Pernahkah kamu memerhatikan logo brand yang ada di T-shirt atau polo shirt yang dipakai? Jika benar-benar diperhatikan, kamu akan sadar, kalau logo brand pada pakaian selalu berada di sebelah kiri pemakainya.
Penempatan logo brand yang besarnya tak seberapa ini mungkin terkesan sepele. Tapi ternyata ada alasan yang cukup strategis di balik penempatan logo di sisi kiri baju.
Pertama-tama kamu harus paham pentingnya logo itu sendiri. Bagi sebuah brand, logo sangatlah penting untuk membangun kesan pertama pada publik maupun audiens.
Bagaimana agar logo itu selalu diingat dan dilihat orang? Tempatkanlah di mana dia langsung mendapat perhatian. Di mana? Sisi atau sebelah kiri.
Menurut studi yang dilakukan Nielsen Norman Group, logo yang berada di bagian kiri atas akan diingat untuk waktu yang lebih lama ketimbang logo sebelah kanan. Kemungkinan orang mengingat kembali sebuah logo lebih tinggi 89 persen ketika ditempatkan di sisi kiri.
Selain itu penempatan logo ini juga mengikuti refleks sebagian besar orang. Seperti dikutip dari Brightside, orang cenderung lebih sering melirik ke sisi kiri dibandingkan sisi kanan. Oleh karena itu logo brand akan lebih terlihat ketika orang memandang sebuah objek.
Selain itu ketika dua orang bersalaman, mereka juga cenderung akan melihat sisi kiri pakaian, di mana logo tersebut terpasang. Tak hanya logo, tag nama, pin atau bros juga selalu disematkan di sisi kiri pakaian agar lebih menarik mata orang.
Coba saja cek baju-baju kamu di rumah. Apakah semua logonya ada di sisi kiri?
Jangan Salah, Ini 8 Cara Layering Skincare yang Benar
Layering skincare atau menumpuk beberapa produk skincare dipercaya dapat membuat kulit menjadi lebih sehat dan glowing. Tapi tidak semua orang benar-benar paham bagaimana cara melakukannya, terutama para pemula yang baru memasuki dunia per-skincarean. Agar tidak salah, berikut ini beberapa cara layering skincare yang benar seperti dikutip dari Allure.
1. Mulai dengan Produk yang Ringan
Cara layering skincare yang pertama adalah dengan memulai menggunakan produk yang ringan. Setelah toner, kamu bisa melanjutkannya dengan menggunakan serum. Menurut Ranella Hirsch, dokter kulit bersertifikat di Boston, serum merupakan produk skincare ringan yang dapat memberikan bahan-bahan aktif ke dalam kulit dengan cara yang paling efisien. Kamu bisa memilih dua atau tiga serum sesuai dengan masalah kulit yang kamu miliki. Serum yang memiliki kandungan peptida di dalamnya biasanya ditujukan untuk mengatasi kerutan. Untuk pemilik kulit berminyak, kamu bisa mencoba menggunakan serum berkandungan asam salisilat. Sedangkan untuk mengatasi kemerahan, kamu bisa memilih serum yang memiliki kandungan licorice atau lidah buaya.
2. Tambahkan Antioksidan
Cara layering skincare yang kedua adalah dengan menambahkan produk skincare yang mengandung antioksidan, seperti vitamin C. Vitamin C adalah salah satu kandungan yang dibutuhkan oleh kulit untuk membuatnya menjadi lebih cerah, melindungi terhadap kerusakan akibat sinar matahari, serta meningkatkan produksi kolagen. Ahli kimia kosmetik, Ni'Kita Wilson merekomendasikan penggunaan serum vitamin C yang kuat. Namun perlu diingat untuk tidak memasangkannya dengan toner atau pelembap yang mengandung asam alfa hidroksi, seperti glikolat.
3. Berikan Jeda saat Layering Skincare
Cara layering skincare yang ketiga adalah dengan memberikan jeda atau selang waktu antara produk satu dengan lainnya. Misalnya, kamu menggunakan toner yang dapat berfungsi untuk mengangkat sel kulit mati dan melembapkan kulit, sehingga dapat membuat rangkaian skincaremu selanjutnya dapat menyerap lebih maksimal ke dalam kulit. Jika kamu ingin memaksimalkan fungsinya maka biarkan toner tersebut terserap terlebih dahulu ke dalam kulit. Berikan jeda setidaknya satu menit sebelum melanjutkan ke produk skincare selanjutnya.
https://nonton08.com/totsuzen-oshikaketekita-kitano-kimi-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar