Senin, 29 Juni 2020

Drone Bantu Petani, Pemuda Ini Dapat Uang Rp 16 Juta Perbulan

Pandemi virus COVID-19 menyerang semua sektor bisnis termasuk pertanian yang mengalami dampaknya di mana para petani takut untuk keluar rumah karena Corona. Drone menjadi solusinya.
Namun berkat ide pemuda ini dengan memanfaatkan teknologi mampu menghasilkan uang dan juga menjadi penyelamat bagi usaha petani sekaligus menjaga kelangsungan kehidupan manusia.

Adalah cerita dari seorang pemudah berusia 22 tahun bernama Mohd Saifullah Halim asal Penang, Malaysia yang menggunakan teknologi drone pesawat tanpa awak untuk menjaga alur pekerjaan petani berada di jalur yang benar.

Dilansir detiKINET dari Mashable ia mulai menerbangkan drone untuk menyemprotkan pestisida pada tanaman di lahan seluas 11 hektar. Idenya ini pun mendapat permintaan dari petani lainnya.

"Ini adalah keputusan tepat yang saya buat setelah menyelesaikan studi saya. Saya mulai dengan satu drone yang saya beli untuk digunakan di sawah seluas 11 hektar tetapi segera setelah itu saya mulai mendapatkan permintaan (untuk layanan) dari teman-teman ayah saya dan juga penduduk desa." ujarnya.

"Dan dari sana, permintaan mulai mengalir selama periode Order Kontrol Gerakan (MCO) dan (saya) membeli pesawat tanpa awak untuk memperluas layanan dan untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan petani di sekitar daerah ini." tambahnya.

Ia menambahkan bahwa drone-nya kini sangat dicari karena para pertani begitu berhati-hati meninggalkan rumahnya karena takut adanya virus Corona dan ini pun dijadikan alternatif yang baik.

Para petani juga terkesan dengan efisiensi drone. Menurut mereka apa yang biasanya dilakukan telah memakan waktu berjam-jam, namun dengan drone hanya dilakukan dalam waktu setengah jam.

Dikatakan Halim para petani ini tidak keberatan untuk membayar tarifnya dari USD 2,80 menjadi USD 4,66 per 0,29 hektar.

"Mereka lebih suka menyemprot menggunakan drone karena lebih tersebar lebih merata, dan meningkatkan hasil panen mereka dibandingkan dengan praktik normal menggunakan pompa. Untuk musim (padi) ini, saya menerima permintaan dari Yan dan Alor Setar (kota-kota yang berjarak sekitar 30 menit dari desanya). " jelasnya.

Dengan permintaan drone-nya begitu tinggi membuatnya ia membeli drone yang kedua dan mempekerjakan dua asisten untuk membantu pekerjaannya.

Dia juga menambahkan bahwa dia bisa menghasilkan sekitar USD 1.165 atau sekitar Rp 16 jutaan per-bulan hanya dengan melakukan menyemprotkan pestisida.

Halim selalu bekerja di sawah, tetapi petani sayuran telah mendekatinya dan meminta layanan drone-nya. Ia pun juga mendesak para pemuda di sekitar Malaysia untuk mengikuti jejaknya dan mencoba menjelajah ke pasar yang belum dimanfaatkan.

Snapdragon 875 Bakal Bikin Harga Ponsel Flagship Makin Mahal

 Ponsel flagship Android yang diluncurkan tahun ini sudah dirasa cukup cukup mahal. Tapi harga ponsel flagship yang meluncur tahun depan sepertinya akan membuat dompet makin meringis karena menggunakan chipset yang lebih mahal.
Dikutip detikINET dari Phone Arena, Senin (29/6/2020) rumor dari Korea Selatan menyebutkan bahwa chipset Snapdragon 875 akan dibanderol dengan harga lebih mahal dibanding pendahulunya. Chipset ini tentu akan menjadi pilihan vendor untuk mentenagai ponsel flagshipnya.

Snapdragon 875 diperkirakan akan dijual oleh Qualcomm dengan harga USD 250. Harga ini sudah mencakup prosesor dan modem Snapdragon X60 5G yang sudah terintegrasi.

Sedangkan saat ini Snapdragon 865 dijual ke vendor dengan harga antara USD 150-160. Artinya harga Snapdragon 875 akan dipatok USD 100 lebih mahal dibanding pendahulunya.

Jika rumor ini benar, maka dampaknya akan terlihat pada harga ponsel flagship yang akan jauh lebih mahal mengingat chipset-nya saja akan menjadi USD 100 lebih mahal dibanding sebelumnya.

Sumber rumor yang sama juga mengatakan bahwa Xiaomi juga memperdebatkan bagaimana cara mereka mematok harga untuk ponsel flaghsip selanjutnya yang menjalankan Snapdragon 875. Xiaomi sendiri baru-baru ini meluncurkan Mi 10 yang ditenagai Snapdragon 865 dengan harga Rp 9,999 juta.

Tapi ini tentu bukan hanya masalah Xiaomi mengingat chipset ini akan digunakan di sebagian besar ponsel flagship Android yang meluncur di tahun 2021.
https://nonton08.com/director/julio-medem/

Minggu, 28 Juni 2020

2 Warga Depok Positif Corona, Akankah Ada Lockdown Seperti Wuhan?

Kabar warga Depok positif terinfeksi virus corona Covid-19 mulai memicu kepanikan. Bahkan di lini masa media sosial ada yang menyarakankan Kota Depok di-lockdown seperti Wuhan.
"Lockdown Depok plis," tulis salah satu akun Twitter.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Anung Sugihantono, menyebut hingga kini belum ada arahan untuk melakukan isolasi wilayah. Mengingat kasus warga Depok yang terindikasi Covid-19 masih dalam tahap penyelidikan survailans aktif.

"Isolasi apanya? Belum! Ngawur aja kamu, orang baru satu kasus masa diisolasi satu wilayah," katanya saat ditemui di Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (2/3/2020).

Belum ada indikator resmi yang dikeluarkan otoritas kesehatan terkait isolasi wilayah saat terjadi wabah. Saat ini beberapa daerah seperti di Wuhan dan Daegu, Korea Selatan telah menetapkan kebijakan karantina wilayah.

Isolasi saat ini masih dilakukan di rumah sakit. Kemenkes mengimbau agar masyarakat tidak panik berlebihan dan terapkan pola hidup bersih.

"Imbauan masyarakat hidup bersih dan sehat kalau masih ada keluhan silahkan ke faskes yang kompeten dam ceritakan yang sesungguhnya terjadi jangan ditutupi. Masyarakat harus bertanggung jawab kepada lingkungannya," pungkasnya.

Satu Pasien Diisolasi di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Sepulang Umroh

Sebuah video sempat beredar melalui pesan whatsapp. Video berdurasi 30 detik itu memperlihatkan tiga petugas rumah sakit yang tengah menangani seorang pasien.
Para petugas itu saat menangani pasien, menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) layaknya untuk penanganan pasien yang suspect coronavirus (Covid-19). Lokasi pengambilan video itu bertempat di salah satu bangunan rumah sakit di Yogyakarta. Dari informasi yang beredar, pasien itu kemudian dirujuk ke RSUP Dr Sardjito.

Terkait beredarnya video tersebut, Kepala Subag Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan membenarkan telah menerima rujukan pasien dari RSUD Kota Yogyakarta.

"Terkait dengan beredarnya video rujukan pasien, dapat kami sampaikan bahwa memang RSUP Dr Sardjito menerima pasien rujukan dari RSUD Kota Yogyakarta," kata Banu kepada wartawan, Senin (2/3/2020).

Pasien rujukan itu perempuan berinisial R (73). Dari informasi yang dia terima, pasien itu memiliki riwayat perjalanan umroh.

"Atas nama R usia 73 th jenis kelamin wanita. Kami peroleh informasi pasien habis kunjungan umroh dan mengalami batuk batuk sehingga karena kondisi tersebut akhirnya dirujuk ke RSUP Dr Sardjito," jelasnya.

Berdasar pemeriksaan awal terhadap pasien, Banu menjelaskan tidak ada tanda Covid-19. Namun pihaknya tetap melakukan penanganan sesuai standar dan pasien dimasukkan dalam ruang isolasi.

"Kami sampaikan bahwa secara klinis atau pemeriksaan awal pasien tidak menunjukkan tanda-tanda Covid-19. Namun, tetap kita tangani sesuai standar Covid dan kita masukkan ke ruang isolasi," kata dia.

Banu mengungkapkan jika pihaknya belum bisa memastikan jika pasien itu suspect Corona atau tidak. Sebab, harus melakukan pengecekan terhadap riwayat perjalanan umroh.

"Kami belum memperoleh info kapan pulang umroh. Tapi kami belum mengkategorikan suspect," jelasnya.

"Semoga pasien ini juga negatif Covid. Tapi yang jelas tetap menangani pasien-pasien sesuai standar prosedur operasional WHO," tegasnya.
https://cinemamovie28.com/cast/aleksandr-fursenko/