Selasa, 31 Maret 2020

Virus Corona Mewabah, Polusi Udara di Eropa Turun

Polusi udara menurun di seantero Eropa setelah sejumlah negara menerapkan lockdown (penguncian) untuk memerangi virus Corona. Itu berdasarkan foto citra udara satelit pada Senin (30/3/2020).
Penurunan polusi udara itu tampak terjadi di Brussels, Paris, Madrid, Milan, dan Frankfurt. Angka itu menunjukkan tingkat rata-rata nitrogen dioksida berbahaya selama 5-25 Maret tak setinggi periode yang sama tahun lalu.

Gambar itu diambil dengan satelit Sentinel-5 selama 20 hari. Karena peristiwa cuaca harian dapat memengaruhi polusi atmosfer maka gambar satelit mengecualikan pemindaian saat udara berawan.

Periode penurunan polusi itu bertepatan dengan lockdown di banyak negara Eropa. Lockdown di sejumlah negara itu sekaligus membatasi transportasi jalan, sebagai sumber nitrogen oksida terbesar, dan memperlambat produksi di pabrik-pabrik yang mengeluarkan gas.

Gambar-gambar baru, yang dirilis oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) dan dianalisis oleh Aliansi Kesehatan Masyarakat Eropa (EPHA) nirlaba itu, menunjukkan perubahan kepadatan nitrogen dioksida. Nah, nitrogen dioksida itulah yang dapat menyebabkan masalah pernapasan dan kanker dan memperburuk kanker paru-paru, penyakit paru-paru, dan stroke.

Merujuk data dari Badan Lingkungan Eropa (EEA), kondisi udara menunjukkan tren yang sama sepanjang 16-22 Maret. Di Madrid, tingkat nitrogen dioksida rata-rata turun 56% minggu ke minggu setelah pemerintah Spanyol melarang perjalanan yang tidak penting pada 14 Maret.

EPHA mengatakan orang yang tinggal di kota-kota berpolusi mungkin lebih berisiko dari COVID-19, karena paparan udara buruk yang berkepanjangan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuatnya lebih sulit untuk melawan infeksi.

"Koneksi itu sangat mungkin," Zoltan Massay-Kosubek, manajer kebijakan untuk udara bersih di EPHA, seperti dikutip Reuters.

"Tapi karena penyakitnya baru, masih harus dibuktikan."

Polusi udara dapat menyebabkan atau memperburuk kanker paru-paru, penyakit paru-paru dan stroke.

China juga mencatat penurunan polusi nitrogen dioksida di kota-kota selama Februari. Itu ketika pemerintah memberlakukan tindakan penguncian yang kejam untuk menahan epidemi yang mengamuk.

Namun, di beberapa daerah di Polandia, kadar nitrogen dioksida tetap relatif tinggi selama periode yang sama meskipun dilakukan lockdown. Kemungkinan, situasi itu disebabkan prevalensi pemanasan berbasis batubara.

Mengintip Wisata Unggulan Tegal yang Mau Isolasi Wilayah

Selamat datang di Tegal, daerah yang memiliki administrasi kota dan kabupaten. Kota dan kabupaten ini memiliki sederet destinasi wisata.
Apa saja destinasi wisata yang ada di sekitar Kota Tegal? Diketahui bahwa kota ini ditutup bagi warga luar dari tanggal 30 Maret-30 Juli 2020 untuk mencegah penyebaran virus Corona atau COVID-19. Hari ini isolasi wilayah itu belum sepenuhnya bisa dilakukan karena masih ada beberapa persiapan yang harus dilakukan.

Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono yakin rencana itu akan bisa mulai berjalan besok.

"Jadi mulai besok sudah mulai berjalan. Petugas yang jaga 24 jam sudah siap di tiap pintu masuk. Besok setiap pendatang sudah bisa diperiksa di masing masing pintu masuk," ujar Dedy kepada wartawan, Senin (30/3/2020).

Meski akan mulai ditutup, Tegal sebenarnya memiliki beberapa potensi wisata yang cukup keren. Beberapa diantaranya:

1. Guci

Guci merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Desa ini jadi rujukan traveler yang berlibur di Tegal.

Di sana kamu bisa berendam sambil menikmati udara yang sejuk. Ya, di kawasan ini memang terdapat lokasi wisata terkenal berupa sumber air panas yang lokasinya menjadi satu air terjun berair dingin.

Sehingga jika kita berkunjung ke tempat ini kita bisa merasakan sensasi mandi di air dingin dan di air hangat pada satu lokasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar