Frekuensi bercinta tiap pasangan berbeda-beda, tidak ada patokan angka normalnya. Jika ada yang dikatakan hiperseks, frekuensi bukan satu-satunya ukuran.
Dalam sebuah kasus di Tulungagung, seorang istri diceraikan oleh suami gara-gara minta jatah bercinta hingga sembilan kali dalam sehari. Disebut-sebut, sang istri mengalami masalah hiperseksual.
Seksolog dari RS Soloam Kebon Jeruk dr Heru H Oentoeng, SpAnd, M.Repro mengatakan ada indikasi hiperseksual pada pasangan tersebut. Bukan lantaran terlalu sering, tetapi karena dampak yang ditimbulkannya.
"Masuk dalam hiperseksual karena permintaannya yang menggebu-gebu dan juga karena ada konflik sampai menimbulkan pertengkaran," kata dr Heru.
Sedangkan untuk ukuran normal frekuensi bercinta, hal itu sangat variatif. Tidak ada patokan harus berapa kali untuk dikatakan normal, karena tiap pasangan punya kemampuan dan minat yang berbeda-beda.
"Dalam kondisi tertentu, kaya lagi bulan madu, satu hari tujuh kali itu enggak apa-apa. Nggak masalah dan bukan kategori hiperseksual saat itu. Nah, hiperseksual kalau tujuh kali mintanya terus-terusan kalau nggak dipenuhi terus ngamuk-ngamuk," jelas dr Heru.
Sama-sama di Pembuluh Darah, Ini Bedanya Penyumbatan Vena dan Arteri
Ustaz kondang Yusuf Mansur sedang menjalani perawatan di rumah sakit karena mengalami penyumbatan pembuluh darah di area leher ke kepala. Ia menyebut, terjadi pembengkakan pada lehernya.
"Ada berkah penyumbatan dan penyempitan (pembuluh darah) arah leher ke kepala. Terjadi gumpalan atau pembengkakan di bawah kepala kanan bawah," kata Yusuf Mansur kepada detikcom, Minggu (23/8/2020).
Spesialis saraf dr Muhammad Kurniawan, SpS (K) dari RS Cipto Mangunkusumo mengatakan, penyempitan dan penyumbatan bisa terjadi di pembuluh darah vena maupun arteri. Keduanya memberikan dampak yang berbeda.
"Harus dipastikan sumbatannya apakah di arteri atau vena. Lalu arteri apa yang tersumbat," ujar dr Kurniawan, saat dihubungi detikcom, Minggu (23/8/2020).
Memangnya, apa perbedaanya?
Spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS Siloam Lippo Village dr Vito A Damay, SpJP (K), MKes, mengatakan terdapat perbedaan ketika yang tersumbat adalah pembuluh darah arteri dibanding pembuluh darah vena.
Penyumbatan pembuluh darah arteri
Penyumbatan pada pembuluh darah arterli menyebabkan gangguan aliran darah bersih dari jantung ke organ lain. Penyebabnya adalah adanya penumpukan lemak.
"Istilah ilmiahnya aterosklerosis. Proses ini kalau terjadi pada jantung sudah cukup terkenal dengan penyakit jantung koroner," jelas dr Vito, saat dihubungi detik.com, Minggu (23/8/2020).
Penyumbatan pembuluh darah ini bisa terjadi di leher, pembuluh darah otak, pembuluh koroner jantung, pembuluh darah kaki, dan semua pembuluh darah. Namun, umumnya paling sering di jantung sehingga menyebabkan seseorang terkena serangan jantung.
"Arteri karotis ini lokasinya di leher kiri dan kanan mengalirkan darah bersih kaya oksigen dari jantung ke otak," ucapnya.
Selain itu, penyumbatan pembuluh darah di arteri menyebabkan risiko terkena stroke saat penyumbatan terjadi di leher dan otak, sedangkan penyumbatan di kaki bisa menyebabkan seseorang akan diamputasi.
Penyumbatan pembuluh darah vena
Penyumbatan ini karena adanya gangguan pada pembuluh darah vena, yang mengalirkan darah dari seluruh organ menuju jantung. Umumnya, lokasi penyumbatan pembuluh darah vena terletak pada leher. Penyebabnya karena ada tumor atau pembengkakan jaringan yang menghimpit vena dan menimbulkan bengkak pada area sekitar leher.
"Leher lokasinya kan memang di bawah kepala. Nah, di sana daerah leher ada pembuluh darah lain yaitu vena," tuturnya.
https://kamumovie28.com/finding-the-adolescence/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar