Kamis, 30 Januari 2020

Berpetualang Menuju Puncak Gunung Butak

Salah satu gunung yang berada di Kota Wisata Batu yang mempunyai pemandangan luar biasa indah. Penasaran?
Kebanyakan orang orang di sekitar Kota Malang dan Batu menamainya dengan sebutan Gunung Putri Tidur. Karena memang gunung ini jika dilihat dari kejauhan Nampak seperti orang yang sedang tertidur terlentang memanjang dari Kabupaten Blitar hingga Batu. Dan bagian kepala dari bentuk orang tidur ini dinamakan orang sekitar sebagai Puncak Buthak menjulang setinggi 2868 mdpl.

Basecamp pendakian sendiri berada di Desa Pesanggrahan, Kota Batu berjarak sekitar 20 menit saja dari Alun Alun Batu, cukup dekat memang tapi sebaiknya tetap memperhatikan kondisi dari kendaraan (Terutama motor matic yang sering kejadian rem blong) karena jalur menuju basecamp di beberapa titik terdapat tanjakan sangat tajam. Basecamp dan perizinan pendakian Gunung Buthak menjadi satu pengelolaan dengan pendakian Gunung Panderman, karena memang kedua gunung ini mempunyai satu badan yaitu “Putri Tidur†namun mempunyai puncak yang berbeda.

Basecamp mempunyai lahan yang cukup luas untuk parkir kendaraan, beberapa gazebo dan juga terdapat beberapa warung yang menyediakan makanan dan keperluan logistik untuk para pendaki. Persis di depan pos perizinan pemandangan aduhai pun sudah dapat kita nikmati. Dari kejauhan Gunung Arjuno Nampak memamerkan kemegahannya, titik pemukiman di Kota Batu pun nampak seperti hamparan rumah monopoli jika dilihat dari ketinggian.

Awal mula jalur masih berupa bebatuan bercampur tanah membelah perkebunan warga. Aktifitas sepanjang jalur pun nampak masih ramai dengan lalu lalang petani yang menggarap kebun, memotong rumput untuk pakan ternak, dan sering kali juga kami harus menepi karena motor motor petani yang kebetulan melintas di jalur pendakian. Jalur yang membentang pun tak bisa dianggap remeh, nafas kami menderu, keringat mengucur deras, sungguh pemanasan yang sempurna.Sejam berjalan kami akhirnya masuk ke pintu hutan. Jalur yang sebelumnya lebar membentang kini mengecil, dan mulai menanjak tajam membelah diantara semak semak perdu, fisik dan mental kini benar benar diuji.

Setelah beberapa saat tanjakan tajam itu akhirnya menemui ujung dan berganti dengan jalur yang benar benar datar hingga bertemu dengan Pos 1. Inilah keasikan mendaki Gunung Butak, jalur yang ada bervariasi mulai dari tanjakan hingga jalur yang benar benar datar, tak akan pernah bosan kita dibuatnya. Selepas Pos 2 vegetasi kembali berubah kini jalur pendakian mulai masuk kedalam hutan basah nan lebat. Sesekali kami harus menunduk atau meloncat menghindari pohon pohon yang tumbang.

Jalur yang ada pun relatif datar sehingga kami dapat lebih menikmati pendakian, tak terkadang kami pun berhenti lumayan lama untuk sekedar ber swa foto di spot yang kami anggap layak untuk diabadikan dalam sebuah potret. Tepat setelah subuh kami mulai berjalan menahan suhu yang begitu dingin. Dari tenda kami berjalan lurus melewati sumber air di Sabana mengikuti jejak setapak kecil yang membelah luasnya sabana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar