Maraknya pandemi corona berimbas kepada sepinya objek wisata taman rusa di Nara, Jepang. Tidak ada turis yang memberi makan, rusa pun turun ke jalan.
Seperti dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Selasa (17/3/2020), hal tak biasa itu terjadi di Nara Park, taman yang cukup populer akan rusanya di Jepang. Siapa sangka kalau corona juga bisa berdampak pada kebiasaan rusa yang ada di sana.
Diketahui sebelumnya, Nara Park merupakan sebuah taman populer di Kota Nara, Jepang, yang menyajikan atraksi wisata berupa taman yang di dalamnya hidup rusa dengan bebas. Setelah virus Corona mewabah, objek wisata itu pun sepi turis seperti diberitakan media Jepang SoraNews24.
Akibatnya, kawanan rusa yang sebelumnya makan rumput dan dimanja oleh makanan dari turis itu mulai kekurangan makan. Alhasil, sekawanan rusa di taman itu malah keluar dari area taman dan mencari makan di ruang publik.
Mulai dari rumput di taman dekat lampu merah hingga stasiun kereta, diinvasi oleh sekawanan rusa ini. Masyarakat sekitar bilang belum pernah melihat fenomena ini sebelumnya.
"Pada pagi hari tanggal 2 Maret, untuk pertama kalinya selama 30 tahun tinggal di sini, ada sekawanan rusa di Stasiun Nara yang berjarak 2 km dari Nara Park. Tidak ada turis yang memberi mereka kue beras, jadi mereka jalan-jalan untuk mencari sarapan. Tolong datang ke Nara dan beri rusa ini makan!" cuit salah satu warga.
Yang lebih merepotkan, sekawanan rusa ini juga berjalan di tengah jalan raya dan mengganggu pengendara umum. Malah ada rusa yang sampai mengganggu manusia.
Bulan Maret ini, Nara Park diketahui mengalami penurunan jumlah turis hingga 80% akibat pandemi corona. Objek wisata yang dulunya ramai pun kini sepi melompong, begitu juga kue beras yang kerap dimakan oleh rusa-rusa di sana dari wisatawan.
Kebun Raya Cibodas Tutup, Bunga Bangkai Raksasanya Mekar
Bunga bangkai di Kebun Raya Cibodas (KRC) mekar. Sayang, bunga langka itu mekar di saat kawasan Cipanas, Kabupaten Cianjur itu ditutup akibat status siaga COVID-19.
Bunga ini memiliki nama ilmiah Amorphophallus titanum. Berasal dari Taman Nasional Kerinci Seblat, bijinya disemai pada 2000 lalu.
Plh Kepala Balai Konservasi Tumbuhan KRC, Muhammad Imam Surya yang mengabarkan. Bunga ini pernah mekar pada 2016 dan kembali mekar dengan tinggi bunga 291 cm dan diameter 119 cm.
"Mekar sempurna pada Jumat (21/3) pagi. Sempat mengeluarkan aroma khas bunga bangkai. Ini mekar yang kedua kali dari individu yang sama," ujar Imam kepada detikcom, Sabtu (21/3/2020).
Antara bunga pertama dan kedua memiliki jarak empat tahun dengan siklus pascaberbunga di 2016. Pada 2017 individu bunga berada pada fase dorman, sedangkan 2017-2019 fase vegetative kemudian fase dorman dan 2020 fase berbunga.
Di fase mekar bunga ini memiliki warna kuning dengan sedikit semburat ungu. Dibeberapa bagian dan spatha berwarna merah hati. Meski pada awal mekar bunga itu mengeluarkan bau busuk yang cukup menyengat, bunga bangkai selalu menjadi saya tarik pengunjung untuk menikmati warna indahnya.
Sayangnya, bunga bangkai ini mekar di tengah tutupnya destinasi wisata di Cianjur, termasuk Kebun Raya Cibodas. Merebaknya virus Corona membuat destinasi KRC tutup hingga 30 maret.
Pengunjung pun dipastikan tidak bisa menikmati langsung mekarnya satu dari 13 individu bunga bangkai yang ada di KRC. Sebab masa mekar hanya tiga hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar