Dieng menjadi kawasan wisata yang didatangi oleh wisatawan lokal dan mancanegara. Traveler bisa melihat keindahan sunrise yang menakjubkan dari puncak Sikunir.
Traveling sudah menjadi trend dan juga gaya hidup saat ini. Tak hanya kaum muda, para orang tua pun mulai menyukai dan menikmati kegiatan traveling, baik travel ala koper maupun ransel.
Destinasi wisata yang dituju pun beragam dari yang dekat rumah, luar kota, luar pulau sampai luar negeri, tergantung isi kantong masing-masing. Asyik ya apalagi kalau travel-matenya orang-orang tersayang. Tapi ada juga yang lebih seru, traveling yang di bayar seperti saya di masa lalu.
Sebulan sebelum wisuda di tahun 2009, saya ditawari untuk mendampingi sebuah grup dari Inggris untuk belajar budaya dan napak tilas ke beberapa kota di Jawa Tengah dan DIY lewat program Bangun Warastra yang digawangi sebuah NGO di Semarang. Pertama kalinya traveling selama sebulan full sebagai team leader bule. Ini cerita kami saat berkunjung ke Dieng.
Ada Simon dan Gemma yang merupakan pasangan kekasih dan juga Toni. Bisa dibayangkan segala keriwehan culture shock, keinginan yang beragam, dan mengambil keputusan disaat genting. Dalam Program Bangun Warastra ini saya tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa dan matang, karena saya bertanggung jawab atas ketiga peserta dari Inggris dari mulai bangun tidur sampai saatnya tidur lagi.
Minggu pertama dimulai dengan orientasi di Ungaran, pengenalan tentang kebiasaan dan budaya lokal, cooking class sampai mencoba kostum jawa. Selesai orientasi, tujuan pertama kami adalah Dieng, kami menuju Dieng menggunakan bus umum, di mana para peserta cukup shock saat diturunkan di pinggir jalan. Tas mereka dilempar lalu diangkut lagi untuk diletakkan di atap bus kecil menuju Dieng dengan kondisi kursi bus yang sempit.
Selama perjalanan mereka menanyakan pada saya, "Dani, are you sure our luggage above is fine? What if it's rain?", kalau mengingat semua itu rasanya ingin tertawa. Waktu itu saya harus berdiri sepanjang perjalanan dari Wonosobo menuju Dieng dan pasang tampang cool and pretend everything is gonna be okay agar mereka tidak khawatir terutama soal tas dan koper di atap bus.
Sesampainya di penginapan, kami masuk ke kamar masing-masing untuk istirahat. Malamnya, kami berbincang dengan pemilik penginapan, membicarakan rencana perjalanan besok hari untuk melihat sunrise di puncak Sikunir. Saat itu yang naik ke puncak Sikunir hanya kami berempat, ditemani seorang pemandu demi melihat sunrise. Berangkat pukul 02.00 dini hari dilengkapi jaket tebal dan syal yang melingkari leher, kami menempuh perjalanan dari Dieng menuju Desa tertinggi di Pulau Jawa yaitu Desa Sembungan untuk mencapai Sikunir.
Udara yang tadinya menggigit perlahan menghilang digantikan hembusan hangat nafas kami. Jalanan sunyi, sesekali terdengar suara katak dan pekik jangkrik di kejauhan menambah syahdu suasana. Kami harus berhati-hati karena jalur yang kami daki selain terjal dan curam juga licin. Maklum, tangganya terbuat dari tanah, jadi begitu hujan turun jalanan menjadi licin. Kami saling membantu mengulurkan tangan bagi yang kesulitan. Medan terjal terbayar dengan pemandangan indah yang terhampar luas di depan kami. Kami bisa melihat Gunung Sindoro, Sumbing dan perahu dari sana ketika fajar merekah untuk pertama kali.
Memancarkan sinar keemasan cantik dan menenangkan hati, begitu besar kuasa Tuhan menciptakan pemandangan yang begitu menakjubkan. Tahun 2009 merupakan tahun pertama warga Dieng memperkenalkan sunrise tour bagi para pengunjung yang ingin menikmati pemandangan indah dari puncak Sikunir. Berbeda dengan beberapa tahun belakangan ini, dulu kita bisa menikmati sunrise dalam keheningan yang memabukkan bukan diantara lautan manusia yang berebut selfie.
Itu pengalaman saya traveling ke Dieng tahun 2009, kalau diberi kesempatan untuk traveling kemana lagi, saya ingin sekali bisa berkunjung ke Dubai. Kenapa? Dubai sebuah negara yang membuat semua yang tidak mungkin menjadi mungkin. Dari Burj Khalifa hingga hotel bawah lautnya yang fenomenal juga wisata untanya.
Sebagai salah satu negara yang paling modern di dunia, menjadi salah satu alasan wajib untuk mengunjungi negara tersebut. Saya sempat terhenyak saat tau tentang Burj Khalifa yang menjulang begitu tinggi lewat film Mission Impossible (Ghost Protocol) yang dibintangi oleh Babang Tamvan Tom Cruise tahun 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar