Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, mengumumkan mundur dari jabatannya yang sudah ia pegang selama nyaris delapan tahun. Abe mengaku kondisi kesehatannya semakin buruk.
"Saya ingin meminta maaf secara tulus pada seluruh rakyat Jepang karena harus meninggalkan posisi yang masa jabatannya masih ada setahun, di tengah masalah corona dan berbagai kebijakan masih dalam proses implementasi," kata Abe sambil membungkuk, dikutip dari BBC, Jumat (28/8/2020).
Abe diketahui sudah lama menderita penyakit kolitis ulseratif kronis sejak masa SMA. Penyakit ini sebelumnya pernah membuat Abe pensiun dini pada tahun 2007 lalu.
Kini Abe mengaku mundur sebagai PM Jepang untuk alasan penyakit yang sama.
Dikutip dari Reuters, kolitis ulseratif adalah penyakit peradangan yang terjadi pada usus hingga menimbulkan luka pada dinding saluran cerna. Gejalanya mulai dari diare, kram perut, penurunan berat badan, hingga kelelahan.
Penyebab kolitis ulseratif tidak diketahui pasti, namun kemungkinan berhubungan dengan genetik. Stres dan diet yang buruk disebut-sebut dapat memperburuk kondisi.
Bila kolitis ulseratif tidak ditangani dengan baik maka berisiko menimbulkan komplikasi mulai dari kanker usus, penyumbatan pembuluh darah, hingga usus sobek.
Novel Baswedan Positif Corona, Ini 4 Kemungkinan Pasien Bisa Minim Gejala
- Penyidik KPK Novel Baswedan positif terinfeksi virus Corona COVID-19 dengan kondisi minim gejala. Ia mengaku memang sempat demam tiga pekan lalu dan batuk-batuk sampai hari dirinya dites swab.
"Iya kemarin tes swab semua penyidik dan dibilang positif. Tapi memang aku tidak ada gejala apa-apa," kata Novel kepada detikcom, Jumat (28/8/2020).
"Mungkin itu tercapture Corona, atau Corona beneran nggak tahu," lanjutnya.
Sebagian pasien yang terinfeksi COVID-19 memang diketahui bisa tidak atau minim memiliki gejala. Dalam dunia medis hal ini dikenal sebagai kasus asimtomatik atau biasa disebut juga dengan istilah orang tanpa gejala (OTG).
Apa penyebabnya? Menurut beberapa studi ada empat kemungkinan yang bisa menjelaskan fenomena seperti yang dialami Novel Baswedan.
1. Respons imun yang baik
Kemungkinan pertama adalah para OTG memiliki respons imun yang bagus terhadap infeksi. Rata-rata pasien dengan gejala parah diketahui datang dari kelompok usia tua dan atau memiliki kondisi penyakit penyerta.
Studi yang dipublikasi di jurnal Cell memperkuat dugaan tersebut. Temuan dari tim peneliti Karolinska Institutet, Swedia, menemukan rata-rata orang yang minim gejala memiliki sistem imun sel T yang bereaksi cepat terhadap infeksi virus.
2. Imunitas silang
Studi menemukan ada populasi orang-orang yang sudah memiliki imunitas terhadap COVID-19, bahkan sebelum dirinya terinfeksi. Hal ini diduga karena mereka pernah terinfeksi virus lain dan memicu respons sistem imun yang juga bisa bereaksi terhadap COVID-19.
Sebagai contoh, peneliti Singapura menemukan orang-orang mantan pasien SARS memiliki sel T yang bisa bereaksi terhadap COVID-19.
3. Genetik
Studi yang dipublikasi di jurnal JAMA meneliti mengapa ada orang dewasa muda tanpa penyakit penyerta yang akhirnya mengalami gejala parah. Peneliti melihat ada kemungkinan ini karena faktor genetik.
4. Viral load
Viral load atau jumlah virus di awal infeksi disebut juga kemungkinan berperan dalam tingkat keparahan gejala. Bisa jadi saat seseorang terinfeksi, jumlah virus yang masuk ke tubuhnya tidak banyak sehingga gejala yang ditimbulkan juga jadi minim.
https://nonton08.com/bad-moms/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar