Sabtu, 19 Juni 2021

RTX 3070 dan 3080 Tak Bisa Lagi Buat Tambang Ethereum

 Nvidia kembali mengambil langkah dalam membatasi penggunaan kartu grafis buatannya untuk penambangan mata uang kripto.

Yaitu dengan memberi label Lite Hash Rate (LHR) untuk RTX 3060 Ti, RTX 3070, dan RTX 3080. Kartu grafis dengan label ini akan dibatasi kemampuan hash-nya, yang artinya tak akan efektif lagi untuk menambang mata uang kripto tertentu, seperti Ethereum.


Label LHR ini akan diberikan untuk kartu grafis yang akan dijual, bukan kartu grafis yang sudah terlanjur dibeli. Artinya penambang bakal tetap bisa menggunakan kartu grafis tersebut untuk menambang Ethereum.


Ini adalah langkah Nvidia untuk sedikit mengatasi kelangkaan kartu grafis di pasaran, yang selain terjadi karena pasokan chip yang terbatas, juga karena kartu grafisnya diborong oleh para penambang.


Dengan label LHR ini kartu grafis RTX 30 seharusnya tak lagi menarik di kalangan penambang, dan membuat mereka beralih ke komponen khusus yang memang dibuat untuk keperluan itu, yaitu Cryptocurrency Mining Processor (CMP) yang juga dibuat oleh Nvidia.


CMP ini menurut Nvidia bisa memberikan performa dan efisiensi terbaik untuk menambang mata uang kripto, namun tak bisa dipakai untuk mengolah grafis sama sekali.


"Menurut kami langkah tambahan ini akan menjadikan kartu grafis GeForce bisa dibeli dengan harga yang lebih baik oleh para gamer," ujar Matt Wuebbling, Marketing Head GeForce di Nvidia, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (20/5/2021).


Langkah ini sebelumnya dimulai Nvidia pada RTX 3060, meski kemudian mereka tak sengaja merilis driver beta yang bisa dipakai untuk membuka pembatasan tersebut. Meski kini driver yang sesuai sudah dirilis, driver beta tersebut sudah terlanjur beredar di dunia maya.

https://tendabiru21.net/movies/borrasca/


Kebocoran Data Penduduk RI Disebut Valid, Kominfo Investigasi


 Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dedy Permadi mengungkapkan bahwa sejauh ini 279 juta data pribadi penduduk Indonesia yang bocor dan dijual di internet belum dapat dipastikan.

Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) Kementerian Kominfo hingga malam ini, Kamis (20/5/2021) masih menelusuri dugaan kebocoran data tersebut.


"Hingga malam ini pukul 20.00 WIB, tim masih bekerja dan sejauh ini Belum dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kebocoran data pribadi dalam jumlah yang masif seperti yang diduga. Kesimpulan ini diambil setelah dilakukan beberapa tahap pemeriksaan secara hati-hati terhadap data yang beredar," ujar Dedy menjelaskan.


Dedy mengatakan penelusuran dan penyelidikan masih akan terus dilakukan secara mendalam dan perkembangan hasil penyelidikan akan disampaikan kemudian. Di samping itu juga, Kementerian Kominfo juga melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait sesuai ketentuan yang berlaku.


"Kementerian Kominfo meminta agar seluruh penyedia platform digital dan pengelola data pribadi, untuk semakin meningkatkan upaya dalam menjaga keamanan data pribadi yang dikelola dengan menaati ketentuan perlindungan data pribadi yang berlaku serta memastikan keamanan sistem elektronik yang dioperasikan," tuturnya.


Selain itu, Kementerian Kominfo mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk semakin berhati-hati dan waspada dalam melindungi data pribadinya dengan tidak membagikan data pribadi kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan, memastikan syarat dan ketentuan layanan yang digunakan, secara berkala memperbarui password pada akun-akun elektronik yang dimiliki, dan memastikan sistem keamanan perangkat yang digunakan selalu up to date.

https://tendabiru21.net/movies/deseo-carnal/

Mereka Disebut Biang Kerok Lonjakan Plastik Sekali Pakai di Dunia

 - Sebuah laporan terbaru menunjukkan, sejumlah perusahaan besar dan bank berada di belakang produksi dan pembiayaan sebagian besar plastik sekali pakai di dunia.

Penelitian yang dilakukan oleh Minderoo, organisasi nirlaba asal Australia yang mengadvokasi lautan yang lebih bersih, bersama dengan para akademisi di University of Oxford dan Stockholm Environment Institute ini mengungkapkan ada 130 juta ton sampah plastik dihasilkan dalam setahun.


Laporan ini memberikan petunjuk baru tentang siapa yang berkontribusi paling besar memproduksi semua plastik sekali pakai ini, dan siapa yang menghasilkan uang darinya.


Para produsen plastik

Menurut laporan tersebut, seperti dikutip dari New York Times, setengah dari plastik sekali pakai di dunia dibuat oleh 20 perusahaan besar. Dua perusahaan AS, Exxon Mobil dan Dow, memimpin dalam hal ini, diikuti oleh raksasa petrokimia milik China Sinopec, dan Indorama Ventures yang berbasis di Bangkok.


Plastik sekali pakai telah menjadi bisnis yang sangat menggiurkan. Bisnis ini diproyeksikan akan terus berlanjut. Dalam lima tahun ke depan saja, kapasitas produksi diperkirakan tumbuh 30%.

Para investor

Minderoo juga menyebutkan beberapa nama terkenal di bidang keuangan sebagai pihak yang terlibat berinvestasi dalam pembuatan plastik sekali pakai. Nama-nama tersebut antara lain perusahaan yang mengendalikan reksa dana dan rekening tabungan pensiun, termasuk Vanguard dan BlackRock, dan produksinya dibiayai oleh bank-bank terbesar di dunia, termasuk Barclays dan JPMorgan Chase.


Dibantah

Menanggapi penelitian ini, American Chemistry Council mewakili industri plastik, menyebut laporan Minderoo menyesatkan. American Chemistry Council mengatakan Minderoo gagal mengakui penelitian industri yang menunjukkan bahwa mengganti kemasan plastik dengan bahan lain dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca.


Lembaga tersebut balik menuding dengan menyoroti posisi Minderoo Foundation yang didanai oleh saham pendirinya di sebuah perusahaan yang menambang bijih besi. Dikatakan American Chemistry, industri pertambangan lebih parah menuai kritik karena dampaknya terhadap lingkungan.


Pemerintah juga merupakan pemangku kepentingan besar dalam industri ini. Sekitar 40% pembuat plastik sekali pakai terbesar sebagian dimiliki oleh pemerintah, termasuk China dan Arab Saudi.


Sementara itu, Exxon Mobil menanggapinya dengan mengatakan bahwa berbagi kepedulian tentang sampah plastik adalah hal penting. Mereka setuju bahwa sampah plastik harus ditangani.


"Kami meningkatkan keefektifan daur ulang dan mendukung perbaikan dalam pemulihan sampah plastik," ujarnya.


Banyak solusi lama yang diusulkan untuk masalah plastik tidak berhasil dengan baik. Hanya sekitar 8% plastik yang didaur ulang di Amerika Serikat, dan upaya advokasi untuk membujuk konsumen agar menggunakan lebih sedikit plastik tampaknya gagal.

https://tendabiru21.net/movies/street-warriors-ii/


RTX 3070 dan 3080 Tak Bisa Lagi Buat Tambang Ethereum


 Nvidia kembali mengambil langkah dalam membatasi penggunaan kartu grafis buatannya untuk penambangan mata uang kripto.

Yaitu dengan memberi label Lite Hash Rate (LHR) untuk RTX 3060 Ti, RTX 3070, dan RTX 3080. Kartu grafis dengan label ini akan dibatasi kemampuan hash-nya, yang artinya tak akan efektif lagi untuk menambang mata uang kripto tertentu, seperti Ethereum.


Label LHR ini akan diberikan untuk kartu grafis yang akan dijual, bukan kartu grafis yang sudah terlanjur dibeli. Artinya penambang bakal tetap bisa menggunakan kartu grafis tersebut untuk menambang Ethereum.


Ini adalah langkah Nvidia untuk sedikit mengatasi kelangkaan kartu grafis di pasaran, yang selain terjadi karena pasokan chip yang terbatas, juga karena kartu grafisnya diborong oleh para penambang.


Dengan label LHR ini kartu grafis RTX 30 seharusnya tak lagi menarik di kalangan penambang, dan membuat mereka beralih ke komponen khusus yang memang dibuat untuk keperluan itu, yaitu Cryptocurrency Mining Processor (CMP) yang juga dibuat oleh Nvidia.


CMP ini menurut Nvidia bisa memberikan performa dan efisiensi terbaik untuk menambang mata uang kripto, namun tak bisa dipakai untuk mengolah grafis sama sekali.


"Menurut kami langkah tambahan ini akan menjadikan kartu grafis GeForce bisa dibeli dengan harga yang lebih baik oleh para gamer," ujar Matt Wuebbling, Marketing Head GeForce di Nvidia, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (20/5/2021).


Langkah ini sebelumnya dimulai Nvidia pada RTX 3060, meski kemudian mereka tak sengaja merilis driver beta yang bisa dipakai untuk membuka pembatasan tersebut. Meski kini driver yang sesuai sudah dirilis, driver beta tersebut sudah terlanjur beredar di dunia maya.

https://tendabiru21.net/movies/code-name-dynastud/