Rabu, 08 Januari 2020

Referensi Lengkap Wisata Murah Meriah di Jakarta (2)

2. Lapangan Banteng

Tujuan selanjutnya adalah sebuah monumen yang masih berlokasi di Jakarta Pusat. Ya, Monumen Pembebasan Papua Barat. Monumen ini terletak di Lapangan Banteng yang dahulunya bernama Waterlooplein. Monumen ini diresmikan pada tahun 1963 oleh Presiden Soekarno untuk mengenang jasa pejuang dan masyarakat dalam upaya pembebasan Irian Barat.

Tidak hanya monumen setinggi 11 meter saja yang dapat traveler nikmati, di sini traveler juga dapat mengajak anak-anak untuk belajar mengenai sejarah Pembebasan Irian Barat, yang tertulis di salah satu sudut lokasi ini.

Traveler juga dapat menikmati pemandangan taman kota yang bersih, menyaksikan pemandangan matahari terbenam, hingga menonton pertunjukan air mancur menari pada akhir pekan. Jangan lupa juga untuk mengabadikan momen jalan-jalan bersama orang-orang terkasih di lokasi ini yaa!

Untuk masuk ke area Lapangan Banteng, tidak perlu biaya alias gratis. Cukup awasi anak-anak, jangan sampai terlepas dari jangkauan, karena pada akhir pekan, pengunjung yang datang akan meningkat. Hiburan gratis bagi warga Jakarta di akhir pekan membuat lokasi ini tidak pernah sepi, terutama masa liburan sekolah seperti sekarang ini.

3. Istiqlal dan Katedral

Tidak jauh dari Lapangan Banteng ada Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang hanya terpisah oleh jalan raya (alias berseberangan). Di sini traveler dapat merasakan betapa toleransi dan saling menghormati sangat dijunjung di Indonesia.

Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas mencapai 200.000 jemaah, yang dirancang oleh seorang Kristen Protestan bernama Frederich Silaban. Dilansir dari laman resmi Masjid Istiqlal, pembangunan masjid ini dimulai 24 Agustus 1961 dan selesai pada 22 Februari 1978. Sesuai arti namanya yakni merdeka, Masjid Istiqlal dibangun sebagai perwujudan rasa syukur atas kemerdekaan bangsa Indonesia.

Dikutip dari laman websitenya, Gereja Katedral Jakarta memiliki nama resmi Santa Maria Pelindung Diangkat ke Surga. Gedung gereja ini dibangun dengan arsitektur neo-gotik dari Eropa, yakni arsitektur yang sangat lazim digunakan untuk membangun gedung gereja beberapa abad yang lalu. Maka tidak heran jika bangunan gereja ini tampak begitu indah dan megah. Bangunan ini dirancang dan dimulai oleh Pastor Antonius Dijkmans, kemudian dilanjutkan oleh Cuypers-Hulswit ketika Dijkmans tidak bisa melanjutkannya, dan kemudian diresmikan dan diberkati pada 21 April 1901 oleh Mgr. Edmundus Sybradus Luypen, SJ, Vikaris Apostolik Jakarta.

4. Ragunan

Lelah belajar sejarah, saatnya menghibur diri dan anak-anak dengan melihat beragam satwa yang lucu dan menggemaskan dengan tingkahnya. Kebun Binatang Ragunan yang berlokasi di Jakarta Selatan bisa menjadi pilihan traveler. Namun siap-siap yaa, jika traveler berkunjung saat masa liburan seperti sekarang ini akan berdesakan dengan ribuan pengunjung lain.
Harga tiket masuk yang hanya Rp 3.000-5.000 membuat lokasi ini menjadi tujuan warga saat libur tiba. Banyak sudut dari lokasi ini yang bisa dijadikan sebagai tempat piknik oleh keluarga yang tengah berlibur. Tidak sedikit keluarga yang membawa bekal, untuk dimakan bersama keluarga di bawah rindangnya pepohonan.

Untuk mencapai lokasi ini tidak sulit, jika traveler berangkat dari Halte Transjakarta Monas, maka traveler dapat menaiki Transjakarta tujuan Ragunan yang akan mengantar hingga tujuan akhir (sekiar 20 Km) tanpa harus berpindah bus atau transit. Cukup dengan Rp 3.500 per orang untuk naik Transjakarta, traveler dapat mengantar anak-anak berlibur sambil melihat flora dan fauna yang ada di Ragunan.

Ragunan sendiri sudah ada sejak 19 September 1864, yang pada awalnya berlokasi di Jakarta Pusat. Pada tahun 1966, Ragunan kemudian dipindahkan ke lokasi saat ini, yakni di kawasan Pasar Minggu. Ragunan yang juga menjadi salah satu ikon Jakarta ini memiliki luas 147 hektar dengan lebih dari 2.000 spesimen dan lebih dari 5.000 pohon yang membuat lokasi ini sejuk dan nyaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar