Virus Corona COVID-19 tak hanya mempengaruhi sistem pernapasan manusia saja. Virus yang telah menjadi pandemi dunia sejak tahun 2020 ini juga bisa menyebar ke organ-organ vital dalam tubuh, salah satunya mata.
Virus Corona COVID-19 juga bisa berkumpul dan berkembang di selaput lendir, permukaan mata, kelopak mata bagian dalam.
Hal ini pun bisa mempengaruhi penglihatan kita. Diperkirakan sekitar satu hingga tiga persen orang yang terinfeksi COVID-19 juga mengalami gejala lain yang terkait infeksi mata.
Dikutip dari laman Time Of India, berikut beberapa tanda bahwa virus Corona telah memengaruhi organ mata:
1. Sensitif terhadap cahaya
Menurut studi BMJ Ophthalmology, hampir 18 persen pasien COVID-19 mengalami kepekaan terhadap cahaya, hal ini juga disebut fotofobia.
Gejala dapat terjadi jika cahaya di lingkungan terlalu terang dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien.
Pada akhirnya, kondisi tersebut bisa mengurangi atau membuat seseorang mengalami gangguan penglihatan. Sensitivitas yang mendadak juga bisa terjadi jika ada peradangan akut pada mata atau ada benda asing di dalam uvea.
Gejalanya juga bisa disertai dengan sakit kepala dan nyeri yang berdenyut-denyut.
2. Mata gatal dan perih
Mengalami mata gatal, perih, atau kering juga bisa menjadi gejala umum yang menunjukkan adanya infeksi virus Corona COVID-19.
Studi dalam BMJ juga membuktikan bahwa hampir 17 persen pasien mengalami mata gatal, sedangkan 16 persen pasien lainnya mengalami sakit mata.
Rasa gatal dan nyeri, yang juga bisa berhubungan dengan mata merah bisa disebabkan oleh infeksi mata dan alergi.
Beberapa pasien Corona juga mungkin mengalami gejala seperti terbakar, bengkak di sekitar mata, kemerahan, dan memiliki gejala alergi lain seperti bersin atau pilek.
3. Konjungtivitis
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa pasien yang terinfeksi virus Corona juga mengalami konjungtivitis.
Konjungtivitis atau mata merah dapat menyebabkan mata berair, bengkak, dan seringkali terasa gatal. Mata merah juga menjadi tanda bahwa virus telah menginfeksi jaringan penting di mata, yang dikenal sebagai konjungtiva.
Apakah mata merah menjadi satu-satunya alasan untuk khawatir?
Adanya kemunculan mata merah dianggap sebagai gejala utama COVID-19, masyarakat bisa menjadi khawatir.
Namun, bintik mata merah muda seharusnya tidak menjadi alasan untuk khawatir atau panik. Terkadang karena alergi musiman, atau penyakit lainnya.
https://cinemamovie28.com/movies/the-forest-4/
WHO Sebut Dunia akan Sulit Pulih dari COVID-19, Ini Sebabnya
Vaksin COVID-19 telah memberikan harapan baru bagi dunia untuk mengatasi pandemi Corona. Namun, kenyataannya vaksin ini tak dapat langsung menyelesaikan masalah.
Sejumlah negara kini tengah menggencarkan vaksinasi COVID-19, termasuk Indonesia. Namun, keadaan darurat pandemi membuat sebagian negara berlomba-lomba dalam mendapatkan vaksin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan situasi 'berebut' vaksin seperti ini dapat mengancam program COVAX untuk memastikan negara-negara miskin dan berpenghasilan rendah mendapatkan vaksin COVID-19 secara adil.
Pasalnya, tak sedikit negara kaya yang secara agresif membuat kesepakatan langsung dengan perusahaan farmasi demi mendapatkan vaksin COVID-19.
"Sekarang, beberapa negara masih mengejar kesepakatan yang akan membahayakan pasokan COVAX. Tanpa ragu," ucap penasihat senior WHO Bruce Aylward, dikutip dari Reuters.
WHO pun telah meminta kepada para negara kaya untuk membagi vaksin COVID-19 secara adil, supaya proses vaksinasi di seluruh dunia dapat berjalan beriringan.
Namun, rencana COVAX untuk membagikan sebanyak 1,3 juta miliar dosis vaksin COVID-19 ke negara-negara miskin dan berkembang di tahun ini pendistribusiannya masih sangat lambat.
Apabila hal ini masih terus berlanjut, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dunia tak akan pulih dari COVID-19 dalam waktu dekat tanpa adanya ketersediaan vaksin yang mencukupi.
"Kami tidak bisa mengalahkan COVID tanpa ekuitas vaksin. Dunia tidak akan pulih dalam waktu cepat tanpa ekuitas vaksin, ini jelas," kata Tedros.
"Kami telah membuat kemajuan besar. Tapi kemajuan ini rapuh. Kami perlu mempercepat pasokan dan distribusi vaksin COVID-19. (Namun) kami tidak dapat melakukannya jika beberapa negara terus mendekati produsen yang memproduksi vaksin yang diandalkan COVAX," ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar