Rabu, 26 Agustus 2020

Stres, Begini Cara Mas Menteri Nadiem Mengatasinya

 Setiap profesi dan jabatan punya risiko. Apalagi dengan jabatan setingkat menteri pendidikan di masa pandemi global COVID-19 seperti sekarang ini. Kontroversi terhadap setiap kebijakan yang dibuat niscaya melahirkan pro kontra. Nadiem Makarim mengakui dirinya kerap dilanda stres dan banyak tak tidur selama menjadi menteri pendidikan.
Bagaimana dia kemudian mengatasinya?

Lelaki kelahiran Singapura, 4 Juli 1984 itu menyebut sang isteri, Franka Franklin sebagai pelabuhan tempat mencurahkan segalanya. Juga kepada kedua orang tuanya, pengacara senior Nono Anwar Makarim dan Atika Algadrie.

"Saya biasa curhat ke isteri yang penuh pengertian. Tanpa dia saya tak tahu apakah akan dapat melalui masa-masa yang sulit ini," kata Nadiem Makarim dalam program Blak-blakan yang tayang di detik.com, Rabu (26/8/2020.

Tapi yang paling efektif dan konsisten untuk melepas stres itu, mantan bos Gojek itu melanjutkan, bukan curhat ke orang lain tapi bermain-main dengan putri sulungnya, Solara dan dua adiknya yang lain. "Itu meditasi dan terapi saya," tegas Nadiem.

Pada saat bermain dengan anak, ia melanjutkan,menurut Nadiem Makarim, ada dua hal yang terjadi yakni, secara emosional bisa lebih stabil dan kalem. Anak-anak juga mengingatkan dirinya untuk siapa gerangan menjalani tugas berat ini. Yaitu untuk masa depan semua anak Indonesia.

"Itu yang memotivasi saya. Jadi enggak apalah terpukul-pukul, tertembak-tembak, itu risiko kepemimpinan di masa krisis kan," ujarnya.

Seberapa Efektif Cek Suhu Cegah Penularan Corona di Kantor? Ini Kata WHO

Beberapa perkantoran yang kembali beraktivitas menerapkan cek suhu tubuh di pintu masuk untuk mencegah penularan virus Corona. Namun, tetap saja beberapa kali dilaporkan penularan Corona di kantor hingga akhirnya terpaksa kembali ditutup.
Apa ini artinya upaya pemeriksaan suhu tidak efektif?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa cek suhu bisa dilakukan sebagai satu paket, bagian dari penerapan protokol kesehatan yang menyeluruh. Melakukan cek suhu saja tidak dianjurkan karena tidak bisa mendeteksi seluruh kasus.

"Cek suhu tidak bisa mendeteksi seluruh kasus COVID-19, karena individu yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan gejala tapi bisa menularkan penyakitnya. Orang-orang juga bisa saja mengonsumsi obat penurun panas karena takut konsekuensi tidak masuk kerja," tulis WHO dikutip dari situs resminya pada Rabu (26/8/2020).

"Mengandalkan pemeriksaan suhu saja tidak bisa menghentikan penularan COVID-19 di tempat kerja," lanjut WHO.

Untuk bisa cepat mendeteksi kasus Corona, WHO menyarankan semua karyawan didorong untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Cara yang mudah bisa dengan mengisi kuesioner tentang kondisi kesehatan tubuh.

Manajer atau pemilik usaha juga harus memberi dukungan agar karyawan yang menunjukkan gejala tidak perlu masuk ke kantor. Bila karyawan tertular saat bekerja, maka ini bisa dianggap sebagai penyakit karena pekerjaan (occupational disease) dan jadi tanggung jawab perusahaan.

"Bila infeksi COVID-19 terjadi karena pekerjaan, bisa dianggap occupational disease. Bila terbukti maka harus dilaporkan serta dikompensasi sesuai standar perburuhan internasional dan nasional," tulis WHO.
https://nonton08.com/knocked-down/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar