Kamis, 30 Januari 2020

Orang Sekampung Cuci Karpet Masjid, Tradisi Ramadan di Semarang

Riuh semarak menyambut bulan Ramadan sudah mulai terasa. Di Semarang, ada tradisi mencuci karpet masjid yang dilakukan orang sekampung.

Agenda mencuci karpet Masjid berjamaah dilakukan di Sungai Muncul, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Dari pantauan detikcom, sebagian besar warga datang ke lokasi pencucian menggunakan mobil bak terbuka.

Mereka memanfaatkan bak mobil untuk mengangkut karpet masjid yang hendak dicuci. Margiyono, warga Getasan, datang sejak pagi untuk mencuci karpet masjid. Ia bersama beberapa warga membawa karpet dari tiga masjid yang ada di desanya.

"Saya datang sejak pagi tadi, ini sudah mau selesai. Bawa banyak karpet mas dari tiga masjid. Mulai dicuci sekarang karena jarang panas, mungkin butuh waktu 3-4 hari untuk menjemur sampai kering," ujar dia, Jumat (1/5/2019).

Tak hanya mencuci, tampak juga banyak anak-anak yang berenang di sekitaran Sungai Muncul. Sedangkan biaya yang diperlukan untuk masuk ke areal ini adalah Rp 2 ribu.

"Biaya 2 ribu per orang, ya nggak apa untuk biaya kebersihan dan pengelolaan. Mau di sini berapa jam juga tidak masalah," ujar Margiyono.

Cukup mudah untuk menuju lokasi Sungai Muncul. Dari pusat Kota Ambarawa bisa ditempuh dengan waktu 25 menit.

Tidak perlu takut tersasar, sebab dari Kota Ambarawa papan penunjuk jalan akan setia menemani perjalanan Anda menuju Sungai Muncul. Lalu, tradisi ramadan apa yang ada di kampungmu kawan?

Menyambut Fajar di Sanur, Bali

 Pantai Sanur, salah satu pantai di timur pulau Bali yang menjanjikan pemandangan matahari terbit yang memukau. Wajib ke sini lihat view cantiknya!
Bali memang tidak pernah habis dikupas sebagai daerah pariwisata. Suguhan alam yang cantik dan budaya yang kental makin menambah eksotisme pulau seribu pura ini. Beruntungnya saya, karena lahir dan besar di pulau kecil yang indah ini. Sanur, Salah satu desa yang memiliki pantai indah yang ada di provinsi beribukota Denpasar ini. Letaknya juga tidak terlalu jauh dari pusat kota Denpasar, hanya sekitar 4-5 km apabila Anda menginap di pusat kota, atau hanya sekitar 20 menit dari Bandara I Gusti Ngurah Rai. Cukup dekat bukan?

Pantai Sanur membentang dari ujung selatan ke ujung utara dengan nama yang berbeda-beda. Pantai Mertasari merupakan pantai di Sanur yang terletak di ujung selatan, kemudian utaranya disebut Pantai Semawang, lalu Pantai Karang, diikuti dengan Pantai Sindhu, lalu Pantai Segara, dan terakhir yang paling utara adalah Pantai Matahari Terbit. Pantai Matahari Terbit adalah satu-satunya pantai di Sanur yang memiliki pasir berwarna hitam. Selebihnya, pantai-pantai di Sanur berpasir putih bersih yang menawan. Begitu banyak nama pantai jadi sangat membingungkan. Pemberian nama pantai ini lebih karena berdasarkan pengelompokkan daerah di Bali yang disebut dengan Banjar. Mirip dengan sistem RT/RW di daerah lain, hanya saja Banjar scope nya lebih besar. Sepanjang pantai Sanur, dari selatan hingga utara tetap menjanjikan pemandangan sunrise di pagi hari, jadi Anda dapat mengunjungi salah satunya apabila tidak memiliki waktu yang panjang untuk menikmati sunrise di Pantai Sanur. Mengunjungi pantai Sanur akan sangat menakjubkan apabila dilakukan di pagi hari, terutama sebelum matahari terbit.

Bagaimana tidak, pantai ini memang sangat terkenal dengan pemandangan sunrise nya. Tentunya saat langit sedang mendukung ya, alias tidak mendung apalagi hujan. Akan lebih mudah dan menyenangkan apabila Anda memang menginap di sekitar Pantai Sanur. Lebih mudah dan hemat waktu, tentunya tidak akan menghilangkan kesempatan untuk melihat keindahan matahari terbit di ufuk timur pulau ini. Karena Sanur merupakan obyek pariwisata, tentunya harga hotel-hotel di sekitar Sanur, terutama yang dekat dengan pantai memiliki tarif yang tidak murah.

Ada Surat Larangan Taksi Online di Bandara Ngurah Rai, Ini Kata AP I

 Surat edaran larangan taksi online di Bandara Ngurah Rai Bali viral di medsos. Begini penjelasan Angkasa Pura (AP) I.

Edaran yang dimaksud yaitu Surat Edaran No 33/KB.03.05/2019/GM.DPS tentang ketentuan operasional jasa transportasi darat di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Aturan ini berlaku sejak Rabu (24/4) untuk kendaraan transportasi darat yang beroperasi di area Bandara Ngurah Rai.

Salah satu poinnya adalah 'Bagi orang perseorangan dan/atau Badan Hukum yang berada di Kawasan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai mulai dari pelataran kedatangan Terminal Internasional dan Terminal Domestik, Gedung Parkir bertingkat dan area lainnya yang masih dalam kawasan Bandar Udara dilarang untuk melakukan penawaran jasa apapun kepada penumpang tanpa da Perjanjian Kerjasama atau perizinan dari PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai Pengelola Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai'.

Kemudian, baik angkutan sewa khusus yang bekerjasama dengan aplikasi berbasis teknologi baik perorangan/asosiasi/koperasi atau bentuk badan hukum lainnya yang tidak mempunyai perjanjian kerjasama atau perizinan dari PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, tidak diperbolehkan menaikkan/mengambil penumpang di seluruh kawasan Bandar Udara dan hanya diperbolehkan untuk menurunkan penumpang di Bandar Udara yakni Terminal Internasional dan Terminal Domestik.

"Ini bukan tentang taksi online tapi penyelenggaraan layanan transportasi darat. Intinya begini, siapapun baik perseorangan/badan hukum/asosiasi/badan usaha jika melaksanakan kegiatan usaha wajib punya izin dari Bandar Udara dan Perjanjian kerja sama. Baik yang konvensional maupun yang berbasis aplikasi," kata Communication and Legal Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim ketika dimintai konfirmasi di Denpasar, Bali, Jumat (3/5/2019).

Arie menegaskan bagi para pelanggar bakal dikenai sanksi. Salah satunya akan dilaporkan ke Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (KP3).

"Ya nanti KP3 yang akan bertindak. Kami sudah siapkan langkah-langkahnya. Sudah ada yang kita tindak beberapa hari yang lalu. Ada 3 perusahaan yang belum punya kerja sama sama AP1 yang sudah kita semprit," ujar Arie tanpa menyebutkan ketiga nama perusahaan yang dimaksud.

Arie tak menampik edaran ini merupakan buntut dari kasus persekusi driver online beberapa waktu lalu. Saat ini pihaknya berencana untuk menyosialisasikan kembali aturan ini.

"Kita sudah tahap resosialisasi malah, mengingatkan kembali. Memang puncaknya ya persekusi yang ramai banget waktu itu sehingga itu menjadi latar belakang kenapa surat edaran ini dibuat. Kami sebagai pengelola wajib memberikan kalimat yang jelas sesuai aturan yang berlaku," ujar Arie. 

Orang Sekampung Cuci Karpet Masjid, Tradisi Ramadan di Semarang

Riuh semarak menyambut bulan Ramadan sudah mulai terasa. Di Semarang, ada tradisi mencuci karpet masjid yang dilakukan orang sekampung.

Agenda mencuci karpet Masjid berjamaah dilakukan di Sungai Muncul, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Dari pantauan detikcom, sebagian besar warga datang ke lokasi pencucian menggunakan mobil bak terbuka.

Mereka memanfaatkan bak mobil untuk mengangkut karpet masjid yang hendak dicuci. Margiyono, warga Getasan, datang sejak pagi untuk mencuci karpet masjid. Ia bersama beberapa warga membawa karpet dari tiga masjid yang ada di desanya.

"Saya datang sejak pagi tadi, ini sudah mau selesai. Bawa banyak karpet mas dari tiga masjid. Mulai dicuci sekarang karena jarang panas, mungkin butuh waktu 3-4 hari untuk menjemur sampai kering," ujar dia, Jumat (1/5/2019).

Tak hanya mencuci, tampak juga banyak anak-anak yang berenang di sekitaran Sungai Muncul. Sedangkan biaya yang diperlukan untuk masuk ke areal ini adalah Rp 2 ribu.

"Biaya 2 ribu per orang, ya nggak apa untuk biaya kebersihan dan pengelolaan. Mau di sini berapa jam juga tidak masalah," ujar Margiyono.

Cukup mudah untuk menuju lokasi Sungai Muncul. Dari pusat Kota Ambarawa bisa ditempuh dengan waktu 25 menit.

Tidak perlu takut tersasar, sebab dari Kota Ambarawa papan penunjuk jalan akan setia menemani perjalanan Anda menuju Sungai Muncul. Lalu, tradisi ramadan apa yang ada di kampungmu kawan?