Sabtu, 25 Januari 2020

Gandeng Ahmad Albar, Wali Kota Hendi Ingin Kota Lama Makin Dikenal

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengajak vokalis God Bless Ahmad Albar berkunjung ke Masjid Menara Kampung Melayu di kawasan Layur, Kota Semarang. Hal ini menjadi salah satu upayanya memperkenalkan wisata heritage di Kota Semarang lebih luas lagi.

Ia menjelaskan wisata heritage di Kota Semarang tak hanya tentang kawasan Eropa yang saat ini sedang dilakukan revitalisasi.

"Selain itu ada kawasan Kauman, Pekojan, Pecinan, serta Kampung Melayu yang hari ini kita ajak mas Iyek (Ahmad Albar) untuk ikut meninjau," kata pria yang akrab disapa Hendi itu dalam keterangan tertulis, Senin (27/5/2019).

"Kawasan-kawasan ini akan dihidupkan untuk menjadi sebuah kawasan wisata heritage di Kota Semarang yang terintegrasi," sambungnya.

Di sisi lain, Hendi optimistis kawasan heritage Kota Semarang mampu menarik wisatawan di masa libur Lebaran tahun ini.

"Revitalisasi Kota Lama yang saat ini sudah sampai 95 persen, sehingga rasanya sudah bisa dikunjungi wisatawan saat libur Lebaran," yakinnya.

Terkait hal itu, sekretaris Dinas Tata Ruang Kota Semarang, Irwansyah pada tahun ini akan mengkaji beberapa penanganan untuk menghidupkan kawasan wisata heritage lebih luas lagi.

"Sesuai arahan Pak Wali, salah satunya terkait perbaikan menara di Masjid Kampung Melayu ini, semoga di tahun 2020 bisa diupayakan perbaikannya," papar Irwansyah.

Lebih lanjut pemerhati budaya dan penggiat sejarah Kota Semarang, Yogi Fajri pun menegaskan kawasan Kota Lama Semarang tidak relevan disebut sebagai Little Netherland.

"Di Belanda sebenarnya juga tidak ada bangunan gaya eropa dengan struktur bangunan tropis seperti di Kota Semarang. Jadi Kota Lama itu adalah kawasan bersejarah akulturasi budaya dengan kearifan lokal," jelasnya.

"Untuk itu saya mengapresiasi berbagai upaya yang dilakukan Mas Hendi terkait kawasan heritage, seperti dengan mencoba membangun kembali alun-alun Semarang," tegas Yogi.

Sementara itu, Ahmad Albar yang saat itu hadir bersama Hendi juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Semarang yang telah berupaya keras mengubah wajah Kota Semarang.

"Semarang berubah jadi lebih bagus, terutama penataan kotanya. Semoga semakin maju wisatanya," harapnya. 

Bukan di Jakarta, Ini Masjid Istiqlal di Bosnia

 Selama ini, mungkin traveler mengenal Masjid Istiqlal di Jakarta saja. Ternyata di Bosnia juga ada lho!
Masjid di kota Sarajevo ini dihadiahkan Presiden Soeharto untuk Bosnia-Heregovina yang saat itu dilanda perang berkepanjangan. Meski demikian, pembangunan masjid Istiqlal Sarajevo sempat terhenti seiring lengsernya Soeharto dari jabatan presiden. Masjid itu baru bisa diresmikan oleh Presiden Megawati pada tahun 2001M

Beberapa waktu lalu, saya mengunjungi kota Sarajevo, ibukota negara Bosnia Herzegovina. Salah satu tujuan utama warga Indonesia ke kota ini adalah  Masjid Istiqlal, pemberian pemerintah Indonesia kepada Bosnia pada dekade 1990-an. Nama itu dipilih karena menyesuaikan dengan nama masjid besar di Jakarta. Istiqlal sendiri mengandung arti kemerdekaan.

Mungkin sewaktu menghadiahkan masjid tersebut bagi rakyat Bosnia, Presiden Soeharto mendoakan negara Balkan tersebut segera terbebas dari perang berkepanjangan. Meski demikian, pembangunan masjid Istiqlal Sarajevo sempat terhenti seiring lengsernya Soeharto dari jabatan presiden. Masjid itu baru bisa diresmikan oleh Presiden Megawati pada tahun 2001.

Saya akhirnya tiba di Masjid Istiqlal yang juga disebut Masjid Soeharto oleh beberapa kalangan, termasuk orang-orang Bosnia sendiri. Penjaga masjid memanggil saya yang tadinya hanya foto-foto di luar masjid. Ia menyuruh kami untuk masuk, dan saya pun mengagumi keindahan masjid tersebut dari dalam ruangan.

Desain interior masjid Istiqlal memang berbeda dengan masjid-masjid kebanyakan di Eropa, yang sebagian besar merupakan peninggalan Kerajaan Ottoman pada sekitar abad ke-12 hingga 15. Masjid Istiqlal lebih terlihat seperti sebuah masjid Indonesia, baik terlihat dari luar maupun di dalamnya. Sebuah kubah bundar terlihat jelas diapit oleh dua menara, dengan cat bernuansa biru muda dominan di tembok luarnya.

Di dekat pintu masuk masjid tersebut, terdapat bagian dari marmer bertuliskan tulisan dalam bahasa setempat dan bahasa Inggris. jika dibahasa Indonesiakan kira-kira bunyinya begini: Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, masjid Al Istiqlal ini dipersembahkan rakyat Indonesia kepada rakyat Bosnia sebagai simbol persahabatan. Semoga Allah memberkati dan senantiasa melindungi masjid ini.

Sayangnya, karena kami datang ke masjid tersebut di pagi hari, kami tidak sempat melihat suasana salat Zuhur di sana. Setelah melihat-lihat selama hampir satu jam, kami beranjak pergi untuk melihat-lihat suasana kota Sarajevo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar