Selasa, 22 September 2020

Hal-hal yang Dibenci Pasangan Saat Bercinta, Bikin si Dia Jadi Tak Bergairah

 Seks idealnya dilakukan untuk dapat memuaskan hasrat masing-masing pasangan. Namun ada juga lho beberapa hal yang pria dan wanita tidak sukai selama seks. Adakah salah satu di antara hal berikut yang rupanya sering kamu lakukan saat bercinta?

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh healthcom mensurvei 3.000 orang dewasa untuk mencari tahu hal apa yang tidak mereka sukai selama bercinta. Beberapa hasil survei ternyata cukup mengejutkan karena umumnya sering diabaikan saat bercinta. Alih-alih sesi bercinta makin 'panas', pasangan malah tidak bergairah.


Dalam survei tersebut, 30 persen responden wanita menjawab mereka tidak menyukai jika pasangan mereka minder selama melakukan seks sebagai hal yang paling mereka tidak sukai. Sedangkan di sisi lain, 34 persen pria menyatakan bahwa ketidaksukaan mereka selama seks yaitu durasi seks yang singkat.


Durasi seks yang singkat juga menjadi hal yang tidak disukai wanita, lho. Terbukti 29 persen responden menjawab hal ini. Hal-hal yang wanita tidak sukai selanjutnya adalah tidak mencapai orgasme dengan perolehan suara 28 persen, tidak menyukai adanya interupsi dalam seks yaitu sebanyak 27 persen, dan orang yang tidak menyukai minimnya pemanasan sebelum seks sebanyak 24 persen.


Sedangkan hal yang tidak disukai pria setelah durasi seks yang singkat adalah tidak dapat membuat pasangan orgasme dengan perolehan suara 30 persen. Pria juga tidak menyukai adanya interupsi, ada 28 persen responden pria sepakat dengan hal ini. Sementara itu, 21 persen responden pria lainnya merasa tidak suka ketika tidak mendapat orgasme dan 17 persen lainnya tidak suka jika terkena infeksi menular seksual setelah melakukan seks.

https://indomovie28.net/akhir-kisah-cinta-si-doel/


Hati-hati, Sering Nyinyir Bisa Bahayakan Jantung


 Jika kamu adalah seorang yang memiliki kepribadian nyinyir, menyindir orang lain atau sering bercanda dengan sarkasme, mungkin sebaiknya kamu berhenti dan mengurangi kebiasaan tersebut.

Dikutip dari Daily Mail, sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti University of Tennessee di Amerika Serikat, menunjukkan orang yang mempunyai sifat bermusuhan, sarkasme, mudah tersinggung, tidak sabaran, atau mudah tersinggung memiliki kesehatan jantung yang rentan. Hal ini diketahui setelah mensurvei 2.300 orang yang mengalami serangan jantung.


Penelitian tersebut dilakukan selama 24 bulan dengan melakukan pendekatan karakter dari masing-masing pasien. Setelah dua tahun penelitian, peneliti menemukan adanya hubungan tingkat kelangsungan hidup dengan skor kepribadian pasien.


Hasilnya, orang yang suka memusuhi orang lain berisiko tinggi terkena serangan jantung, dan cenderung meninggal ketika mengalami serangan jantung yang berulang. Artinya, kepribadian seseorang dapat mempengaruhi kesehatan jantungnya, baik melalui mekanisme perilaku dan psikologis.


Faktor kepribadian diketahui dapat memulai gejala penyakit jantung dan meningkatkan hasil klinis yang buruk. Terlebih, dalam penelitian yang berbeda ditemukan orang-orang yang optimis memiliki kesehatan jantung yang lebih baik, karena bisa mengurangi hormon stres, tekanan darah, dan denyut nadi."Orang yang suka memusuhi orang lain telah meningkatkan waktu pembekuan darah, tingkat adrenalin yang lebih tinggi di atas tingkat kolesterol dan trigliserida normal, serta peningkatan reaktivitas jantung," tulis peneliti dalam jurnalnya yang terbit di European Journal of Cardiovascular Nursing.


Orang-orang yang memiliki pandangan positif terhadap orang lain, makan-makanan sehat, banyak berolahraga, dan sering minum. Beda halnya bagi mereka yang merokok.


Selain itu, para peneliti meyakini bahwa suasana hati seseorang bisa mengubah tingkat hormon. Sementara memiliki sifat optimistis bisa mengurangi stres, hormon kecemasan seperti adrenalin dan kortisol yang dapat membebani jantung dan meningkatkan tekanan darah.


"Suka memusuhi orang lain adalah ciri kepribadian yang mencakup sifat sarkastik, sinis, kesal, tidak sabaran atau mudah tersinggung," jelas Tracey Vitori, peneliti dari University of Tennessee.


"Bukan hanya dari satu kejadian, melainkan dari bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain. Mengendalikan kebiasaan dan gaya hidup bisa meningkatkan prospek harapan hidup pasien serangan jantung," pungkasnya.

https://indomovie28.net/brownies/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar