Bukit Fatukopa adalah sebuah bukit karang mistis di Timor Tengah Selatan. Masyarakat setempat percaya, bukit ini adalah Bahtera Nabi Nuh yang karam.
Bukit Fatukopa sesungguhnya adalah bukit batu dengan sedikit vegetasi khas hutan hujan tropis. Nama 'Fatukopa' sendiri berasal dari bahasa Dawan yang berarti batu kapal.
Bukit ini memang sangat unik karena kalau dilihat dari posisi tertentu, maka akan terlihat seperti kapal.
Bukit Fatukopa yang berbentuk seperti kapal ini dipercaya oleh masyrakat di sekitar bukit, sebagai bahtera Nabi Nuh pada zaman dahulu yang karam.
Bukit Fatukopa ini memang masih sangat alami dan asri dan jarang terjamah. Banyak yang menganggap bukit ini sebagai tempat yang sangat mistis.
Lokasinya berada di Kecamatan Fatukopa, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fatukopa sendiri berjarak 57 km arah Timur Kota Soe.
Traveler bisa berkunjung ke bukit ini dengan waktu tempuh 1 jam menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Berani ke sini?
Pulau Tegal Mas, Miniatur Maldives dari Lampung
Lampung punya beberapa pulau cantik yang akan membuat traveler terpesona. Salah satunya Pulau Tegal Mas yang punya keindahan bak miniatur Maldives.
Membuat rencana itu mudah, eksekusinya yang repot. Bisa jadi karena cuaca, mood yang berubah, teman yang menjengkelkan, atau hal-hal dadakan lain yang terjadi di luar kendali seperti kecelakaan atau sakit.
Hal ini kami rasakan saat akan menuju Pulau Tegal Mas di Lampung. Pulau yang disebut-sebut sebagai miniatur Maladewa karena keindahan laut serta penginapan apung yang tersedia di sana, disebut juga sebagai Kampung Lombok, karena beberapa penginapan dibuat berbentu bale jukung.
Rencana ini sudah dibuat jauh-jauh hari. Teman-temanku memang tinggal di Lampung sehingga, tujuan wisata kali ini juga ada di sana. Maka, aku yang tinggal di Depok harus mengalah untuk bisa mewujudkan liburan yang telah kami rencanakan.
Aku menggunakan ojek online menuju Terminal Kampung Rambutan. Rencananya, dari sana aku akan naik bus ke Pelabuhan Merak. Sayang, di tengah perjalanan, hujan turun deras dan pengemudi tak memiliki jas hujan. Kami berteduh, namun bajuku sudah sempat basah.
Kondisi terminal begitu padat sehingga membuatku kurang nyaman untuk bergerak. Aku memutuskan tetap menggunakan pakaian basah tersebut selama perjalanan dan berencana untuk menggantinya di Pelabuhan Merak.
Malang tak dapat dihindari, bus tak memiliki kamar mandi dan aku mulai merasa dingin. Aku memang mengganti pakaianku begitu tiba di Pelabuhan Merak, tetapi tiba-tiba seorang anak kecil yang sedang bercengkerama mencipratkan air ke arah ku dan lagi-lagi bajuku basah.
Aku tiba di rumah temanku dengan kondisi yang begitu lelah, tak enak badan. Sampai akhirnya malam datang, badanku menggigil tak tertahan mirip orang yang terkena Hipotermia.
Aku dibawa ke klinik terdekat. Salah satu Dokter mengatakan bahwa aku terkena typus. Pernyataan ini membuat teman-temanku mengubah pikiran dan membawaku ke UGD ke salah satu rumah sakit di Kemiling.
Lucunya, di UGD, Dokter mengatakan bahwa aku baik-baik saja. Hanya kelelahan dan kurang minum. Ternyata memang betul, usai diberi suntikan vitamin dan satu kantong penuh infus berisi sesuatu yang aku lupa namanya, kondisiku berangsur membaik. Hanya butuh 2 jam kami berada di UGD dan aku dipersilahkan pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar