Senin, 30 Desember 2019

Liburan Hemat ke Singapura, Malaysia dan Thailand (2)

1. Malaysia, Negeri Tetangga dengan Sejuta Pesona

Hal pertama yang kami kunjungi adalah Putrajaya, pusat pemerintahan Malaysia sejak tahun 1999. Terdapat bangunan paling ikonik yang wajib kalian abadikan dengan jepretan kamera saat di Putrajaya yaitu Kantor Perdana Menteri. Bangunan dengan arsitektur perpaduan Islam, Melayu dan Moghul modern dengan kubah hijau yang sangat menawan. Kemudian, kami berfoto di depan Masjid Putra yang letaknya berdekatan dengan kantor perdana menteri.

Masjid yang berwarna Pink Rose dari susunan batu granit sangatlah memukau mata. Di samping Masjid Putra terdapat Tasik Putrajaya yang sangat indah. Kalian dapat sightseeing di danau putrajaya menggunakan Cruise Tasik Putrajaya. Kami menikmati indahnya matahari terbenam dari pinggir danau sambil menikmati lezatnya Nasi Kandar. Putrajaya begitu menawan, kami seakan berada di Sydney Harbour dengan suasana Timur Tengah. Kemudian, kami melanjutkan perjalanan menuju Johor Bahru untuk check in hotel dan melanjutkan perjalanan ke Singapura.

2. Singapura, Negeri Singa dengan Sejuta Cerita

Pukul 08.00 pagi, setelah kami breakfast dengan makanan Melayu yang memanjakkan lidah, kami melanjutkan perjalanan ke Singapura menggunakan bus. Di perbatasan Malaysia-Singapura jalanan begitu padat dan macet karena banyak penduduk Malaysia yang bekerja di Singapura. Kami mengantri cukup lama untuk melewati kantor imigrasi. Salah satu temanku ditahan di kantor imigrasi karena hanya mempunyai satu kata pada nama lengkapnya. Kami serombongan tertahan di kantor imigrasi karena menunggu temanku lolos. Sekitar 2 jam akhirnya kami bisa melanjutkan perjalanan.

Pertama, kami mengunjungi NUS (National University of Singapore) kampus terbaik di Singapura dengan arsitektur bangunan yang sungguh mempesona. Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke tempat yang wajib di kunjungi saat di Singapura, Merlion Park, ikon Singapura yang dirancang oleh Mr. Fraser Brunner.

Kepala singa Merlion melambangkan singa yang dilihat Sang Nila Utama saat ia menemukan Singapura tahun 11 Masehi. Di Merlion Park, kalian akan melihat Marina by Sand, Esplanade dan lainnya. Betapa megahnya Singapura, negara kecil dengan bangunan pencakar langit yang begitu menakjubkan.

Tak lengkap rasanya ke luar negeri tanpa membawa buah tangan, kami menuju Bugis Market. Tempat terlengkap yang menjual pernak-pernik khas Singapura ini menjual dengan harga yang terjangkau. Kalian harus menyiapkan uang dollar agar dapat menikmati surga belanja di Bugis.

Bagi kalian seorang muslim, tak lengkap rasanya jika ke Singapura tanpa shalat di masjid tertua Singapura, Masjid Sultan namanya. Kami menunaikan shalat dzuhur di masjid dengan bangunan khas Melayu. Suasana Masjid Sultan sangat damai dan sejuk, kalian seolah-olah akan berada di arab karena arsitektur bangunan masjid yang begitu menawan.

Kami menghabiskan seharian penuh di Singapura, rasanya tak ingin hati ini meninggalkan negara kecil dengan sejuta pesona. Suatu saat nanti, aku akan kembali ke negara ini bersama keluarga untuk menikmati lebih banyak lagi wisata yang belum sempat kami singgahi seperti Garden by The bay, Sentosa Island, Universal Studio dan lain-lain.Segera kami bergegas ke imigrasi dan kembali ke negeri Jiran.
Sesuai dengan agenda kami, yaitu student exchange, Kami generasi muda melakukan studi tour di University Putra Malaysia, salah satu universitas terbaik di Malaysia. Di sana kami diberikan perkuliahan oleh Dekan Fakultas Ekonomi tentang entrepreneurship dan cara mendapatkan scholarship di UPM.

Liburan Hemat ke Singapura, Malaysia dan Thailand

Singapura, Malaysia dan Thailand jaraknya cukup berdekatan. Inilah traveling hemat ke tiga negara tersebut.

"Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan berada diantara bintang-bintang," Ir. Soekarno.

Sepenggal kalimat motivasi dari sang Proklamator bangsa yang menjadi pendobrak semangatku mengelilingi dunia. Aku panjatkan setiap hari penuh dengan harap mimpiku akan terwujud. Aku adalah pemuda yang terlahir dari seorang petani di pelosok desa di pulau Jawa yang memilki sejuta mimpi mengelilingi dunia.

Berbagai lomba mulai dari lomba blog, essay, artikel dan lainnya aku ikuti agar mimpiku mengelilingi dunia terwujud. Sejak 2 tahun yang lalu, keinginanku mengelilingi dunia telah mengakar dalam dada dan ingin segera terwujudkan. Tepat 20 kali aku gagal dalam mengikuti berbagai lomba agar mimpi terbesarku terwujud.

Tapi entah mengapa meskipun sudah 20 kali aku gagal untuk bisa ke luar negeri dengan gratis, hati ini selalu berkata, "Ayo coba lagi, coba lagi, tak ada salahnya kamu mencoba selagi kamu masih muda." Thomas Alva Edison saja gagal 999 kali hingga ia berhasil menemukan lampu pijar pada percobaan ke 1000-nya.

Never ever give up on your dreams, you are the creator of your future. Memang benar, untuk menggapai sebuah mimpi tak semudah membalikkan telapak tangan, butuh proses panjang dan perjuangan yang mungkin orang lain tidak mengetahui perjuangan yang telah kamu lakukan.

Berkat kegigihan dan semangatku dalam meraih mimpi mengelilingi dunia, akhirnya Tuhan kabulkan mimpiku untuk bisa menginjakkan kaki ke Malaysia, Singapura dan Thailand dalam program pertukaran pelajar dengan gratis. Selama 1 minggu aku mengelilingi 3 negara sambil belajar sistem pendidikan, kebudayaan dan pastinya tempat wisata yang wajib dikunjungi. Dan inilah awal ceritaku mengelilingi Malaysia, Singapura, Thailand.

Tepat jam 12 malam pada tanggal 22 Juli 2019, aku berangkat seorang diri menggunakan travel dari Pare ke Bandara Juanda, Surabaya yang membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Saat itu aku tak sedang berada di rumah karena aku sedang belajar di Kampung Inggris, Pare, sehingga aku pergi tanpa diantar orang tua.

Aku seorang diri memberanikan diri untuk mewujudkan mimpi. Sekitar pukul 03.00 wib aku sampai di bandara, ini kali pertamaku ke luar negeri, tanpa diantar siapapun. Aku bingung bagaimana alur check in pesawat? cara menimbang bagasi? aku tak tau apa-apa.

Akhirnya aku meminta bantuan satpam untuk membantuku untuk check in. Saat berada di pemeriksaan barang, aku tidak diperbolehkan membawa air minum dan tidak diperbolehkan membawa pasta gigi yang beratnya lebih dari 100 gram. Aku memaksa petugas untuk mengizinkanku membawa pasta gigi yang sudah berkurang setengahnya sehingga beratnya pasti sudah tidak 100 gram, tapi usahaku gagal. Aku tak diizinkan membawa pasta gigi.

Sesampainya di pemeriksaan imigrasi, aku ditanya beberapa pertanyaan mengapa aku ingin ke luar negeri seorang diri. Aku menjawab dengan tegas bahwa aku akan mengikuti student exchange. Tepat pukul 05.05 pesawatku terbang menuju bandara Kuala Lumpur. Pukul 9 pagi, kali pertamanya bagiku menginjakkan kaki di negeri orang. Hatiterasa melayang, jantungku berdegup kencang dan rasanya bibirku ingin berteriak, "Finally I'm Here...I'm so Delightful."

Bandara KLIA 2 sangatlah luas, banyak turis mancanegara yang berbondong-bondong mengunjungi Malaysia, banyak toko oleh-oleh yang menawarkan jajanan khas negeri jiran. Luasnya bandara membuatku menjadi bingung dan tersesat mencari tempat pengambilan bagasi.

Aku bertanya pada petugas bandara yang berasal dari India, ternyata dia tidak paham bahasa inggris, aku sangat bingung menemukan tempat bagasi. Akhirnya aku bertemu dengan seorang ibu dari Indonesia yang sangat baik hati menujukkan arah pengambilan bagasi dan alur imigrasi. Aku ditemani ibu itu mengurus segala proses imigrasi, kemudian aku janjian dengan peserta student exchange yang lainnya. Aku bertemu banyak pemuda hebat yang berasal dari seluruh penjuru negeri. Tepat pukul 5 sore waktu Malaysia, 20 pemuda dari seluruh penjuru Indonesia memulai perjalanan hebat menggunakan bus.