Rabu, 16 September 2020

10 Negara dengan Kasus COVID-19 Tertinggi di Asia, Indonesia Ranking Berapa?

 Virus Corona COVID-19 masih mewabah di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri jumlah kasus positif COVID-19 sudah mencapai 225.030 kasus pada Selasa (15/9/2020).
Berdasarkan data Worldometers, saat ini total kasus COVID-19 di dunia sudah tembus di angka 29.717.040 kasus. Sementara total kasus sembuh sudah mencapai 21.530.783 orang dan 938.447 lainnya meninggal dunia.

Benua Asia pun menjadi salah satu penyumbang terbesar kasus COVID-19, yakni sebanyak 8.838.865 kasus. Lebih dari separuh total kasusnya berasal dari India, yang sudah melaporkan 5.018.034 kasus COVID-19.

Berikut daftar 10 negara dengan kasus COVID-19 tertinggi di Asia pada Rabu (16/9/2020) pagi.

1. India
- Total kasus: 5.018.034
- Kasus sembuh: 3.939.111
- Kasus meninggal: 82.091

2. Iran
- Total kasus: 407.353
- Kasus sembuh: 349.984
- Kasus meninggal: 23.453

3. Bangladesh
- Total kasus: 341.056
- Kasus sembuh: 245.594
- Kasus meninggal: 4.802

4. Arab Saudi
- Total kasus: 326.930
- Kasus sembuh: 305.022
- Kasus meninggal: 4.338

5. Pakistan
- Total kasus: 302.424
- Kasus sembuh: 290.261
- Kasus meninggal: 6.389

6. Irak
- Total kasus: 298.702
- Kasus sembuh: 233.346
- Kasus meninggal: 8.166

7. Turki
- Total kasus: 294.620
- Kasus sembuh: 261.260
- Kasus meninggal: 7.186

8. Filipina
- Total kasus: 269.407
- Kasus sembuh: 207.352
- Kasus meninggal: 4.663

9. Indonesia
- Total kasus: 225.030
- Kasus sembuh: 161.065
- Kasus meninggal: 8.965

10. Israel
- Total kasus: 164.402
- Kasus sembuh: 120.727
- Kasus meninggal: 1.147

Di Masa Depan, COVID-19 Kemungkinan Akan Jadi Penyakit Musiman

Pandemi virus Corona COVID-19 akan berakhir ketika sebagian besar penduduk dunia memiliki kekebalan terhadapnya. Hal ini bisa dicapai lewat infeksi alami, atau yang lebih diharapkan yaitu dengan vaksin.
Hanya saja menurut peneliti dalam laporannya di jurnal Frontiers in Public Health, kemungkinan yang terjadi di masa depan adalah COVID-19 akan menjadi penyakit musiman sama seperti influenza. Peneliti menyebut kehadiran vaksin bisa menghambat laju penularan tapi tidak bisa benar-benar memusnahkan COVID-19.

Peneliti Hassan Zaraket dari American University of Beirut menjelaskan hampir tidak ada vaksin yang bisa 100 persen efektif. Sementara itu studi awal juga melihat efek perlindungan dari beberapa kandidat vaksin tidak bersifat permanen.

Artinya akan selalu ada sebagian kecil populasi yang tidak memiliki kekebalan dan bisa terinfeksi.

Pada tahap ini maka COVID-19 diprediksi jadi penyakit musiman. Sesuai dengan temuan studi awal yang melihat di musim dingin penularan lebih mudah terjadi, sama seperti virus-virus lain.

"COVID-19 akan terus ada dan menyebabkan wabah di sana-sini sepanjang tahun sampai akhirnya herd immunity tercapai," kata Hassan seperti dikutip dari Live Science, Rabu (16/9/2020).

"Jadi apa yang perlu dipelajari publik adalah bagaimana agar bisa terus menerapkan upaya pencegahan terbaik, termasuk di antaranya memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan," lanjutnya.
https://nonton08.com/hunting-list/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar