Virus Corona sudah menyebar ke berbagai negara di dunia. Tapi masih ada satu tempat di Bumi yang sangat terpencil dan bebas Corona. Di mana tempat itu?
Buat traveler yang bertanya-tanya, bagian Bumi mana yang terbebas dari virus Corona? Jawabannya adalah di benua Antartika.
Ya, Antartika adalah tempat paling terpencil di Planet Bumi yang aman dari serbuan virus Corona. Sampai saat ini belum ada kasus positif Corona di Antartika alias zero case.
Dihimpun detikTravel, ada 3 stasiun penelitian milik Australian Antarctic Division di benua Antartika, yaitu Casey, Mawson, dan Davis. Ketiga-tiganya terbebas dari infeksi virus Corona, begitu laporan dari Dr Jeff Ayton, Chief Medical Officer organisasi tersebut.
Dr Jeff menyebut hal itu bisa terjadi karena stasiun penelitian Antartika rutin melakukan lockdown, yaitu selama 9 bulan penuh, tidak ada orang yang dizinkan untuk masuk ataupun keluar dari stasiun penelitian.
Pesawat mengangkut logistik terakhir ke Stasiun Penelitian Casey terbang pada awal bulan ini. Sedangkan yang ke Stasiun Penelitian Davis pada 24 Februari dan Stasiun Penelitian Mawson pada 19 Februari lalu.
"Beruntung kami sudah beraksi sejak awal dan sudah melakukan persiapan. Kami juga mengontrol penuh akses masuk ke stasiun penelitian Antartika. Kondisi lingkungan yang sangat ekstrem, terisolasi dengan risiko tinggi menyebabkan hampir tidak ada kasus suspected COVID-19," ungkap Dr Jeff seperti dikutip dari harian Sydney Morning Herald.
"Kami mulai bekerja bulan Januari, logistik pergi sebelum kasus Corona di Australia. Kami membatalkan semua kegiatan bepergian yang tidak penting dan melakukan pemeriksaan spesifik terhadap semua personel kami, serta menambah persediaan obat-obatan," imbuh Dr Jeff.
Situasi sejauh ini aman terkendali di Stasiun Penelitian Antartika. Namun sebaliknya, di Kutub Utara, tepatnya di Greenland, sudah dilaporkan ada kasus pertama Corona pada Senin (16/3) kemarin. Pihak otoritas Greenland saat ini tengah melakukan isolasi untuk melindungi penduduk agar tidak tertular.
Qantas Setop Semua Penerbangan Internasional, Rumahkan 20.000 Karyawan
Maskapai flag carrier Australia, Qantas Group akan menghentikan penerbangan rute internasionalnya mulai akhir Maret. Hal ini harus mereka lakukan karena melemahnya permintaan gara-gara krisis Corona dan larangan terbang dari pemerintah.
Selain itu, sekitar 2/3 dari total karyawan Qantas Group atau 20.000 orang akan dirumahkan sebagai langkah untuk menjaga lapangan kerja dalam jangka waktu panjang. Mengutip siaran pers resmi Qantas, penerbangan internasional akan tetap dilakukan sampai akhir Maret untuk memulangkan warga Australia sebelum akhirnya dihentikan paling tidak sampai akhir Mei.
"Sebagai national carrier, Qantas tengah berdiskusi dengan pemerintah federal mengenai kelanjutan beberapa langkah strategis," tulis Qantas.
Untuk rute domestik, frekuensi penerbangan akan dikurangi sampai 60 persen. Sementara lebih dari 150 pesawat akan didaratkan termasuk A380, 747, B787-9 dan pesawat milik anak perusahaan Jetstar, B787-8.
"Upaya pencegahan virus Corona sudah membuat penurunan permintaan perjalanan. Hal ini membawa dampak cukup besar pada semua maskapai," ujar CEO Qantas Group Alan Joyce.
Sementara soal karyawan, karena banyak pesawat yang parkir, mau tidak mau banyak karyawan yang bakal nganggur. "Ketimbang kehilangan karyawan yang memiliki keahlian tinggi yang kami butuhkan saat ini untuk melalui krisis, kami memilih untuk merumahkan 2/3 dari total 30.000 karyawan," ujarnya.
"Sebagian besar karyawan akan menggunakan berbagai macam cuti dibayar saat ini, dan kami akan memberikan beberapa dukungan. Kami juga sudah berdiskusi dengan partner kami seperti Woolworths mengenai kesempatan pekerjaan untuk karyawan kami," ujarnya.
Joyce mengatakan tidak ada maskapai di dunia yang kebal terhadap krisis Corona.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar