondisi pasien mengalami pemburukan dengan cepat.

Di akhir, pasien tidak dapat diselamatkan. Keterbatasan fasilitas terutama ICU menjadi salah satu persoalan utama menurutnya yang harus diperbaiki. Disa sebagai salah satu penyintas COVID-19 menjelaskan bahwa tidak semua orang dapat melakukan isolasi mandiri karena ada beberapa aspek yang harus diperhatikan sebelum melakukan isolasi mandisi. Aspek tersebut misalnya keadaan rumah, dukungan keluarga dan dukungan tenaga profesional.

"Dalam hal aspek tersebut tidak dapat terpenuhi, rumah sakit menjadi penting," tutupnya.

Fakta di Balik Viralnya Antrean Ambulans di RS Wisma Atlet

Pihak Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet mengaku antrean ambulans yang ramai diperbincangkan di media sosial benar adanya. Pasalnya, pada Selasa malam (15/9/2020) ada peningkatan pasien hingga 100 persen.
"Ambulans ini datang dalam waktu yang bersamaan. Tadi malam itu hampir peningkatan kedatangan itu mencapai 100 persen. Kemarin itu yang datang sekitar 300-an dan bertambah lagi," tutur Kepala Staf Kodam Jaya Brigjen TNI. M. Saleh Mustafa dalam siaran Youtube BNPB, Rabu (16/9/2020).

Namun, Saleh menegaskan kapasitas RSD Wisma Atlet sebenarnya masih tersedia. Antrean yang terjadi kala itu bukan disebabkan kapasitas RSD Wisma Atlet penuh.

Lantas berapa banyak sih kapasitas RSD Wisma Atlet yang sudah terisi? Berikut detailnya.

Tower 4
Tempat tidur: 1.546
Penghuni: 0

Tower 5
Tempat tidur: 1.570
Penghuni: 610

Tower 6
Tempat tidur: 1.036
Penghuni: 922

Tower 7
Tempat tidur: 1.578
Penghuni: 798

Perlu diketahui, tower 4 dan 5 sendiri ditujukan khusus pasien Corona yang tak bergejala. Sementara untuk pasien Corona yang bergejala ditempatkan pada tower 6 dan 7.

Tanda-tanda Happy Hypoxia, Gejala COVID-19 yang Tersamar Tapi Fatal

Gejala COVID-19 happy hypoxia diwaspadai banyak orang karena bisa membahayakan nyawa. Pasalnya, happy hypoxia terjadi kala pasien mengalami kekurangan kadar oksigen tanpa merasakan sesak napas.
Kondisi ini bisa menyebabkan pasien mengalami kondisi fatal secara tiba-tiba, karena tidak mengalami gejala apapun sebelumnya. Spesialis paru dari RS Persahabatan, dr Erlina Burhan MSc, SpP, mengatakan happy hypoxia bisa terjadi karena adanya kerusakan pada saraf yang mengantarkan sensor sesak ke otak.

Kondisi ini menyebabkan otak tidak memberikan respons untuk mengenali kekurangan oksigen di dalam darah. Seharusnya, pada kondisi normal, otak mengirim sinyal ke tubuh untuk mengambil oksigen sebanyak-banyaknya dengan cara bernapas cepat sehingga terlihat

"Tapi pada beberapa pasien COVID-19, kondisi ini (sesak) tidak terjadi karena sudah ada kerusakan pengiriman sinyal ke otak," kata dr Erlina dalam siaran Youtube BNPB, Rabu (16/9/2020).

Meskipun gejala COVID-19 happy hypoxia berbahaya karena tidak menunjukkan gejala sesak napas, ada beberapa ciri yang bisa diwaspadai. Bagaimana cara mengetahui ciri-ciri happy hypoxia pada pasien COVID-19?

"Gejala COVID-19 sangat bervariasi. Ada yang hanya anosmia, ada yang hanya pusing. Tapi kalau gejalanya bertambah, terutama batuk dan batuknya menetap, itu kelainan di paru sudah cukup luas. biasanya kalau sudah terjadi hypoxia dalam waktu yang cukup lama, pasien akan mengalami penurunan kesadaran," jelas dr Erlina.

Ini empat tanda yang harus kamu waspadai:
- Bila gejala bertambah
- Bila batuk menetap
- Bila keluhan makin melemas
- Bila warna bibir atau ujung jari mulai kebiruan.
https://indomovie28.net/pressure/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar