Pada 4 Februari 2020 lalu, Ministry of Health (MOH) Singapura melaporkan kasus virus corona ke-21 yang terjadi di negaranya. Hal itu terjadi pada Warga Negara Indonesia (WNI) berusia 44 tahun yang bekerja sebagai pekerja migran.
Berdasarkan rilis yang diterima, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura mengimbau seluruh WNI yang ada di negara tersebut untuk tetap waspada. Selain itu, para WNI juga diharapkan untuk selalu menjaga kesehatan serta kebersihan diri dan lingkungan.
Perkembangan soal WNI yang positif terkena virus corona, saat ini ia tengah menjalani perawatan di ruang isolasi di Singapore General Hospital. Keadaannya saat ini terpantau stabil. Untuk tetap memantaunya, pihak KBRI terus melakukan komunikasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait.
Sebelumnya, WNI berusia 44 tahun tersebut dikabarkan positif terinfeksi virus corona meskipun tidak pernah memiliki riwayat perjalanan ke China. Namun, kuat diduga ini terjadi karena ia bekerja sebagai pekerja rumah tangga dari warga Singapura yang telah terbukti positif coronavirus.
Hingga 5 Februari lalu, sekitar 385 orang yang dicurigai terinfeksi virus corona. Ini terdiri dari 28 orang positif virus corona (satu orang dinyatakan pulih pada 4 Februari dan diperbolehkan pulang), 295 orang negatif coronavirus, dan 62 orang lainnya masih menunggu hasil pemeriksaan serta uji lab.
Tenggorokan Remaja Ini Bengkak, Dokter Sebut karena Vape
- Vape sering digambarkan sebagai salah satu alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan merokok. Namun sebuah penelitian baru mengungkap kalau Vape juga sama-sama memiliki resiko.
Penelitian yang dilakukan oleh para dokter di Children's National Hospital di Washington DC, menemukan seorang gadis remaja yang tenggorokannya membengkak, disebut akibat kebiasaan 'vaping'.
Remaja yang tidak disebut namanya itu mengunjungi dokter setelah suaranya menjadi serak. Ia merasa seperti ada yang sedang bersarang dalam tenggorokannya.
Awalnya dokter tidak mencurigai hal itu sebagai akibat dari kebiasaan vaping-nya. Dokter mengira remaja itu hanya mengalami alergi biasa. Namun ketika diberikan obat antihistamin, kondisi tenggorokan remaja itu belum juga membaik. Akhirnya ia segera dirujuk ke rumah sakit.
"Kami menguji spesimennya dalam sejumlah cara untuk sejumlah patogen pernapasan, termasuk virus pernapasan, virus influenza, virus Epstein-Barr, Streptococcus dan banyak lagi. Namun semua negatif," ujar Michael Jason Bozzella, salah satu dokter yang melakukan penelitian ini, dikutip dari Mirror.
Hasil tes yang dilakukan tidak menunjukkan kalau remaja tersebut terbukti terinfeksi jamur, bakteri, atau virus. Namun ketika berbicara mengenai keluhannya, remaja tersebut mengakui kalau ia memiliki kebiasaan 'vaping' selama berbulan-bulan hingga akhirnya ia merasa ada yang salah dengan tenggorokannya.
Para dokter yang tergabung dalam penelitian itu menyebut bahwa penyebab tenggorokannya menjadi bengkak adalah vape terbilang masuk akal. Dr Kathleen Ferrer, yang juga penulis senior studi ini, mengatakan kemungkinan remaja mengalami epiglottitis subakut, suatu kondisi yang bisa mengancam jiwa.
"Kasus yang tidak biasa ini menambah daftar efek buruk yang semakin meningkat disebabkan oleh vaping," katanya.
https://nonton08.com/bravetown/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar