Asupan nutrisi berpengaruh pada pH atau tingkat keasaman vagina. Dampaknya adalah pertumbuhan mikroba yang tidak seimbang, sehingga memicu keputihan.
Karena itu, sangat dianjurkan untuk menjaga pola makan. Tidak hanya untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan, tetapi juga agar kesehatan Miss V juga ikut terjaga.
Dikutip dari everyday wellness, berikut makanan yang tidak baik untuk kesehatan vagina:
1. Makanan manis
Makanan manis tidaklah baik untuk kesehatan vagina. Sebab, ragi yang ada di vagina sangat menyukai gula. Jadi semakin banyak kamu mengkonsumsi gula, semakin besar juga kemungkinan kamu terkena infeksi vagina.
2. Asparagus
Asparagus memang makanan lezat yang kaya akan nutrisi. Akan tetapi asparagus bisa membuat air kencing menjadi bau. Selain itu, asparagus juga bisa memperburuk keseimbangan pH pada vagina.
3. Bawang
Bukan hanya memengaruhi bau mulut dan badan. Makan bawang juga dapat membuat vagina menjadi bau. Sebab, bawang dapat memengaruhi perkembangan flora pada vagina sehingga menimbulkan bau tak sedap.
4. Makanan goreng
Makanan yang digoreng tentunya memiliki kadar lemak yang tinggi, sehingga sangat berdampak pada pertumbuhan bakteri. Hal ini tentunya dapat meningkatkan risiko infeksi atau vaginosis bakteri.
https://indomovie28.net/take-down-2/
Cerita Wanita Tularkan COVID-19 ke 15 Orang Saat di Pesawat
Seorang penumpang pesawat menularkan virus Corona ke 15 orang lainnya yang berada di penerbangan yang sama dengan dirinya. Saat itu ia melakukan penerbangan dari London ke Vietnam menggunakan pesawat Vietnam Airlines.
Penumpang tersebut diketahui adalah seorang perempuan berusia 27 tahun asal Vietnam. Sebelum melakukan penerbangan, ia mengalami sakit tenggorokan dan batuk pada 1 Maret 2020. Berdasarkan studi di jurnal Emerging Infectious Disease, setelah empat hari diperiksa ia dinyatakan positif terinfeksi virus Corona.
Setelah dipastikan positif COVID-19, pejabat kesehatan melakukan pelacakan kontak pada 10 Maret 2020. Hasil yang didapatkan yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ternyata wanita tersebut telah menularkan penyakit tersebut pada 14 penumpang dan satu anggota awak di pesawat Vietnam Airlines.
"Risiko penularan SARS-CoV-2 di dalam pesawat selama penerbangan jarak jauh terbukti terjadi dan berpotensi menyebabkan penularan COVID-19 dalam jumlah besar," jelas studi tersebut yang dikutip dari New York Post, Senin (21/9/2020).
Saat itu, penerbangan Vietnam Airlines mengangkut 217 penumpang. Tetapi, menurut penelitian tersebut penerbangan dan di bandara tersebut tidak mewajibkan penggunaan masker wajah.
Namun saat pesawat sampai di Hanoi, seluruh penumpang yang sampai dari berbagai negara termasuk daerah yang terinfeksi virus Corona, seperti Inggris diperiksa. Di bandara, mereka diperiksa menggunakan thermal camera untuk melihat adanya peningkatan suhu di tubuh para penumpang.
Sampai saat ini masih belum jelas apakah saat di bandara wanita tersebut terdeteksi memiliki gejala atau tidak. Tetapi, pada 5 Maret 2020, gejala yang dialaminya semakin memburuk dan akhirnya dinyatakan positif terinfeksi COVID-19 setelah mendapat perawatan di rumah sakit.
Selain para penumpang dan awak pesawat di Vietnam Airlines, wanita tersebut juga menginfeksi orang lain. Penelitian tersebut mengatakan ia menginfeksi tiga teman sekamarnya dan seorang temannya di London yang ia kunjungi sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar