Selama pandemi virus Corona COVID-19, pusat-pusat kebugaran banyak yang ditutup. Banyak orang beralih ke olahraga mandiri di rumah masing-masing. Tapi kok sixpacks-nya nggak jadi-jadi ya?
Memang ada banyak kelebihan yang didapat saat berolahraga di pusat kebugaran. Selain peralatan lebih lengkap, bimbingan pelatih juga membuat sesi latihan lebih efektif dan maksimal.
Namun itu bukan berarti olahraga di rumah tidak bisa memberikan hasil yang sama dengan olahraga di gym. Jika hasilnya belum sesuai harapan, maka kemungkinan ada beberapa kesalahan yang dilakukan.
Di antaranya sebagai berikut:
1. Gerakannya itu-itu saja
Gerakan yang repetitif alias berulang akan memicu fatigue atau kelelahan pada kelompok otot tertentu. Sedangkan otot lain yang tidak masuk target pada gerakan tersebut, tidak terlatih sama sekali.
Para pakar menyarankan untuk memvariasikan menu latihan. Misalnya pada hari Senin fokus ke upper body, Selasa lower body, Rabu active rest, lalu Kamis fokus ke kardio.
2. Tidak pemanasan dan peregangan
Di gym, ada rekan atau pelatih yang akan mengingatkan jika seseorang memulai sesi latihan tanpa pemanasan maupun peregangan. Di rumah, hal itu tidak terjadi. Terkadang karena ingin menghemat waktu, olahraga langsung masuk menu utama.
Hasilnya, range of motion alias rentang gerak tidak optimal. Hasil latihan pun akhirnya tidak seperti yang diharapkan. Belum lagi risiko cedera yang menghantui. Jika sampai cedera, maka akan absen latihan untuk pemulihan.
3. Latihan beban sekenanya
Bersama pelatih, menu latihan di gym bisa diprogram secara berkelanjutan. Pada titik tertentu, intensitas latihan perlu ditingkatkan agar tidak terlalu ringan. Baik terlalu ringan maupun terlalu berat sama-sama akan memberikan hasil yang tidak baik.
4. Tergantung mood
Motivasi adalah salah satu faktor yang membuat orang mau berolahraga. Kadang-kadang, mood berpengaruh pada motivasi yang akhirnya membuat latihan jadi tidak konsisten. Salah satu faktor utama yang menggagalkan target latihan adalah tidak konsisten.
Kata Satgas COVID-19 Soal Makin Meningkatnya Jumlah Kasus di Indonesia
Berturut-turut, Indonesia sempat mencatatkan 3 rekor penambahan kasus baru virus Corona. Satgas COVID-19 mengaitkannya dengan kemampuan tes yang meningkat.
"Kalau kita lihat pemeriksaan spesimen hari ini, telah mengalami peningkatan. Yang semula hanya bisa 2 ribu, 3 ribu, mengalami peningkatan," kata Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo.
"Beberapa hari terakhir, total pemeriksaan bisa di atas 30 ribu, bahkan bisa di atas 33 ribu. Tapi jumlah itu otomatis menjadi kemungkinan yang terjadi (peningkatan)," lanjut Doni dalam kampanye penggunaan masker di Gelora Bung Karno, Minggu (30/8/2020).
Berturut-turut rekor yang dicatatkan adalah sebagai berikut:
Sabtu (29/8/2020): 3.308 kasus baru dari 28.905 pemeriksaan spesimen yang dilakukan.
Jumat (28/8/2020): 3.003 kasus baru dari 33.082 pemeriksaan spesimen yang dilakukan.
Kamis (27/8/2020): 2.719 kasus baru dari 29.663 pemeriksaan spesimen yang dilakukan.
Pada Minggu (30/8/2020), Satgas COVID-19 mencatatkan penambahan 2.858 kasus baru dari 25.934 spesimen yang diperiksa. Total konfirmasi positif menjadi 172.053 kasus, dengan jumlah pasien sembuh 124.185 kasus, dan meninggal 7.343 kasus.
Deretan rekor
Sementara itu, DKI Jakarta mencatatkan rekor penambahan kasus perhari sebanyak 1.100 kasus pada Minggu (30/8/2020). Libur panjang pada 16-22 Agustus 2020 disebut sebagai pemicu munculnya klaster long weekend.
Rekor lain pecah di India yang mencatatkan 78.761 kasus baru dalam 24 jam, mematahkan rekor sebelumnya yakni 77.299 kasus perhari di Amerika Serikat pada Juli 2020. Penambahan ini membuat jumlah kasus positif di seluruh dunia menembus angka 25 juta.
https://kamumovie28.com/uka-uka-the-movie-nini-tulang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar