Frekuensi ejakulasi atau mengeluarkan sperma bagi setiap pria akan berbeda-beda. Beberapa orang rutin melakukannya, dan yang lainnya mungkin saja spontan tergantung kondisi tubuh.
Ejakulasi berarti mengeluarkan cairan dari prostat, vesikula seminalis, dan kelenjar bulbourethral. Meskipun mengandung berbagai macam zat, termasuk asam sitrat, kolesterol, lendir, dan air, fungsi utamanya adalah memproduksi sperma.
Penelitian menunjukkan bahwa frekuensi pria mengeluarkan sperma bisa memengaruhi kesehatan maupun jumlah sperma. Ejakulasi juga dapat mengurangi risiko pria terkena kanker prostat.
Namun, apakah kebiasaan mengeluarkan sperma terlalu sering itu sehat?
Dampak mengeluarkan sperma setiap hari
Konsultan andrologi sekaligus dokter ahli infertilitas dan kesehatan seksual pria di India, dr Shah Dupesh menjelaskan bahwa mengeluarkan sperma dua atau tiga kali setiap hari dapat menyebabkan kelelahan fisik, dan membuat tubuh lemah. Ini terjadi karena ejakulasi sama seperti saat berhubungan seksual yang menghabiskan energi.
"Saya pikir itu adalah pilihan. Jika Anda merasa dapat mempertahankan kendali dan mampu melanjutkannya, maka lanjutkan," tulis dr Dupesh seperti dikutip dari Andrology Corner.
Ia mengungkapkan ada sejumlah mitos yang beredar mengenai ejakulasi, di antaranya dapat menyebabkan jerawat, mudah lupa, hingga kebotakan dini. Mitos tersebut dibantahnya karena belum ada penelitian ilmiah yang menunjukkan hal tersebut.
Frekuensi ideal pria mengeluarkan sperma
Dikutip dari Medical News Today, tak ada ketentuan yang menyebutkan frekuensi ideal pria untuk berejakulasi, baik sendiri atau dengan pasangan. Patokan ejakulasi atau mengeluarkan sperma yang sehat bagi pria, di antaranya:
Membuat nyaman
Tidak menyebabkan nyeri
Dilakukan dengan aktivitas seks yang aman.
Studi 2015 menemukan bahwa pria yang ejakulasi setiap hari selama 14 hari mengalami sedikit penurunan jumlah sperma. Namun, penurunan tersebut tidak menyebabkan jumlah sperma turun di bawah ambang batas normal.
Ejakulasi dapat memberikan manfaat kesehatan seperti membantu tidur, meningkatkan kualitas sperma, meningkatkan imunitas, dan mengurangi risiko penyakit jantung.
https://cinemamovie28.com/movies/chaotic-ana/
Menebak Durasi Seks Ideal Pasutri Saat Bercinta
Durasi merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan kualitas seks. Setiap orang membutuhkan lama waktu yang berbeda dalam dalam hubungan seks.
Menurut survei anggota Society for Sex Therapy and Research 2005, vaginal sex atau seks vaginal biasanya berlangsung tiga hingga tujuh menit. Dalam survei tersebut seks vaginal yang berlangsung selama satu hingga dua menit dinilai 'terlalu pendek'. Sedangkan seks vaginal yang berlangsung 10 hingga 30 menit dianggap 'terlalu lama'.
Dikutip dari Healthline, sebagian besar studi tentang sifat ini didasarkan pada waktu latensi ejakulasi intravaginal (IELT). Hal ini mengacu pada waktu yang dibutuhkan pria untuk berejakulasi selama penetrasi vagina.
Tetapi ini bukan cara semua orang mendefinisikan seks. Banyak orang menganggap akhir dari seks menjadi saat semua pihak yang terlibat mencapai klimaks.
Hal ini dapat dicapai melalui sentuhan, seks oral, seks vaginal, seks anal atau kombinasi keduanya. Jika hubungan seksual adalah satu-satunya komponen dalam definisi seks Anda, maka seks kemungkinan hanya akan berlangsung beberapa menit.
Dalam beberapa kasus, faktor biologis dapat memengaruhi berapa lama aktivitas seksual berlangsung. Seiring bertambahnya usia, Anda mungkin butuh waktu lebih lama untuk terangsang.
Sedangkan bagi pria, ereksi menjadi lebih sulit dicapai dan dipertahankan. Selain itu perubahan hormonal berkontribusi pada hal-hal seperti kekeringan vagina dan penurunan libido.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar