Rabu, 29 Januari 2020

IAGI Pertanyakan Pengelolaan Gunung Rinjani Setelah Setahun Jadi Geopark

Gunung Rinjani telah lebih dari setahun ditetapkan sebagai geopark UNESCO. Lalu, bagaimana kabarnya kini?

Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Nusa Tenggara (IAGI Nusra), Kusnadi memaparkan tentang konsep geowisata. Menurut dia, geowisata adalah wisata minat khusus yang selain menonjolkan keindahan dari bentuk alam juga mengedukasi wisatawan tentang proses yang terjadi pada bentuk tersebut, seperti bebatuan, bentang alam, struktur geologi, fosil dan sejarah bumi.

"Syukurnya geowisata di Pulau Lombok telah dikembangkan melalui geopark dengan ditetapkannya Geopark Rinjani Lombok sebagai salah satu anggota Unesco Global Geopark," ungkapnya, Selasa (7/5/2019).

Dijelaskannya pemahaman geopark itu sendiri merupakan sebuah managemen wisata alam yang mensinergikan 3 unsur di alam. Yaitu abiotik (geodiversity), biotik (biodiversity) dan culture (culture diversity) dengan pengelolaan kawasan yang memiliki tujuan konservasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakatnya.

Keberadaan Unesco Global Geopark Rinjani Lombok mempertegas alasan turis untuk mengunjungi Lombok daripada pulau yang lain. Karena, selain memiliki alam yang sangat indah dan terkenal seantero dunia, kawasan Geopark Rinjani memiliki nilai kekayaan yang bernilai tinggi dalam proses pembentukan bentang alam dan bebatuannya.

"Apakah potensi ini telah dikelola dengan maksimal?" tanya dia.

Satu tahun sudah Geopark Rinjani Lombok ditetapkan sebagai Unesco Global Geopark sejak 17 April 2018 yang lalu. Sedangkan status Rinjani sebagai geopark nasional diakui sejak 2013 lalu.

Memang, alam Lombok tercipta dari proses geologi yang unik. Hal itu menghasilkan lanskap yang indah. Apakah hal itu telah dikelola dengan maksimal?

Pariwisata menjadi salah satu potensi ekonomi yang besar bagi daerah-daerah yang berada di kepulauan. Begitu juga dengan Lombok yang berada di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Lombok dengan keindahan alamnya terbentang mulai dari dasar laut, pantai sampai gunung yang membawa magnet tersendiri bagi arus wisatawan asing maupun dalam negeri untuk datang menikmatinya.

Tentunya keberadaan alam yang indah saja tidak cukup untuk beberapa tipe wisatawan yang juga senang mempelajari nilai dari keunikan tersebut. Keunikan proses dan bentukan yang bersifat alamiah itu menciptakan suatu bentuk wisata yang lebih edukatif bernama geowisata.

Sambut Ramadhan, Masjid Pekanbaru Datangkan Imam dari Timur Tengah

Masjid Raya Pekanbaru kembali mengundang imam dari Timur Tengah. Jamaah bisa merasakan salat seperti di Timur Tengah dengan bacaan tarawih satu malam satu juz.

Di tahun ini, Masjid Raya Pekanbaru mengundang lagi imam dari Timur Tengah untuk menjadi imam tarawih selama Ramadhan. Pertama Syekh Dr Ahmed Ayarageb Fetouh Elsayaed dari Mesir dan Syehk Dr Hamood Mahmood Mamood dari Yaman.

"Syekh Ahmed dari Mesir baru hari ini tiba di Pekanbaru. Imam pertama ini diperkirakan hanya sampai hari ke lima Ramadhan," kata Rinaldi, pengurus Masjid Raya Pekanbaru kepada detikcom, Senin (6/5/2019).

Menurut Rinaldi, imam masjid asal Mesir ini sifatnya untuk mengisi kekosongan menunggu datangnya imam dari Yaman.

"Jadi imam dari Mesir nantinya hanya sebentar saja menunggu kedatangan imam dari Yaman. Kalau imam dari Yaman sudah datang, imam dari Mesir akan pulang," kata Rinaldi.

Keduanya akan menjadi imam untuk salat tarawih di Masjid Raya Pekanbaru. Pelaksanaan salat tarawih nantinya 20 rakaat dengan bacaan Al Qur'an satu juz dan penutupnya dengan witir 3 rakaat. Bagi traveler yang biasanya hanya 8 rakaat tarawih dan 3 witir, juga boleh datang kok. Silahkan saja tak melanjutkan sampai 20 rakaat.


"Masyarakat silahkah ikut meramaikan salat tarawih di Masjid Raya. Kami panitia juga menyediakan minuman dan makanan ringan selama ramadhan," kata Rinaldi.

Anda ingin merasakan bagaimana salat tarawih seperti di Timur Tengah silahkan ke Masjid Raya. Lokasi masjid berada di Jl Senapelan kawasan Pasar Bawah Pekanbaru berdekatan dengan Kantor Dit Lantas Polda Riau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar