Selasa, 04 Agustus 2020

Pakar Biomolekuler Bantah Hadi Pranoto Soal Corona Mati di 350 Derajat Celcius

 Hadi Pranoto belakangan ini ramai diperbincangkan usai tampil di YouTube musisi Anji. Selain mengaku dirinya sebagai pakar mikrobiologi dan 'penemu' antibodi COVID-19, Hadi juga menyebut virus Corona COVID-19 baru bisa mati di suhu 350 derajat celcius.
Pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, PhD mempertanyakan pendapat tersebut. Menurutnya, virus Corona berdasarkan penelitian ilmiah yang terpercaya sudah bisa mati pada pemanasan dengan suhu 95 derajat celcius.

"Studi di Prancis itu mereka sudah coba dari berbagai temperatur dan pada temperatur 95 derajat celcius itu mati semua dalam artian tidak aktif lagi ini partikel virusnya," kata Ahmad saat dihubungi detikcom, Senin (3/8/2020).

Ahmad menjelaskan, lapisan protein dan RNA dari virus Corona COVID-19 akan rusak di suhu 95 derajat celcius, sehingga virus tidak bisa lagi berkembang biak.

"Jadi nggak perlu sampai dipanaskan 350 derajat. Malah pertanyaan seperti itu harusnya dikembalikan ke beliau. Beliau bisa menyatakan itu dari literatur yang mana yang menyatakan itu?" tuturnya.

Ini Alasan ASI Bisa Bantu Jaga Daya Tahan Tubuh Si Kecil

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif kepada si kecil merupakan hal yang penting dilakukan. Terutama pada 6 bulan pertama saat si kecil belum dapat menelan makanan apapun, ASI berperan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil sehingga kesehatan dan daya tahan tubuhnya tetap terjaga.
Dilansir dari American Pregnancy, ASI mengandung berbagai jenis nutrisi yang penting bagi si kecil seperti protein untuk mencegah virus dan bakteri; lemak untuk perkembangan otak; karbohidrat untuk memberi energi kepada si kecil; serta vitamin A, D, E, dan K yang semuanya penting untuk mereka.

Selain nutrisi-nutrisi tersebut, kandungan ASI lain yang tak kalah penting adalah probiotik (bakteri baik). Probiotik berperan untuk membantu pencernaan si kecil tetap lancar. Dengan pencernaan yang lancar, si kecil mampu menyerap semua nutrisi tersebut masuk ke tubuhnya sehingga manfaatnya pun dapat dirasakan.

Seperti yang diketahui bahwa sistem imun pada masa awal kehidupan si kecil belum matang. Di sini ASI dengan probiotiknya berperan untuk membantu memperkuat daya tahan tubuh si kecil sehingga ia tak mudah terserang penyakit.

Namun perlu dipahami, tidak semua jenis bakteri memiliki peran sebagai probiotik (bakteri baik). Bakteri yang ditetapkan sebagai probiotik perlu mendapatkan lisensi dari U.S Food & Drug Administration (FDA), yaitu lisensi Generally Recognized as Safe, salah satunya adalah Bifidobacterium.

Jurnal dari American Society for Microbiology menyebut mikrobiota seperti genus Bifidobacterium ini terlibat dalam berbagai interaksi yang mempengaruhi kesehatan usus neonatal sejak lahir. Bahkan 60% usus bayi yang berusia 1 bulan pertama telah didominasi oleh mikrobiota Bifidobacterium. Mikrobiota ini akan terus berkembang hingga mencapai 100% saat usia si kecil sudah 3 tahun.

Kemudian jurnal lain yang diterbitkan oleh MDPI mengatakan Bifidobacterium, khususnya Bifidobacterium animalis subsp lactis merupakan probiotik jenis Bifidobacterium yang paling banyak didokumentasikan dalam publikasi ilmiah. Bifidobacterium animalis subsp lactis telah teruji secara klinis untuk membantu menyehatkan pencernaan dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.

Selain itu Bifidobacterium juga melindungi si kecil dari risiko diare dan mengurangi efek samping dari antibiotik. Bifidobacterium animalis subsp lactis juga membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi pada saluran pernapasan.
https://kamumovie28.com/my-first-love-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar