Sabtu, 29 Agustus 2020

Vaksin Merah Putih Tak Terdaftar di WHO, Ini Kata Satgas COVID-19

 Indonesia juga mengembangkan vaksin Corona. Vaksin Corona buatan Indonesia Merah Putih dikembangkan Lembaga Biomolekuler Eijkman (LBME).
Sebelumnya, Direktur LBME, Prof Amin Soebandrio, mengatakan pihak mereka menargetkan akan menyerahkan bibit vaksin Corona pada industri pada bulan Februari atau Maret 2020. Setelah itu akan dilakukan uji klinis fase I, II, dan III.

Namun, vaksin Corona Merah Putih tidak ada dalam daftar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait vaksin yang tengah dikembangkan. Jubir Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito angkat bicara mengapa vaksin Corona Merah Putih tidak ada dalam daftar WHO.

"Vaksin Corona Merah Putih tidak ada di daftar WHO karena masih dalam pengembangan tahap awal," ungkapnya dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube Jumat (28/8/2020).

Prof Wiku menjelaskan vaksin Corona Merah Putih tentu nantinya akan terdaftar di WHO. "Jika nanti uji klinis sudah berjalan tentu akan didaftarkan pada WHO," ungkapnya dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube Jumat (28/8/2020).

Aktor 'Black Panther' Chadwick Boseman Meninggal karena Kanker Usus Besar

Pemeran Black Panther, Chadwick Boseman, meninggal dunia pada usia 43 tahun. Kabar ini langsung disampaikan keluarganya lewat pernyataan yang disampaikan pada akun Twitter resmi Chadwick Boseman.
Boseman disebut meninggal setelah berjuang melawan penyakit kanker usus yang diidapnya. Boseman diketahui sudah mengidap kanker usus besar sejak 4 tahun lalu.

"Chadwick didiagnosa mengidap kanker usus besar stadium III pada 2016 dan berjuang melawan penyakitnya selama 4 tahun saat berkembang ke tahap iv," tulis pernyataan keluarganya.

Keluarganya berterima kasih atas kasih dan doanya serta meminta untuk tetap menghormati privasi mereka dalam keadaan duka. Boseman meninggal pada rumahnya di Los Angeles dengan istri dan keluarganya di sisinya.

Dikutip dari Mayo Clinic, kanker usus besar umumnya sering menyerang usia lanjut, yaitu 50 tahun ke atas meski bisa terjadi pada usia berapa pun. Jika kanker usus besar berkembang, beberapa perawatan yang bisa diberikan termasuk operasi, terapi radiasi, dan perawatan obat, seperti kemoterapi, terapi bertarget, dan imunoterapi.

Penyebab pasti kanker usus besar tidak diketahui, tetapi faktor risiko tertentu sangat terkait dengan penyakit ini, termasuk pola makan, merokok, dan penggunaan alkohol dalam jumlah besar. Selain itu, orang dengan sindrom kanker herediter tertentu atau riwayat keluarga kanker usus memiliki risiko tinggi terkena penyakit ini.

Kementan Tetapkan Ganja Sebagai Komoditas Binaan Tanaman Obat

 Kementerian Pertanian memasukkan ganja (Cannabis sativa) sebagai salah satu komoditas tanaman obat.
Ketetapan ini dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 104/KPTS/HK.140/M/2/2020 tentang Komoditas Binaan Kementerian Pertanian yang ditandatangani Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sejak 3 Februari.

"Komoditas binaan dan produk turunananya dibina oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal Perkebunan, dan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan," bunyi Kepmentan yang diunggah di laman resminya, Sabtu (29/8/2020).

Berdasarkan Kepmen tersebut, ganja termasuk dalam jenis tanaman obat di bawah binaan Direktorat Jenderal Holtikultura Kementan. Total ada 66 jenis tanaman obat lain termasuk di antaranya brotowali, lempuyang, sambiloto, dan kratom.

Lampiran tersebut juga memuat jenis tanaman dan hewan ternak yang masuk komoditas binaan Kementerian Pertanian.

Untuk jenis buah-buahan sebanyak 60 jenis, sayuran 42 jenis, dan terbanyak tanaman hias berjumlah 361 jenis.

Ganja selama ini masuk dalam jenis narkotika golongan I menurut Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. UU tersebut melarang konsumsi, produksi, hingga distribusi narkotika golongan I.
https://kamumovie28.com/cafe-society/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar