Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus akhirnya menutup operasional perahu wisata di Bendungan Logung. Pemilik hanya bisa pasrah dan siap mematuhi aturan.
Sebagaimana diketahui, semua perahu di Bendungan Logung dilarang beroperasi karena dianggap ilegal. Terlebih di minggu ketiga Juni, air di bendungan akan dikosongkan. Mengingat bendungan saat ini masih dalam masa uji coba.
Pemilik perahu di antaranya Rinto, mengaku hanya bisa pasrah dengan keputusan pemerintah. Sebab, dia bersama anggota pemilik perahu yang tergabung di Bregat Logung Jaya (BLJ), sadar jika semua butuh aturan.
"Kami pasrah. Bahkan manut saja dengan keputusan pemerintah," kata Rinto ditemui di dekat perahunya, Rabu (19/6/2019).
Dalam kesempatan itu Bupati Kudus M Tamzil dan jajaran terkait tengah melihat langsung lokasi dermaga perahu wisata di Bendungan Logung. Hal itu terkait dengan pemberian sosialisasi berhentinya perahu wisata.
Rinto mengakui, dia membeli perahu sekitar Rp 15 juta berikut mesin operasionalnya. Dia membeli perahu dari Karangjahe Rembang. Pria asli Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, ini mengoperasikan perahunya sejak akhir Ramadhan lalu.
"Memang saat Lebaran kemarin terutama Hari Raya Ketupat, pendapatan dari operasional perahu bisa sampai Rp 2 juta. Saat hari normal paling Rp 100 ribu," kata dia.
Marsidi, pemilik perahu lain mengaku, dirinya bersama rekan paguyuban BLJ siap dibimbing pemkab untuk mengikuti aturan. "Kami hanya masyarakat biasa yang sehari-hari jadi petani. Kami hanya mengais rezeki. Bimbing kami. Aturan yang harus dipatuhi seperti apa akan kami patuhi," kata Marsidi di hadapan bupati.
Ali, pemilik perahu lain juga menyatakan hal serupa. "Ya kami ikuti saja aturannya kalau memang harus berhenti perahunya," kata Ali di atas perahunya.
Pantauan di lokasi, sekitar 22 perahu wisata di Bendungan Logung bersandar di tepi dermaga sederhana. Perahu berbahan kayu dan fiber terlihat telah dicat dengan warna menarik. Serta masing-masing dilengkapi rompi pelampung untuk keselamatan penumpang.
Bupati Kudus M Tamzil mengatakan, pihaknya bersama pengusaha atau pemilik perahu telah sepakat bahwa perahu wisata di Bendungan Logung berhenti operasi. Bendungan harus kosong sementara ini.
"Selain bendungan harus dikosongkan airnya karena masih uji coba, pengusaha perahu juga akan diajak studi banding ke Bendungan Jatibarang Semarang," kata Tamzil di Logung.
Masjid Muhammad Cheng Ho Akan Dibangun di Bagansiapiapi
Kota Bagansiapiapi ibu kota Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) akan membangun Masjid Muhammad Cheng Ho. Pembangunan masjid ini sumbangan dari masyarakat muslim Tionghoa.
Pelatakan batu pertama pembangunan Masjid Cheng Ho ini dilaksanakan di kawasan pujasera di Kota Bagan oleh Gubernur Riau, Syamsuar didampingi Bupati Rohil, Suyatno.
"Pembangunan Masjid Muhammad Cheng Ho ini tentunya membanggakan masyarakat Rohil juga seluruh masyarakat Riau. Semoga ini membawa berkah kita semua," kata Gubernur Riau, Syamsuar, Rabu (19/6/2019).
Peletakan batu pertama ini dilaksanakan sebelum pelaksanaan tradisi bakar tongkang di Bagan. Dengan pembangunan masjid yang akan dibangun bergaya arsitektur khas China ini menjadi yang pertama di Riau.
"Kita ucapan terima kasih atas sumbangan pembangunan Masjid Muhammad Cheng Ho ini. Ini akan menjadi masjid pertama Cheng Ho di Riau," kata Syamsuar.
Sementara itu, Bupati Rohil, Suyatno menjelaskan, rencananya pembangunan Masjid Cheng Ho ini akan menelan dana sekitar Rp 8 miliar sampai Rp 10 miliar di atas lahan seluas 2 hektare.
Dalam pembangunan ini, kata Suyatno, Masjid Muhammad Cheng Ho akan dilengkapi menara setinggi 25 meter. Juga akan dilengkapi dengan taman pendidikan Alquran dan perpustakaan.
"Dana pembangunan Masjid Muhammad Cheng Ho merupakan sumbangan dari warga Tionghoa asal Bagansiapiapi yang telah mualaf. Mereka saat ini berada di Jakarta. Ada sekitar 200 orang warga Tionghoa yang telah muslim," kata Suyatno.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar