Belakangan ini varian baru Corona yang ditemukan di Inggris diketahui telah menyebar ke sejumlah negara. Varian baru Corona ini disebut-sebut lebih menular dan diduga menjadi penyebab lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di Inggris.
Jenis varian baru virus Corona tersebut diberi nama 'VUI - 202012/01' karena varian pertama yang diselidiki pada bulan Desember. Bahkan Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengumumkan bahwa varian tersebut tumbuh lebih cepat dari varian yang sudah ada sebelumnya.
"Analisis awal menunjukkan bahwa varian ini tumbuh lebih cepat dari varian yang sudah ada," ujar Hancock. Ia mengatakan lebih dari 1.000 kasus telah diidentifikasi di 60 wilayah otoritas lokal yang berbeda.
Berikut beberapa negara yang melaporkan varian baru virus Corona yang ditemukan di Inggris.
Kepala teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria Van Kerkhove menyebut bahwa varian baru Corona ini juga ditemukan di Denmark dan juga Belanda.
"Kami memahami bahwa varian ini telah diidentifikasi juga di Denmark, di Belanda dan ada satu kasus di Australia dan tidak menyebar lebih jauh di sana," katanya kepada BBC dalam wawancara yang direkam sebelumnya.
Berikut dua negara lainnya yang melaporkan temuan mutasi baru Corona.
1. Italia
Varian baru Corona yang ditemukan di Inggris ini sudah masuk ke negara lain, salah satunya Italia. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya seorang pasien Corona di negara tersebut yang tertular virus varian ini.
"Italia telah mendeteksi seorang pasien yang terinfeksi jenis baru virus corona yang juga ditemukan di Inggris," kata kementerian kesehatan pada Minggu, dikutip dari Reuters.
Diketahui, pasien tersebut baru kembali dari Inggris beberapa hari terakhir. Ia mendarat di bandara Fiumicino Roma dan saat ini tengah menjalani isolasi.
2. Australia
Australia juga mendeteksi adanya varian virus Corona baru dari Inggris tersebut. Dua pelancong dari Inggris yang terbang ke negara bagian South Wales, Australia, ditemukan 'membawa' varian virus tersebut.
Saat ini, kedua pelancong tersebut sedang menjalani karantina. Pihak otoritas kesehatan setempat juga menyebut bahwa kasus ini tidak ada kaitannya dengan lonjakan kasus yang terjadi di Sydney.
Selain dua negara tersebut, Kepala teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria Van Kerkhove menyebut bahwa varian baru Corona ini juga ditemukan di Denmark dan juga Belanda.
"Kami memahami bahwa varian ini telah diidentifikasi juga di Denmark, di Belanda dan ada satu kasus di Australia dan tidak menyebar lebih jauh di sana," katanya kepada BBC dalam wawancara yang direkam sebelumnya.
https://cinemamovie28.com/movies/the-first-time-4/
WHO Sebut Varian Baru Corona di Inggris Terkendali, Tak Pengaruhi Vaksin
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memastikan varian baru virus Corona dari Inggris yang menyebar ke sejumlah negara tak lebih berbahaya. Hingga saat ini tak ada bukti mengenai hal tersebut.
"Virus bermutasi seiring waktu itu wajar," tegas Tedros saat konferensi pers di Jenewa, dikutip dari VOA.
Ditegaskan, jenis baru Corona tak membuat COVID-19 menjadi lebih mematikan atau lebih parah menginfeksi seseorang dari jenis Corona yang selama ini umum ditemukan. Tedros mendorong banyak pihak untuk fokus memutus rantai penularan agar Corona tak terus bermutasi.
"Semakin kita membiarkannya menyebar, semakin banyak kesempatan untuk berubah," kata Tedros sambil menegaskan semua pemerintah dan warga negara harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk membatasi penularan COVID-19.
Pimpinan teknis WHO Maria Van Kerkhove juga menambahkan, varian baru Corona di Inggris tak berkaitan dengan jenis yang ditemukan di Afrika Selatan. Keduanya disebut muncul di waktu yang sama.
"Virus menyebar di antara orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan orang lain," katanya.
"Itu masih sama. Ada investigasi mendetail yang sedang dilakukan, dan kami akan memberitahu Anda jika ada yang berubah terkait itu. Tapi virus Corona selama ini cenderung menular dari orang-orang yang berhubungan dekat satu sama lain," tambahnya.
Bagaimana terkait pengaruh pada vaksin?
Begitu pula dengan keterkaitan pada vaksin Corona, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO Michael Ryan memastikan hingga saat ini belum ada bukti mutasi Corona mempengaruhi vaksin yang tengah dikembangkan.
"Tidak ada bukti bahwa virus ini akan mengubah tingkat keparahan, diagnostik, atau nilai vaksin ke depannya," tutur Ryan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar