Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul menyebut baru sekitar 5 persen warga Bantul yang mendapatkan vaksinasi COVID-19 karena terbatasnya vaksin. Terkait hal itu, Pemkab berharap mendapat tambahan vaksin pada pengajuan vaksin berikutnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bantul Helmi Jamharis mengatakan, bahwa vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Bantul memang mengalami perlambatan karena terbatasnya pasokan vaksin. Padahal selama ini pihaknya selalu meminta jatah vaksin dengan jumlah banyak.
https://cinemamovie28.com/movies/johnny-english/
"Yang jelas kami itu selalu meminta kepada provinsi (Pemda DIY) untuk mendapatkan jatah yang lebih. Tapi keputusan untuk penerima berapa jumlah vaksin tergantung dari mereka (Dinas Kesehatan DIY)," katanya kepada wartawan di Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, Jumat (30/4/2021).
Bukan tanpa alasan, semua itu karena sudah banyak lembaga dan kelompok masyarakat yang mengajukan vaksinasi COVID-19. Apalagi dia menilai dengan semakin banyak yang divaksin maka herd imunity semakin cepat tercapai.
"Kami berharap ada vaksin yang lebih untuk Kabupaten Bantul karena jumlah anggaran juga cukup banyak. Apalagi lembaga-lembaga, kelompok masyarakat yang sudah mengajukan dan masuk daftar tunggu di Dinkes (Bantul)," ujarnya.
"Ya, semoga provinsi DIY bisa segera memberikan tambahan vaksin yang jumlahnya cukup banyak," imbuh Helmi.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul menyebut baru sekitar 5 persen warga yang mendapatkan vaksinasi di Bumi Projotamansari. Dinkes mengaku lambatnya vaksinasi karena pasokan vaksin mengalami perlambatan.
Kepala Seksi (Kasie) Surveilans dan Imunisasi Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Bantul Abednego Dani Nugroho mengatakan, total dosis vaksin yang diterima pihaknya hingga saat ini mencapai 93.960 dosis atau peruntukannya untuk 46.980 sasaran. Padahal target penerima vaksin di Bantul mencapai 700 ribu orang.
"Jadi untuk yang sudah tervaksin kalau dipersentase sekitar 5 persen, dan itu sangat jauh dari target kita yakni 700 ribu sasaran atau sekitar 70 persen dari jumlah penduduk Bantul. Karena untuk mencapai herd immunity COVID-19 kan 70 persen harus sudah divaksin," katanya saat dihubungi wartawan, Kamis (29/4/2021).
Sedangkan saat ini, kata Abed, Dinkes Kabupaten Bantul memiliki stok 1.950 dosis vaksin. Di mana 400 dosis vaksin telah didistrubusikan ke Puskesmas untuk vaksinasi lansia.
"Sedangkan sisa lainnya untuk vaksinasi tahap kedua calon jemaah haji kategori lansia dan linmas kategori lansia. Terus kalau ada sisa sedikit dosis vaksin untuk digunakan vaksinasi lansia lagi," ujarnya.
Terkait pengajuan dosis vaksin ke pemerintah pusat, Abed mengaku telah melakukannya. Bahkan, untuk pengajuan vaksin pihaknya melalui Dinas Kesehatan DIY dan nantinya dari tingkat provinsi langsung memesan ke rekanan penyedia vaksin COVID-19.
"Tapi syaratnya kan vaksin harus habis sekitar 70 persen dulu baru kita bisa mengajukan," ucapnya.
Selain itu, dia menyebut jika tsunami COVID-19 di India mempengaruhi pasokan vaksin ke Bantul. Menurutnya, ada belasan juta dosis vaksin yang seharusnya masuk ke Indonesia terpaksa dialihkan ke India.
"Terus tsunami COVID-19 di India juga menyebabkan kiriman vaksin ke Indonesia terganggu. Karena ada 15 juta dosis vaksin yang harusnya masuk Indonesia tapi dialihkan ke India, dan itu dampaknya mengganggu vaksinasi di Indonesia," kata Abed.