Pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata di Danau Toba, Sumatera Utara dan sekitarnya dikebut. Supaya destinasi Danau Toba jadi kelas dunia!
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan saat Rapat Koordinasi Pengembangan Pariwisata Danau Toba di Kantor Kemenkomar, Jakarta, Jumat (2/8) kemarin. Dia mendorong kementerian dan lembaga terkait untuk bergerak cepat membangun infrastruktur di kawasan Danau Toba.
"Arahan Presiden untuk dieksekusi secepat-cepatnya, untuk para investor juga harus segera membangun," kata Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan dalam siaran pers dari Kementerian Pariwisata, Minggu (4/8/2019).
Menko Maritim Luhut juga memastikan agar Kementerian PUPR segera mengeksekusi arahan Presiden Jokowi terkait infrastruktur di Danau Toba dan pengembangan sektor pariwisata.
"Target pada 2020 infrastruktur dasar atau sarana dan prasarana menunjang kawasan pariwisata atau Otorita Danau Toba dan wilayah sekitarnya terealiasi," kata Luhut.
Lebih lanjut, Luhut juga meminta agar lintas K/L dapat menindaklanjuti permasalahan keramba jaring apung agar masalah pencemaran lingkungan di Danau Toba yang mempengaruhi kenyamanan wisatawan segera dibenahi.
Dalam Rakor tersebut, hadir pula Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Dirut Badan Otorita Pariwisata Danau Toba Arie Prasetyo.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan kesiapan para investor untuk melaksanakan groundbreaking hotel di Danau Toba, khususnya di zona otorita.
"Komitmen dari Pemerintah mengenai pembangunan infrastruktur dan utilitas dasar di dalam kawasan segera diwujudkan, salah satunya dimulai pada September 2019," kata Arief.
Lebih lanjut, Arief menjelaskan, Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dalam format Conditional LUDA (Land Utilization dan Development Agreement), yang ditargetkan pada 10 Oktober 2019.
"Komitmen dari investor mengenai dimulainya pembangunan fisik. Groundbreaking Glamorous Camping atau Glamping pada 10 Oktober 2019. serta Groundbreaking Luxurious Hotel ditargetkan pada 20 April 2020," kata Menpar.
Harga Satu Ekor Domba Batur Bisa Rp 20 Juta
Harga Domba Batur (Dombat) memiliki bentuk yang unik denan ciri memiliki bulu tebal. Namun tidak hanya itu, domba ini juga mempunyai nilai jual yang tinggi.
Seperti Dombat milik Hadiono (48). Warga Desa Batur, Banjarnegara ini mengatakan domba miliknya dijual dengan harga mencapai Rp 20 juta untuk satu ekor. Menurutnya, semakin bertambahnya usia, harganya pun semakin tinggi. Bahkan beberapa Dombat dijual setara dengan harga satu ekor sapi.
"Ada tiga jenis Domba Batur, yakni Merino, texel dan sufolk. Tetapi yang kualitasnya paling bagus adalah jenis merino," ujarnya saat ditemui di Dieng, Sabtu (3/8/2019).
Tidak hanya itu, Hadiono mengatakan, Dombat yang memiliki harga tinggi yakni yang memiliki mulut rapi, kuping lancip dan besar. Selain itu, juga dari kening hingga hidung tidak terdapat bulu.
"Kalau harga normal itu antara Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta per ekor Dombat. Tetapi kalau lebih dari dua tahun biasanya harga sudah sampai Rp 10 juta lebih," jelasnya.
Menurutnya, penjualan Dombat tidak hanya di lingkungan batur, namun ke berbegai kota. Seperti Medan, Surabaya dan beberapa kota lainnya.
"Ada juga yang pernah menjual hingga Malaysia. Jadi memang jauh-jauh," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Banjarnegara Totok Setya Winarna membenarkan harga Domba Batur bisa mencapai harga puluhan juta. Terlebih, domba tersebut pernah memenangi lomba.
"Kalau sudah menang lomba ini juga mempengaruhi harga. Ada yang bisa mencapai Rp 25 juta untuk satu ekor Dombat," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar