Viral di media sosial pria berusia 45 tahun yang tak bisa menutup rahangnya akibat tertawa dan menguap terlalu lebar. Cerita ini diunggah oleh akun TikTok @dr.helmiyadi_spot.
Dalam unggahan tersebut dijelaskan, pria itu diduga mengalami dislokasi sendi pada rahangnya. Rahang pria ini pun dapat kembali menutup setelah mendapat penanganan dari dokter.
Sebenarnya kondisi apa yang dialami pria itu?
Menurut dokter bedah mulut dari RS Pondok Indah Bintaro Jaya, drg Pruput Dwi Mutiari, SpBM, pria itu mengalami dislokasi rahang atau suatu keadaan di mana sendi rahang bergerak terlalu ke depan dan terkunci.
"Menguap terlalu lebar membuat sendi rahang bergerak terlalu ke depan, sehingga terkunci di depan tonjolan sendi (eminentia artikularis), sehingga membuat posisi sendi rahang tidak bisa kembali ke posisi normal dan tidak bisa menutup mulut," kata drg Pruput saat dihubungi detikcom, Rabu (2/12/2020).
Apa penyebab terjadinya dislokasi rahang?
drg Pruput menjelaskan, kondisi ini bisa terjadi jika sendi pada rahang mengalami peradangan, karena adanya kebiasaan makan hanya dari satu sisi dan suka menggertakkan gigi (bruxism).
"Jadi kalau punya kebiasaan buruk makan satu sisi dan bruxism tadi, maka risiko untuk dislokasi saat rahangnya nguap terlalu lebar jadi lebih tinggi," jelasnya.
"Jadi tetap harus ada kejadian dia mangap lebar dulu baru bisa dislokasi," tuturnya.
https://movieon28.com/movies/si-doel-the-movie-2/
Lagi-lagi Sekeluarga Kena COVID-19 Setelah Makan Malam Bersama
Sebuah acara makan malam sekeluarga menjadi petaka yang sangat besar. Akibat dari acara tersebut, satu keluarga terinfeksi virus Corona.
"Saat itu kami berenam, hanya makan malam keluarga, bukan mengadakan pesta besar," kata Shaun Hanson (41) salah satu anggota keluarga, yang dikutip dari Global News, Rabu (2/12/2020).
Anggota keluarga yang berkumpul saat itu terdiri dari Hanson, istrinya, sepupu, keponakan, dan orang tuanya. Acara makan malam tersebut diadakan dalam rangka ulang tahun ayahnya yang telah berusia 66 tahun.
Meskipun pemerintah melarang adanya pertemuan sosial, mereka sama sekali tidak merasa khawatir. Hanson dan anggota keluarga lainnya merasa baik-baik saja, karena mereka cukup sering bertemu sebelum acara ini.
Namun, setelah acara istri dari sepupu Hanson merasa tidak enak badan. Lalu, Hanson dan beberapa anggota keluarganya juga mengalami gejela, hingga akhirnya Hanson dinyatakan positif. Ia merasa dirinya yang menjadi kasus pertama dalam kasus tersebut.
"Orang-orang berpikir kami benar-benar bodoh. Tapi, kami juga sudah bersama sebelum kita tahu dia sesakit itu," ujarnya.
Tidak lama kemudian, semua orang yang hadir dalam acara makan malam tersebut mengalami gejala. Hanson dan istrinya mulai muntah, sementara ibunya melihat ayahnya yang mengidap COPD pingsan di lantai.
Saat dibawa ke rumah sakit, ayahnya ternyata mengalami kondisi yang kritis. Ia mengalami masalah pernapasan, infeksi darah, dan kemungkinan gejala stroke.
"Saya dan istri saya beruntung, tetapi bagi saya berada di rumah dan tidak bersama ibu saja saat dia membutuhkan saya, tidak bisa berada di samping tempat tidur ayah saya yang tengah berbaring dengan obat penenang, itu sulit," jelas Hanson.
"Pesan saya untuk semua orang adalah untuk menganggapnya (COVID-19) serius, lakukan dengan sangat serius, lakukan apa yang dikatakan semua orang, dengarkan dokter. Belajar dari cerita saya. Pahamilah, itu sangat mudah ditangkap," pungkasnya.
https://movieon28.com/movies/bodies-at-rest/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar