Minggu, 28 Maret 2021

Sudah Diet Rendah Karbo Tapi Berat Badan Belum Turun, Kenapa Ya?

 Bagi orang-orang yang sedang dalam proses diet, berbagai cara pasti akan dilakukan. Mulai dari mengontrol asupan makanan, hingga olahraga rutin dan teratur.

Salah satu jenis asupan makanan yang kerap dikontrol oleh orang yang sedang dalam proses diet adalah asupan karbohidrat. Hanya saja, beberapa orang tak kunjung merasakan adanya penurunan berat badan meski sudah menerapkan diet rendah karbohidrat.


Dikutip dari laman News24, berikut sejumlah alasan mengapa berat badan tidak turun-turun meski sudah mengurangi asupan karbohidrat.


1. Faktor genetik

Mungkin kamu sering kali melihat orang-orang yang sukses dengan program diet yang dijalankannya. Namun, program diet setiap orang memang bisa saja berbeda-beda. Apa yang berpengaruh di orang lain, belum tentu akan memberikan pengaruh yang sama pada kamu.


Faktor genetik dapat menentukan apakah kamu cocok menjalani diet rendah karbo, rendah lemak, atau jenis diet lainnya. Sebab, gen memiliki peran terhadap respons tubuh, mulai dari respons saat beraktivitas fisik, hingga respons terhadap makanan yang dikonsumsi. Jika kamu merasa berat badan tidak kunjung turun setelah diet rendah karbo, maka kamu bisa mencoba melakukan pemeriksaan ke dokter terkait diet apa yang cocok untuk kamu.


2. Rendah karbohidrat, tetapi tinggi kalori

Saat mengurangi konsumsi karbohidrat, kebanyakan orang justru sering kali malah mengonsumsi makanan yang tinggi kalori. Jadi, pada saat mengikuti sejumlah menu diet yang terdapat makanan karbohidrat, mereka kerap menghilangkan satu jenis makanan tersebut dari menunya. Padahal, hal ini dapat mempengaruhi asupan nutrisi keseluruhannya, lho.


Meski karbohidrat telah dihilangkan dari menu, bisa saja kandungan proteinnya menjadi lebih meningkat. Sehingga, dari pada itu, kamu bisa mencoba menghitung total energi keseluruhannya.


3. Menghilangkan konsumsi serat

Biasanya, diet rendah karbohidrat sering kali diartikan juga sebagai diet rendah serat. Padahal, serat sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber makanan untuk bakteri pada usus dan mikrobiota. Selain itu, serat juga bisa menjaga tingkat gula darah dan kolesterol. Mengurangi konsumsi karbohidrat dan serat secara bersamaan dapat memberikan pengaruh negatif bagi kesehatan tubuh.


Dengan menghindari serat, kamu justru akan menjadi mudah lapar. Kemudian, kamu akan cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung lemak dan protein. Hal ini lah yang menjadi alasan mengapa berat badan tidak kunjung turun.

https://nonton08.com/movies/my-sisters-friend-2/


Kemenkes Kaji Penghentian Sementara Vaksinasi AstraZeneca di Sulut


Satgas Penanganan COVID-19 Sulawesi Utara (Sulut) menyetop sementara penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca. Padahal, sebanyak 50.000 dosis AstraZeneca baru tiba di Manado, Sulut pada Selasa (23/3/2021) diperuntukkan petugas publik.

Sedangkan penyuntikan berlangsung mulai Rabu (24/3/2021).


Penyetopan ini disebabkan adanya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berupa demam, menggigil, nyeri badan dan tulang, mual, dan muntah yang dialami 5 - 10 persen warga penerima vaksin AstraZeneca.


"KIPI ini hadir dalam bentuk gejala demam, menggigil, nyeri badan, nyeri tulang, mual, dan muntah. Total yang divaksin AZ sebanyak 3.990 orang" kata Kepala Satgas COVID-19 Sulut, Steven Dandel saat dihubungi detikcom, Sabtu (27/3/2021).

https://nonton08.com/movies/taste-of-love-2/

3 Tanda Tingkat Testosteron Rendah, Penis Menyusut Salah Satunya

 Testosteron memiliki peran penting untuk membentuk otot dan mempengaruhi dorongan seksual pada pria. Menurut Bradley Anawalt, MD, seorang dokter spesialis endokrin dari University of Washington, menyebutkan bahwa saat tingkat testosteron menurun, terdapat masalah kesehatan yang bisa saja muncul.

Biasanya, untuk mengetahui tingkatan testosteron, dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut pada dokter. Namun, terdapat gejala yang bisa dirasakan oleh pria saat testosteron berada dalam tingkatan rendah. Berikut 4 tanda yang kerap dialami pria saat testosteronnya berada pada tingkatan rendah, seperti dikutip dari laman News24.


1. Hilangnya dorongan seksual

Efek paling umum yang terjadi pada pria saat mengalami penurunan testosteron adalah hilangnya dorongan seksual. Faktanya, Philip Werthman, MD, direktur Center for Male Reproductive Medicine and Vasectomy Reversal di Los Angeles, menyebutkan kebanyakan dari pasiennya yang diduga mengalami penurunan testosteron melaporkan hal yang sama. Hilangnya libido atau dorongan seksual ini nantinya akan memiliki pengaruh terhadap ereksi.


2. Penyusutan otot

Testosteron memiliki peran untuk membentuk otot dengan membantu tubuh memproduksi protein yang dapat membentuk serta meningkatkan massa otot. Dijelaskan oleh Dr Werthman, saat kadar testosteron menurun, tubuh justru akan menghancurkan jaringan otot. Saat hal itu terjadi, pria biasanya akan mengalami kesulitan membentuk otot saat berolahraga, kemudian setelah beberapa minggu, massa otot akan mengalami penurunan.


3. Ukuran penis mengecil

Tanpa adanya aliran testosteron yang stabil, jaringan pada penis, skrotum, dan testis akan mengalami penyusutan. Walhasil, ukuran penis menjadi terlihat lebih kecil. Selain itu, testis juga bisa menyusut hingga setengah dari ukuran aslinya. Meski terapi penggantian testosteron tidak akan mengembalikan ukuran testis, studi di Indian Journal of Urology menemukan bahwa terapi testosteron masih bisa meningkatkan ukuran penis hingga satu setengah inci.


4. Perut buncit

Dalam sebuah studi yang dilakukan di Australia, pria yang mengidap kanker prostat dilaporkan mengalami peningkatan lemak tubuh hingga 14 persen dan mengalami kenaikan lemak visceral sebanyak 22 persen setelah satu tahun menjalani terapi pengurangan androgen yang menyebabkan turunnya kadar testosteron.


Lemak visceral merupakan lemak pada perut bagian dalam yang terbentuk di sekitar organ dan dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes serta penyakit jantung. Pada pria, turunnya kadar testosteron dapat meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase, yakni senyawa yang dapat membentuk lipid menjadi sel lemak visceral, sehingga perut menjadi buncit.

https://nonton08.com/movies/taste-of-love/


Sudah Diet Rendah Karbo Tapi Berat Badan Belum Turun, Kenapa Ya?


Bagi orang-orang yang sedang dalam proses diet, berbagai cara pasti akan dilakukan. Mulai dari mengontrol asupan makanan, hingga olahraga rutin dan teratur.

Salah satu jenis asupan makanan yang kerap dikontrol oleh orang yang sedang dalam proses diet adalah asupan karbohidrat. Hanya saja, beberapa orang tak kunjung merasakan adanya penurunan berat badan meski sudah menerapkan diet rendah karbohidrat.


Dikutip dari laman News24, berikut sejumlah alasan mengapa berat badan tidak turun-turun meski sudah mengurangi asupan karbohidrat.


1. Faktor genetik

Mungkin kamu sering kali melihat orang-orang yang sukses dengan program diet yang dijalankannya. Namun, program diet setiap orang memang bisa saja berbeda-beda. Apa yang berpengaruh di orang lain, belum tentu akan memberikan pengaruh yang sama pada kamu.


Faktor genetik dapat menentukan apakah kamu cocok menjalani diet rendah karbo, rendah lemak, atau jenis diet lainnya. Sebab, gen memiliki peran terhadap respons tubuh, mulai dari respons saat beraktivitas fisik, hingga respons terhadap makanan yang dikonsumsi. Jika kamu merasa berat badan tidak kunjung turun setelah diet rendah karbo, maka kamu bisa mencoba melakukan pemeriksaan ke dokter terkait diet apa yang cocok untuk kamu.

https://nonton08.com/movies/the-frozen-ground/