Rabu, 01 Januari 2020

Nama Kampung Unik di Papua: Khawatir Sore

Sungguh bukan bercanda. Ada satu kampung unik di Papua yang bernama Kwatisore. Itu merupakan singkatan dari kata khawatir sore, bagaimana ceritanya?

Bahasa menjadi hal yang menarik di Papua. Tahukah kamu kalau kebanyakan bahasa sehari-hari di Papua, merupakan dua kata yang disingkat jadi satu. Sapu misalnya, bukan sapu untuk alat untuk membersihkan ruangan yang kita kenal.

"Sapu itu singkatan dari saya punya. Ada juga Sagi artinya saya pergi, lalu kopi mana? Artinya bukan bertanya kopinya ada di mana tapi artinya kamu (ko) pergi kemana?," terang Hari Suroto, peneliti dari Balai Arkeologi Papua kepada detikcom, Selasa (13/8/2019).

Bahkan, beberapa kampung di Papua ada yang bernama Kwatisore. Suatu kampung di Distrik yaur, Kabupaten Nabire dan persis di Teluk Cenderawasih.

"Nama kampung ini berasal dari dua kata yaitu khawatir dan sore, disingkat jadi Kwatisore," terang Hari.

Usut punya usut, rupanya di kampung tersebut sering terjadi hujan besar di sore hari. Maka itu bagi para nelayan dan yang berkebun di sana, akan kembali pulang ke rumah sebelum sore hari datang.

"Mereka akan menghindari beraktivitas sore hari di luar rumah atau bepergian pada sore hari, karena adanya hujan besar," kata Hari.

"Tapi ya sekarang mereka sudah terbiasa dengan hal tersebut. Buat pengunjung, banyak yang tidak tahu kalau Kwatisore itu ada ceritanya," lanjutnya sambil tersenyum.

Menurut Hari, terdapat sekitar 819 penduduk di Kampung Kwatisore. Mereka bermata pencaharian sebagai nelayan dan berkebun. Namun selain nama kampungnya yang unik, perairan di Kwatisore juga menarik karena adalah habitatnya whale shark alias hiu paus!

Wisatawan bisa menyelam dan melihat hiu paus dari dekat. Hiu pausnya berenang bebas di lautan, serta sungguh bersahabat dengan manusia. Apalagi, bagi penduduk kampung Kwatisore, anak-anak kecil di sana sering berenang bersamanya.

"Bagi masyarakat Kwatisore, ikan hiu paus adalah ikan adat yang tidak boleh dibunuh atau dimakan," tegas Hari.

Oleh sebab itu, habitat hiu paus di perairan Kwatisore sangatlah terjaga. Berbagai organisasi pecinta lingkungan dan pecinta satwa, sering menggandeng warga Kwatisore untuk terus menjaga alamnya.

Menurut website resmi Pemkab Nabire, hiu paus adalah spesies ikan yang terbesar dan bukanlah paus. Hiu ini diduga dapat tumbuh sampai 18-20 meter, walaupun sangat jarang ditemukan spesimen yang berukuran di atas 12 meter dengan bobot 20 ton. Walaupun ukurannya besar, hiu ini cenderung jinak dan tidak berbahaya untuk manusia.

Di Indonesia, hiu paus ditemui di perairan Sabang, Situbondo, Bali, Nusa Tenggara, Alor, Flores, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua. Di daerah Probolinggo, Jawa Timur kehadirannya bersifat musiman (Januari-Maret), sementara di Kwatisore, Teluk Cenderawasih, Papua yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) hiu paus dinilai bisa terlihat sepanjang tahun.

Untuk mencapai Kwatisore dari Jakarta, kamu harus memulai perjalanan dari Jakarta dengan Pesawat menuju Nabire. Dari Nabire dilanjutkan dengan naik speed boat dari Pantai Maf Nabire atau bisa juga melalui Pantai Wagi yang berjarak 60 Kilometer dari pusat kota Nabire untuk sampai ke Kwatisore.

Selamat datang di Kwatisore dan bermain bersama hiu paus. Jangan khawatir kalau sudah sore ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar