Selasa, 21 Januari 2020

Penumpang Protes Pesawat Delay, Pihak Maskapai Panggil Polisi

 Ratusan orang penumpang di Amerika Serikat protes ke pihak maskapai karena pesawat mereka delay. Pihak maskapai pun memanggil polisi. Waduh!

Penerbangan American Airlines dari Dallas menuju ke Boston, Amerika Serikat terpaksa harus mengalami delay karena kendala cuaca awal April lalu. Ratusan penumpang yang terdampak pun protes ke pihak maskapai.

Tapi oleh pihak maskapai, protes para penumpang ini malah ditanggapi dengan memanggil polisi. Dikumpulkan detikcom dari beberapa sumber, Jumat (14/6/2019) salah seorang penumpang bernama Tania Del Rio (33), memberikan kesaksian bagaimana peristiwa ini terjadi.

Tania yang sedang hamil, menjelaskan bahwa pesawat American Airlines dengan kode penerbangan AA65 semula hanya delay selama 20 menit. Kemudian, delay itu diperpanjang jadi pukul 12.30 pagi waktu setempat karena cuaca tak kunjung membaik.

Padahal pesawat tersebut dijadwalkan take off pada pukul 20.30 waktu setempat. Namun pada akhirnya, pesawat ini batal terbang sampai keesokan harinya.

Para penumpang pun merasa kecewa dan protes keras ke pihak maskapai American Airlines. Apalagi mereka tidak diberikan kompensasi berupa makanan atau pun kamar hotel terkait insiden ini, malah terkesan dibiarkan begitu saja.

Padahal ada penumpang berusia lanjut dan juga anak-anak di penerbangan itu. Tania dan penumpang lainnya merasa pihak American Airlines ingkar janji, karena sebelumnya lewat pengeras suara akan dijanjikan email yang berisi kode voucher hotel, makanan dan transportasi.

"Kami menunggu selama sejam untuk email itu, tapi ternyata tidak ada info apa-apa soal hotel, makanan maupun transportasi. Akhirnya, salah seorang pegawai bilang kalau tidak ada hotel, makanan maupun transportasi untuk kami," jelas Tania.

Untuk mencegah situasi chaos, pihak American Airlines pun memanggil beberapa polisi untuk berjaga. Padahal menurut Tania, polisi-polisi ini juga 'menonton' saja tanpa melakukan apapun.

Akhirnya, pihak American Airlines pun memberikan voucher diskon, serta voucher hotel dan transportasi kepada para penumpang. Sementara sebagian penumpang lain memilih untuk tetap tidur di bandara karena takut ditinggal atau tertimpa masalah lainnya.

Lewat media sosial, American Airlines pun memohon maaf atas kejadian tersebut.

"Kami meminta maaf atas pembatalan itu. Kendala cuaca di Dallas menyebabkan banyak delay dan tim kami bekerja keras agar semua penumpang bisa dijadwalkan ulang," kata pihak American Airlines.

Warga Desa Ini Punya Kode Rahasia Lewat Warna Rumah

Sebuah desa nelayan di Greenland mencuri perhatian setelah potretnya memenangkan penghargaan bergengsi National Geographic. Namun, desa ini punya kode rahasia.

Adalah Upernavik, sebuah desa nelayan sederhana yang berada di Greenland. Baru-baru ini, jepretan fotografer Chu Weimin bertma 'Greenlandic Winter' yang berisi foto desa itu sukses membuatnya viral.

Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Jumat (14/6/2019), pihak juri dari kontes National Geographic Travel Photo berujar kalau foto desa Upernavik jepretan Weimin begitu unik seperti diberitakan News Australia.

Selain komposisi foto yang baik, ternyata rumah-rumah di desa nelayan itu memilki kode tersembunyi yang hanya diketahui oleh warganya. Kode itu tampak dari warna tiap-tiap rumah yang berbeda.

"Sejarahnya, bangunan Greenland diwarnai berbeda untuk mengindikasikan fungsi yang berbeda. Dari warna merah hingga biru, masing-masing memiliki fungsi saat desa tertutup salju," ujar Weimin dalam penjelasannya.

Menurut situs Visit Greenland, tiap warna yang melekat pada bangunan memiliki fungsinya masing-masing. Warna merah misalnya, menandakan rumah komersial. Warna kuning untuk rumah sakit, warna hitam untuk kantor polisi, biru untuk perusahaan ikan, serta hijau untuk perusahaan telepon.

Sedangkan untuk bangunannya, menggunakan kayu, tulang hingga bulu binatang buruan. Materialnya pun disesuaikan dengan kondisi di Greenland yang cenderung dingin, khususnya di musim dingin. Unik sekali ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar