Libur Lebaran kali ini, yuk segarkan pikiran dengan berwisata ke tempat yang cantik. Salah satu tujuannya adalah Maratua Island.
Libur Lebaran sudah di depan mata, menjadi moment yang paling ditunggu semua orang. Ada yang mudik untuk bertemu keluarga, tak sedikit yang merencanakan liburan. Jika d'traveler ingin berlibur ke tempat yang indah dan tenang untuk melepaskan kepenatan, cobalah ke Maratua Island.
Maratua Island adalah sebuah resort yang berada di kepulauan Derawan. Menjadi bagian pulau terluar Indonesia, yang berbatasan dengan negeri tetangga Malaysia, resort ini menawarkan liburan yang menyenangkan dan tenang.
Untuk bisa sampai di sini, d'traveler harus menyewa speedboat dari Derawan, dilanjutkan perjalanan sekitar 1 jam dan tibalah di pulau yang sangat indah ini.
Bagaimana tidak, begitu tiba di dermaganya, maka air hijau tosca akan langsung menyambut kedatangan pengunjung. Ketika menelusuri pulau ini, maka mata akan dimanjakan dengan pemandangan super indah, terlebih banyaknya pohon nyiur yang seolah memanggil dengan lambaian daunnya.
Selain itu yang istimewa adalah kita bisa melihat banyaknya penyu liar di lautan lepas, karena airnya yang sangat jernih kita bisa dengan jelas melihat para penyu yang sedang asik mencari makan. Meskipun kalo di darat penyu ini jalannya lambat, ternyata ketika di dalam air penyu bisa berenang dengan sangat cepat loh, apalagi ketika dirasa ada yang mendekatinya.
Untuk penginapan, karena memang sebuah resort, maka terdapat banyak kamar yang disediakan. Tidur di kamar dengan view indah dan berada di atas laut, maka wajar harga di sini terbilang cukup mahal, yaitu dimulai dari 2 juta rupiah/malam.
Jadi gimana, udah siap liburan di tempat yang super tenang ini?
Kopi Legendaris di Warkop Tertua Belitung Barat
Kedai kopi yang satu ini, pasti tidak asing bagi traveler. Inilah Kopi Kong Djie yang lezat nan legendaris di Belitung.
Kedai Kopi Kong Djie tak ubahnya amoeba yang selalu membelah diri. Ia tumbuh subur di Belitung Barat, bahkan sampai ke ibukota. Meskipun telah banyak beranak-pinak, kedai pertamanya masih ada dan buka di dekat tugu Batu Satam, tepatnya di Jalan Siburik Barat nomor empat.
Menjelajahi Belitung tak cukup lewat alamnya saja, melainkan juga melalui rasa dari berbagai kudapan dan minuman khasnya. Jika Kecamatan Manggar di Belitung Timur dikenal sebagai kota seribu satu warung kopi, maka Tanjung Pandan kusebut sebagai kota seribu satu Kong Djie.
Kedai Kopi Kong Djie tak ubahnya amoeba yang selalu membelah diri. Ia tumbuh subur di Belitung Barat, bahkan sampai ke ibukota. Meskipun telah banyak beranak-pinak, kedai pertamanya masih ada dan buka di dekat tugu Batu Satam, tepatnya di Jalan Siburik Barat nomor empat.
Sejak tahun 1943, Ho Kong Djie mulai meracik kopi robusta dari Lampung dengan kopi arabika. Perkawinan dua jenis kopi ini menghasilkan segelas kopi nikmat yang mampu memenuhi hasrat kafein semua kalangan.
Penasaran, kuniatkan mencoba segelas kopi susunya. Setelah memesan, segera saja kucari tempat duduk. Malam itu Warkop Kong Djie ramai, sama seperti malam-malam lainnya. Ada banyak kalangan duduk di sana, mulai dari anak muda, bapak-bapak aparat yang baru pulang kerja hingga orang-orang sepertiku, pengunjung Belitung yang penasaran dengan budaya ngopinya.
Sembari menunggu, kuperhatikan keadaan sekitar. Kedai kopi ini ternyata tak luas. Hanya ada tiga ruang kecil yang mungkin cukup untuk beberapa orang saja. Foto-foto lawas terpajang di dinding yang kuyakin di cat putih beberapa puluh tahun lalu. Salah satu foto itu adalah foto laki-laki dan perempuan yang bersandingan. Segera kuambil kesimpulan, pasti itu adalah tuan dan nyonya Ho Kong Djie. Peracik kopi legendaris yang sekarang namanya ada di mana-mana.
Dari tempatku duduk, aku juga leluasa melihat para peracik kopi bekerja dengan begitu lihai. Dalam sekejap saja beberapa gelas kopi berhasil diantarkan ke meja-meja pemesan. Selain kelihaian para peracik kopi, jajaran dandang yang lebih mirip cerek raksasa juga mencuri perhatian. Ternyata dandang-dandang tersebutlah yang membuat kopi Kong Djie spesial. Bubuk kopi diseduh di dalam dandang besar tersebut dengan air mendidih, setelah dirasa cukup maka barulah ia dituang ke dalam cerek lebih kecil sebelum dituang lagi ke gelas-gelas pelanggan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar