Setiap tanggal 27 April, Negeri Kincir Angin merayakan King's Day. Inilah parade dan festival untuk merayakan ulang tahun raja dan dijadikan libur nasional.
Cuaca kota Amsterdam pada Sabtu pagi (27/04) bisa dibilang kurang bersahabat, sesuai prakiraan cuaca beberapa hari sebelumnya. Hujan deras di pagi hari, dan berangin di sore hari. Namun kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat warga kota Amsterdam dan para turis untuk merayakan King's Day atau Koningsdag dalam Bahasa Belanda yang dirayakan untuk merayakan hari lahir Raja Belanda, Willem Alexander, yang menggantikan posisi Ibunya, Ratu Beatrix sejak 30 April 2013.
Tidak hanya kota Amsterdam yang merayakan hari Raja, melainkan seluruh kota di Belanda. Hari Raja ditetapkan sebagai hari libur nasional. Warna oranye menyelimuti seantero negeri, sehingga pas jika sebutan Negeri van Oranje disematkan ke negara yang memiliki populasi 17,5 juta jiwa tersebut. Raja Willem Alexander sendiri bersama keluarganya kali ini memutuskan untuk berkunjung ke kota Amersfoort, sekitar 45 menit perjalanan dari Amsterdam untuk menemui para warga. Kota yang dikunjungi Raja selalu berganti setiap tahunnya. Di Amsterdam, seluruh warga dan juga turis tumpah ruah ke jalan-jalan, berpesta di tiap-tiap sudut kota, musik dimana-mana. Dan yang paling menarik adalah, kanal-kanal utama kota Amsterdam dilalui oleh ratusan boat yang penuh penumpang baik tua maupun muda.
Hampir bisa dipastikan, boat-boat tersebut memutar musik yang cukup kencang hingga membuat siapapun yang mendengar ikut bergoyang atau paling tidak tertawa bersama. Sungguh menyenangkan. Tidak hanya pesta dimana-mana, banyak juga warga yang menggelar lapak dadakan di pinggir-pinggir jalan menjual berbagai macam makanan, pakaian, dan souvenir-suvenir antik baik baru maupun bekas.
Perayaan Hari Raja sejatinya dimulai pada 31 Agustus 1885, untuk merayakan ulang tahun ke-lima Putri Wilhelmina yang kemudian menjadi seorang Ratu sehingga Princess' Day berubah menjadi Queen's Day. Tradisi pun kemudian berlanjut hingga sekarang dan menjadi pesta rakyat dimana raja dan keluarganya merayakan bersama seluruh warga. Saya takjub melihat kecintaan warga terhadap rajanya, hingga rela menunggu berjam-jam untuk melihat kedatangan Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima tanpa mempedulikan buruknya kondisi cuaca pada hari itu.
Berpetualang Menuju Puncak Gunung Butak
Salah satu gunung yang berada di Kota Wisata Batu yang mempunyai pemandangan luar biasa indah. Penasaran?
Kebanyakan orang orang di sekitar Kota Malang dan Batu menamainya dengan sebutan Gunung Putri Tidur. Karena memang gunung ini jika dilihat dari kejauhan Nampak seperti orang yang sedang tertidur terlentang memanjang dari Kabupaten Blitar hingga Batu. Dan bagian kepala dari bentuk orang tidur ini dinamakan orang sekitar sebagai Puncak Buthak menjulang setinggi 2868 mdpl.
Basecamp pendakian sendiri berada di Desa Pesanggrahan, Kota Batu berjarak sekitar 20 menit saja dari Alun Alun Batu, cukup dekat memang tapi sebaiknya tetap memperhatikan kondisi dari kendaraan (Terutama motor matic yang sering kejadian rem blong) karena jalur menuju basecamp di beberapa titik terdapat tanjakan sangat tajam. Basecamp dan perizinan pendakian Gunung Buthak menjadi satu pengelolaan dengan pendakian Gunung Panderman, karena memang kedua gunung ini mempunyai satu badan yaitu “Putri Tidur†namun mempunyai puncak yang berbeda.
Basecamp mempunyai lahan yang cukup luas untuk parkir kendaraan, beberapa gazebo dan juga terdapat beberapa warung yang menyediakan makanan dan keperluan logistik untuk para pendaki. Persis di depan pos perizinan pemandangan aduhai pun sudah dapat kita nikmati. Dari kejauhan Gunung Arjuno Nampak memamerkan kemegahannya, titik pemukiman di Kota Batu pun nampak seperti hamparan rumah monopoli jika dilihat dari ketinggian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar