Selama ini, mungkin traveler mengenal Masjid Istiqlal di Jakarta saja. Ternyata di Bosnia juga ada lho!
Masjid di kota Sarajevo ini dihadiahkan Presiden Soeharto untuk Bosnia-Heregovina yang saat itu dilanda perang berkepanjangan. Meski demikian, pembangunan masjid Istiqlal Sarajevo sempat terhenti seiring lengsernya Soeharto dari jabatan presiden. Masjid itu baru bisa diresmikan oleh Presiden Megawati pada tahun 2001M
Beberapa waktu lalu, saya mengunjungi kota Sarajevo, ibukota negara Bosnia Herzegovina. Salah satu tujuan utama warga Indonesia ke kota ini adalah Masjid Istiqlal, pemberian pemerintah Indonesia kepada Bosnia pada dekade 1990-an. Nama itu dipilih karena menyesuaikan dengan nama masjid besar di Jakarta. Istiqlal sendiri mengandung arti kemerdekaan.
Mungkin sewaktu menghadiahkan masjid tersebut bagi rakyat Bosnia, Presiden Soeharto mendoakan negara Balkan tersebut segera terbebas dari perang berkepanjangan. Meski demikian, pembangunan masjid Istiqlal Sarajevo sempat terhenti seiring lengsernya Soeharto dari jabatan presiden. Masjid itu baru bisa diresmikan oleh Presiden Megawati pada tahun 2001.
Saya akhirnya tiba di Masjid Istiqlal yang juga disebut Masjid Soeharto oleh beberapa kalangan, termasuk orang-orang Bosnia sendiri. Penjaga masjid memanggil saya yang tadinya hanya foto-foto di luar masjid. Ia menyuruh kami untuk masuk, dan saya pun mengagumi keindahan masjid tersebut dari dalam ruangan.
Desain interior masjid Istiqlal memang berbeda dengan masjid-masjid kebanyakan di Eropa, yang sebagian besar merupakan peninggalan Kerajaan Ottoman pada sekitar abad ke-12 hingga 15. Masjid Istiqlal lebih terlihat seperti sebuah masjid Indonesia, baik terlihat dari luar maupun di dalamnya. Sebuah kubah bundar terlihat jelas diapit oleh dua menara, dengan cat bernuansa biru muda dominan di tembok luarnya.
Di dekat pintu masuk masjid tersebut, terdapat bagian dari marmer bertuliskan tulisan dalam bahasa setempat dan bahasa Inggris. jika dibahasa Indonesiakan kira-kira bunyinya begini: Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, masjid Al Istiqlal ini dipersembahkan rakyat Indonesia kepada rakyat Bosnia sebagai simbol persahabatan. Semoga Allah memberkati dan senantiasa melindungi masjid ini.
Sayangnya, karena kami datang ke masjid tersebut di pagi hari, kami tidak sempat melihat suasana salat Zuhur di sana. Setelah melihat-lihat selama hampir satu jam, kami beranjak pergi untuk melihat-lihat suasana kota Sarajevo.
Jika Anda tumbuh besar di dekade 1990-an, Anda pasti akrab dengan berita Perang Bosnia yang sering muncul di Dunia Dalam Berita dulu.
Saya memang sengaja berkunjung ke Sarajevo karena sejak kecil saya tertarik dengan kisah perang Bosnia. Pada tahun 1992, seiring dengan kejatuhan paham komunis di seluruh dunia, Yugoslavia pun mengalami perpecahan. Federasi Bosnia-Herzegovina pun melepaskan diri dari Yugoslavia pada tahun 1992, menyusul Slovenia dan Kroasia yang lebih dulu memproklamirkan kemerdekaan mereka.
Pemerintah Yugoslavia lalu mengirimkan pasukan militer mereka ke Bosnia dan melakukan pembersihan etnis Bosnia yang dominan beragama Islam. Sebanyak 8.300 jiwa menemui ajal mereka di kota Srebrenica, di wilayah timur Bosnia.
Tentara Serbia (hasil dari Republik Federasi Yugoslavia yang bubar) sudah siap mengambil alih kembali Bosnia. Mereka menempatkan penembak jitu mereka di gedung-gedung bertingkat dan mengepung kota Sarajevo. Namun, masyarakat Bosnia tak mau menyerahkan ibu kota mereka begitu saja ke tangan tentara Serbia. Selama tiga tahun, perang tersebut berlangsung sampai akhirnya tentara NATO mengintervensi perang yang sudah menelan sekitar seratus ribu lebih jiwa tersebut.
Setelah perang berakhir, Sarajevo beranjak pulih dan saat ini sudah dikunjungi banyak wisatawan, dan masyarakat kota pun merespons dengan menunjukkan keramahan mereka. Kafe-kafe tenda terlihat di mana-mana, meskipun di berbagai sudut kota masih terlihat lubang bekas peluru pada tembok luar gedung atau rumah.
Meski masa lalu mereka cukup kelam karena dilanda perang, rakyat Sarajevo cukup optimis menatap masa depan mereka yang ditunjukkan dengan bangkitnya sektor pariwisata kota ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar