Rabu, 05 Agustus 2020

Saksi Ledakan di Lebanon Tuli Sesaat, Gejala Tinnitus?

 Ledakan di Lebanon sontak memporak-porandakan sebagian besar wilayah di Kota Beirut. Dahsyatnya ledakan mengagetkan warga setempat. Bahkan ledakannya terdengar hingga ratusan kilometer dari pusat kejadian.
Seorang warga Lebanon bahkan menuturkan ia tuli sesaat usai mendengarkan ledakan dahsyat yang berasal dari Pelabuhan Beirut.

"Tiba-tiba saya tidak bisa mendengar lagi. Saya melihat sesuatu yang berkedip dan saya tidak bisa mendengar lagi," katanya dikutip dari AP News.

Saat terpapar suara yang sangat keras, seseorang bisa kehilangan pendengaran. Karena kerusakan akibat paparan bisingan biasanya bertahap, bisa jadi orang tersebut tidak menyadari atau mengabaikan tanda-tanda gangguan pendengaran.

Seiring waktu, suara mulai terdistorsi atau teredam dan akan terasa sulit untuk memahami orang lain ketika mereka berbicara. Suara yang keras, salah satunya akibat ledakan, dapat merusak sel-sel saraf sensitif di bagian dalam telinga.

Dikutip dari National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD), paparan suara yang keras dapat menyebabkan tinitus atau dengungan yang jelas di telinga. Tinnitus dapat mereda dalam beberapa waktu, tetapi tidak sedikit juga yang akhirnya tuli permanen. Tinitus dapat terjadi pada satu atau kedua telinga.

Dilaporkan juga, tinitus adalah salah satu kondisi paling umum yang dikeluhkan para veteran yang kembali dari medan perang. Hal ini disebabkan karena mereka kerap terpapar suara yang sangat keras dalam waktu yang cukup sering.

Meski tinitus dapat mereda, beberapa orang mengalami kondisi yang memburuk sehingga merasa sulit mendengar, berkonsentrasi, bahkan tidur. Jika dengungan tidak hilang dalam waktu beberapa jam, disarankan segera hubungi dokter untuk berkonsultasi mengenai cara mengurangi kebisingan yang dialami.

4 Cara Agar Anak Tetap Fokus Saat Belajar Jarak Jauh

 Sejumlah sekolah melakukan penyesuaian akibat pandemi virus Corona COVID-19. Anak tetap mendapatkan tugas-tugas sekolah agar mereka bisa belajar meski tidak datang ke sekolah.
Akan tetapi, suasana rumah pastinya berbeda dengan sekolah. Ada saja hal yang bisa mengganggu konsentrasi belajar anak. Ada kalanya anak yang kurang fokus belajar, efeknya akan berimbas pada orang tua yang sedang bekerja.

Sekretaris Bidang Hubungan Masyarakat dan Kesejahteraan Anggota, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Catharine Mayung Sambo, SpA(K), memberikan saran cara agar anak tetap fokus belajar meski dari rumah. Apa saja?

- Buat aturan bahwa waktu belajar hanya untuk belajar, tidak sambil main atau makan
- Tanyakan pada guru atau sekolah, bagaimana aturan break untuk makan, ke kamar mandi, dan apabila anak merasa jenuh
- Pakaikan seragam sekolah atau tidak boleh-boleh saja, asalkan sesuai dengan aturan masing-masing
- Ciptakan ruangan khusus untuk anak belajar

Selain itu, dikutip dari laman Young Parents, berikut beberapa cara tambahan agar anak fokus belajar dari rumah.

1. Ciptakan suasana tenang
Saat anak harus belajar dari rumah, ciptakanlah suasana yang tenang. Eliminasi stimulan yang tidak perlu dan bisa mengganggu konsentrasi anak seperti, suara musik atau televisi.

Gunakan earphone atau headphone jika terbiasa memutar lagu sebagai teman saat bekerja. Jika tidak bisa benar-benar mengeliminasi gangguan ini maka usahakan untuk meminimalkan.

2. Duduk bersama anak
Riset menunjukkan, anak akan bermain lebih lama saat orang tua duduk di sampingnya. Prinsip ini bisa saja berlaku saat anak belajar.

Coba untuk temani anak dan duduk dengan dia saat mulai belajar. Orang tua bisa duduk sambil membaca atau membuka laptop sembari bekerja. Sesekali lemparkan senyum pada anak tanpa mengajaknya untuk mengobrol. Anak pun bisa tetap fokus belajar.

3. Terapkan target
Tetapkan target lama waktu belajar anak. Orang tua tidak perlu memaksakan anak dengan target yang tinggi. Coba ajak dia untuk membaca dengan konsentrasi penuh selama 5-10 menit, lalu beri waktu untuk berhenti sejenak.

Saat dia sudah mencapai target, tambahkan waktu sedikit demi sedikit misal hari ini 10 menit lalu keesokan harinya ditambah lagi 5 menit. Jabarkan strategi ini pada anak agar dia sadar akan target-target yang ditetapkan.

4. Dorong anak untuk aktif
Ingat, di sini orang tua hanya membantu sang anak. Pastikan anak yang sepenuhnya mengerjakan tugas-tugasnya. Saat orang tua banyak mengambil alih dalam tugasnya, maka yang berkonsentrasi justru hanya orang tuanya dan bukan si anak.
https://nonton08.com/check-point/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar