Merebaknya beragam varian baru Corona memicu kekhawatiran vaksin Corona yang ada tak efektif melawan mutasi hingga varian baru. Namun, kabar baik datang dari vaksin Sinovac dan AstraZeneca.
Menurut laporan Reuters, vaksin Corona AstraZeneca mampu melawan varian Corona P1 yang kerap disebut 'mutasi Brasil'.
"Studi pendahuluan menunjukkan vaksin AstraZeneca akan melindungi terhadap varian P1 dari virus korona, Mauricio Zuma," jelas kepala produksi di institut biomedis Fiocruz Brasil mengatakan pada hari Senin kepada Reuters,
Varian Brasil belakangan memicu kekhawatiran para ahli lantaran sangat menular dan telah menyebabkan beberapa negara melarang perjalanan dari Brasil. Tak hanya vaksin Corona AstraZeneca yang disebut efektif pada 'mutasi Brasil', vaksin Sinovac juga menunjukkan hal yang sama di studi awal vaksin.
"Data awal dari sebuah studi di Brasil menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh China Sinovac Biotech Ltd efektif melawan varian P1 dari virus yang pertama kali ditemukan di Brasil," jelas sumber yang melihat studi tersebut mengatakan kepada Reuters pada hari Senin.
Namun, sumber tersebut tidak merincikan data detail terkait penelitian berapa banyak orang yang terlibat dalam studi dan hasil efikasi awal vaksin terhadap varian Corona P1 Brasil atau 'mutasi Brasil'.
https://kamumovie28.com/movies/paris-holiday/
Setahun Pandemi, Data COVID-19 Kok Masih Bermasalah? Ini Jawab Wamenkes
Wakil Menteri Kesesehatan RI Dante Saksono Harbuwono mengakui masih adanya permasalahan data kasus COVID-19 di Indonesia. Dijelaskan, saat ini masih ada ketidaksinkronan dalam pengolahan data antara pusat dan daerah.
"Kendalanya adalah ketika daerah melaporkan, maka kasus kejadiannya itu beberapa hari sebelumnya yang dilaporkan ke pusat," kata dr Dante dalam konferensi pers BNPB, Selasa (9/3/2021).
"Kedua adalah karena kemampuan laboratorium yang terbatas untuk melakukan pemeriksaan satu hari jadi, sehingga data yang masuk pada satu kasus bisa merupakan cerminan dari beberapa hari sebelumnya," tambahnya.
Akibatnya, kerap kali data kasus COVID-19 yang disampaikan oleh pemerintah pusat berbeda dengan yang dilaporkan di daerah. Meski begitu, kata Dante, perbedaan data ini masih dalam batas toleransi.
"Kita anggap data yang sudah dirilis tadi sebagai data nasional, tetap kita kompilasi dari data-data daerah. Tapi kalaupun ada perbedaan data dengan daerah, saya rasa itu masih dalam batas toleransi," jelasnya.
Sebelumya, Dante menjelaskan bahwa saat ini, per 7 Maret 2021, rata-rata penambahan kasus Corona di Indonesia adalah 6.433 orang per hari. Semetara rata-rata pasien yang meninggal akibat COVID-19 adalah 157 orang per hari.
"Rata-rata case fatility adalah 2,7 (persen) masih lebih tinggi dari angka rekomendasi dunia, yaitu 2,2 (persen)," ungkapnya.
"Kemudian rata-rata jumlah testing per hari 31.850, kemudian rata-rata positivity rate-nya masih di angka 21,98. Ini adalah data kumulatif di tingkat pusat," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar