Sabtu, 13 Maret 2021

Tak Rela BPOM RI Ditekan Soal Vaksin Nusantara, dr Tirta 'Ngegas' Lagi

  Vaksin Nusantarabesutan dr Terawan Agus Putranto menuai kontroversi. Dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI baru-baru ini, BPOM menyebut uji klinis fase I vaksin Nusantara tidak sesuai kaidah dan tidak menjawab khasiatnya.

Sikap tegas BPOM RI mendapat dukungan dari dokter yang juga influencer Tirta Mandira Hudhi alias dr Tirta.


Dalam sebuah unggahan video di Instagram, dr Tirta menyampaikan tanggapannya soal kontroversi vaksin Nusantara. Menurutnya, produk lokal seperti halnya vaksin Nusantara perlu diapresiasi, namun uji klinis yang sesuai kaidah tidak boleh dikesampingkan.


"Terlepas itu penemuan apapun dari Indonesia, kita harus apresiasi, namanya juga produk lokal," kata dr Tirta, seperti dikutip detikcom dari postingan Instagram miliknya, dikutip atas izin yang bersangkutan, Sabtu (13/3/2021).


"Tetapi, dalam kaitannya obat, vaksin, atau apapun yang masuk ke dalam tubuh manusia, apalagi berkaitan dengan virus, bakteri, atau apapun itu harus mengalami namanya uji klinis, ada namanya praklinis," lanjutnya.


Sama seperti vaksin lainnya, dr Tirta mengatakan vaksin nusantara juga harus melalui uji klinis sesuai prosedur yang ada di BPOM.


"Vaksin nusantara dibuat oleh pak Terawan dan kawan-kawannya ini dengan segala hormat, harus juga mengikuti peraturan yang berlaku dari BPOM. Bukan berarti apapun, tetap ikuti aturan yang berlaku kayak vaksin Merah Putih," tambahnya.


Selain itu, dr Tirta juga menyebut bahwa komisi IX DPR RI juga harus netral dalam mengawal pemberian izin tersebut. Pemberian vaksin Sinovac yang saat ini diberikan gratis kepada masyarakat juga melalui pengawasan.


"Jadi Komisi IX DPR pun harus netral, jangan menekan BPOM harus segara izinnya keluar. Kalau izin keluar kalau yang aneh gimana," pungkasnya.

https://maymovie98.com/movies/the-war-of-loong/


Waspada! Varian Baru Corona Brasil 'P1' Mulai Masuk ke Asia Tenggara


- Varian baru Corona Brasil yang dikenal dengan P1 kini sudah menyebar ke Asia Tenggara, tepatnya di Filipina. Kementerian Kesehatan Filipina mengatakan kasus ini teridentifikasi pada seorang warganya yang baru pulang dari Brasil.

Dikutip dari Reuters, kasus ini ditemukan setelah memeriksa sebanyak 752 sampel di pusat genom. Melihat varian Corona yang disebut sangat menular ini, membuat kementerian kesehatan setempat menghimbau warganya untuk tetap waspada.


"Kepatuhan dan konsisten masyarakat terhadap protokol kesehatan akan mencegah penularan varian ini," tulis Kementerian Kesehatan Filipina dalam sebuah pernyataan, Sabtu (13/3/2021).


Varian Brasil yang dikenal dengan P1 atau 501Y.V3 ini pertama kali dilaporkan pihak otoritas kesehatan Jepang pada empat orang yang kembali dari Brasil, pada pertengahan Januari lalu.


Selain itu, varian ini juga menjadi perhatian karena memiliki mutasi yang berpotensi membuatnya lebih mudah menular dan resisten terhadap vaksin.


Sampai saat ini, Filipina masih menjadi negara kedua dengan kasus COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara. Sebagai upaya perlawanannya, negara tersebut terus meningkatkan program vaksinasi yang dimulai pada 1 Maret.

https://maymovie98.com/movies/story-machine/

WHO Pastikan Aman, Negara-negara Ini Sempat Tangguhkan Vaksin AstraZeneca

 - Vaksin AstraZeneca sudah tiba di Indonesia dengan total 1,1 juta dosis. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyetujui penggunaan vaksin AstraZeneca dengan efikasi 62,1 persen.

Terkait adanya laporan pembekuan darah di beberapa kasus seusai penyuntikan, beberapa negara menangguhkan vaksin ini. Indonesia tidak termasuk, seperti dikonfirmasi juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito.


"Sejauh ini Indonesia masih mengizinkan karena belum ada putusan dari lembaga yang berwenang yaitu BPOM," demikian konfirmasi Prof Wiku, Jumat (12/3/2021).


Satu suara dengan Satgas Penangan COVID-19, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi juga mengonfirmasi hal itu.


"Tetap lanjut sesuai dengan izin EUA dari BPOM," kata Nadia saat dihubungi detikcom secara terpisah.


Organisasi kesehatan dunia WHO baru-baru ini menyatakan tidak ada alasan untuk menghentikan penggunaan vaksin Corona buatan AstraZeneca. Dipastikan, vaksin tersebut sejauh ini aman digunakan.


"Sekarang, satu-satunya alasan penangguhan di sejumlah negara adalah karena mereka meneliti sinyal-sinyal keamanan itu," kata juru bicara WHO Margaret Harris, dikutip dari Reuters.


Meski begitu, diketahui beberapa negara menunda pemberian vaksinasi AstraZeneca menyusul laporan kasus pembekuan darah yang terjadi pada beberapa orang setelah disuntik. Berikut daftar negara yang menangguhkan Vaksin Astrazeneca.

https://maymovie98.com/movies/kung-fu-boys/


1. Denmark

Denmar menjadi salah satu negara yang menangguhkan vaksinasi dengan AstraZeneca. Menteri Kesehatan Denmark mengaku hal ini dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian.


"Saat ini tidak mungkin untuk menyimpulkan apakah ada kaitannya. Kami bertindak lebih awal, itu perlu diselidiki secara menyeluruh," kata Menteri Kesehatan Denmark, Magnus Heunicke di Twitter.


2. Norwegia

Norwegia tidak akan menerima dosis vaksin AstraZeneca mengikuti imbauan European Medicines Agency (EMA) dikutip dari The Washington Post pada Rabu (11/03/2021).


Himbauan EMA diikuti dengan kekhawatiran oleh meninggalnya seseorang yang didiagnosis pembekuan darah 10 hari setelah vaksinasi di Austria.


3. Islandia

Tak lama setelah Denmark mengumumkan menunda vaksinasi AstraZeneca, Islandia mengikuti langkah serupa.


Beberapa jam kemudian, otoritas kesehatan Norwegia mengatakan mereka juga akan menangguhkan vaksinasi setelah melihat laporan dari Denmark dikutip dari Euro News.


Di Asia, Thailand menjadi negara pertama yang menangguhkan vaksin AstraZeneca. Selengkapnya di halaman berikut.


4. Thailand

Thailand adalah negara pertama di Asia yang menunda pemberian vaksin COVID-19 AstraZeneca.

"AstraZeneca masih merupakan vaksin yang bagus tetapi dengan apa yang telah terjadi... kementerian kesehatan berdasarkan nasihat ini ingin menunda penggunaan vaksin AstraZeneca untuk sementara," kata Kiattiphum Wongjit, sekretaris Kementerian Kesehatan, dikutip dari Reuters.


Meski begitu, beberapa negara seperti Kanada, Australia, Filipina, Korea Selatan dan Indonesia mengatakan tetap akan melanjutkan vaksinasi COVID-19 dengan vaksin AstraZeneca.


Dikutip dari Reuters, pihak AstraZeneca menyebut tak ada efek samping serius dari uji vaksin mereka termasuk laporan pembekuan darah.


AstraZeneca menjelaskan, jumlah kasus efek samping serius yang kemudian dilaporkan pasca divaksin juga cenderung lebih sedikit daripada laporan yang umum terjadi di populasi.


Pihak AstraZeneca mengatakan pada Kamis (11/3/2021) bahwa mereka tidak menemukan bukti peningkatan risiko emboli paru atau trombosis vena yang ditandai dengan pembentukan gumpalan darah, dalam data keamanan bahkan ketika mempertimbangkan subkelompok berdasarkan usia, jenis kelamin, produksi batch atau negara penggunaan.

https://maymovie98.com/movies/bloodsucking-bastards/