Semua kategori dalam penghargaan 2019 Skytrax World Airline Awards telah diumumkan. AirAsia tangguh di puncak selama 11 tahun ini.
Seperti dilansir dalam laman resmi Sktytrax dan rilis resminya, Rabu (19/6/2019), AirAsia kembali dinobatkan sebagai Maskapai Low Cost Terbaik Dunia untuk 11 tahun berturut-turut. Inilah ajang penghargaan bergengsi dalam industri aviasi dunia, Skytrax World Airline Awards 2019.
AirAsia juga dinobatkan sebagai Maskapai Low Cost Terbaik Asia dan meraih penghargaan sebagai Maskapai Low Cost dengan Kabin Premium Terbaik Dunia untuk produk Premium Flatbed yang tersedia pada armada berbadan lebar AirAsia X yang melayani penerbangan jarak jauh.
Ajang penghargaan Skytrax World Airline Awards merupakan ajang yang menjadi standar penilaian layanan penerbangan dunia. Penilaian untuk tahun ini dilakukan melalui survei kepada 21,56 juta pelanggan 100 negara terhadap 300 maskapai dan pelayanannya selama periode September 2018 hingga Mei 2019.
Untuk merayakan penghargaan ini, AirAsia akan memperpanjang periode pemesanan AirAsia BIG Sale hingga hari Minggu, 23 Juni 2019 pukul 23.00 WIB. Tentu banyak diskon yang bisa kamu dapatkan dalam program itu.
Tenang, maskapai LCC Indonesia, Citilink juga masuk dalam daftar ini. Namun, peringkatnya ada di 20 besar, yakni di nomor 20.
Berikut 20 besar maskapai LCC terbaik dunia 2019:
1. AirAsia
2. EasyJet
3. Norwegian
4. Southwest Airlines
5. AirAsia X
6. Jetstar Airways
7. WestJet
8. IndiGo
9. Ryanair
10. Eurowings
11. Scoot
12. Jetstar Asia
13. PAL Express
14. Peach
15. Vueling Airlines
16. Air Canada rouge
17. LEVEL
18. Jet2.com
19. Flynas
20. Citilink.
Berikut ini maskapai LCC terbaik penerbangan jarak jauh dan terbaik di regionalnya. 10 Maskapai LCC penerbangan jarak jauh terbaik dunia 2019:
1. Norwegian
2. AirAsia X
3. Jetstar Airways
4. WestJet
5. Eurowings
6. Scoot
7. Air Canada rouge
8. LEVEL
9. Cebu Pacific
10. French Bee.
5 Maskapai LCC terbaik di Asia Tengah 2019:
1. IndiGo
2. SpiceJet
3. GoAir
4. Buta Airways
5. airblue.
5 Maskapai LCC terbaik di Timur Tengah 2019:
1. Flynas
2. Air Arabia
3. flyDubai
4. Jazeera Airways
5. Flyadeal.
5 Maskapai LCC terbaik di Afrika 2019:
1. Fastjet
2. Mango
3. Kulula
4. Jambojet
5. fly540.
10 Maskapai LCC terbaik di Eropa 2019:
1. EasyJet
2. Norwegian
3. Ryanair
4. Eurowings
5. Vueling Airlines
6. LEVEL
7. Jet2.com
8. Wizz Air
9. airBaltic
10. Pobeda
10 Maskapai terbaik di Amerika Utara 2019:
1. Southwest Airlines
2. WestJet
3. Air Canada rouge
4. Spirit Airlines
5. Frontier Airlines
6. Volaris
7. Interjet
8. Sun Country Airlines
9. Allegiant Air
10. VivaAerobus.
5 Maskapai terbaik di Amerika Selatan 2019:
1. Sky Airline
2. Easyfly
3. Gol
4. Viva Air
5. JetSmart.
Imbas Tiket Pesawat Mahal, Hotel dan Pelaku Wisata Ikut Cemberut
Harga tiket pesawat yang melambung tinggi berdampak pada okupansi hotel. Tingkat hunian hotel terjun bebas.
Seperti yang diutarakan oleh Rainier H Daulany, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel Republik Indonesia (PHRI) bahwa harga tiket pesawat yang melonjak membuat sejumlah pelaku wisata ikut merasakan dampaknya. Ia mengatakan, solusi pemerintah dianggap belum tepat sasaran.
"Paling enggak sejak April kita hanya berkutat bicara enggak ada solusi. Yang disampaikan Jokowi adalah puncak kekesalan karena beliau menetapkan pariwisata sebagai leading sector. Apa yang terjadi, karut-marut membawa dampak sangat berat bagi industri wisata," ujarnya saat berbicara dalam Kongkow Bisnis Pas FM di Hotel Millenium, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2019).
Rainer mengatakan, bahwa hal ini bisa dilihat dari momen Idul Fitri tahun ini. Bahwa okupansi hotel menurun khususnya di luar pulau Jawa.
"Tiket mahal sebelum kejadian dampaknya perhotelan khususnya di luar Pulau Jawa. Contoh malam takbiran di tempat-tempat orang pulang kampung. Makassar sekarang okupansi 25 persen dan Sumbar 40 persen, biasanya saat Lebaran 100 persen," tambahnya.
Menurutnya, destinasi populer seperti Bali masih bisa selamat. Hal ini, karena menjadi incaran banyak turis dan dapat dijangkau dengan jalur darat dan laut.
"Di luar Pulau Jawa turun. Bali getol karena Bali adalah gold tourist destination. Masih bisa dijangkau dengan darat dari Jawa. Syukur kita punya tol," paparnya.
Meski begitu, menurut Rainer, Bali juga mengalami penurunan meski tidak sebesar kota-kota lain. Namun tetap, jumlah ini berdampak besar bagi Pulau Dewata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar