Kamis, 03 Desember 2020

Ini Prinsip Utama Pemilihan Vaksin COVID-19

 Hingga saat ini virus Corona telah menimbulkan banyak korban. Selain penerapan protokol kesehatan 3M, diperlukan vaksinasi bertahap demi mencegah penularan sekaligus menghentikan pandemi COVID-19.

"Jadi vaksinasi ini akan mencegah penularan dan membantu mempercepat proses menghentikan pandemi," ujar Anggota Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional dari ITAGI Prof, Dr. dr Soedjatmiko, SpA(K)., Msi, Rabu (2/12/2020).


Hal itu dia katakan dalam Dialog Produktif 'Indonesia Siapkan Vaksinasi' yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), di Jakarta.


Pasalnya, meski masyarakat telah menerapkan protokol kesehatan, jumlah kasus positif virus Corona kian bertambah, dengan rata-rata antara 4-5 ribu orang setiap hari. Selain penambahan kasus, jumlah korban meninggal akibat COVID-19 dari kalangan masyarakat juga cukup tinggi, yakni sekitar 100-160 orang per hari. Sedangkan dokter dan tenaga medis yang meninggal akibat COVID-19 juga tercatat sudah mencapai sekitar 290 ribu.


Lebih lanjut Soedjatmiko menjelaskan, vaksin yang akan digunakan harus aman serta tidak memiliki efek samping berat. Selain itu, vaksin pun harus mempunyai efikasi yang ideal 70 persen dan minimal 50 persen mengikuti standar WHO.


Disebutkannya, vaksin perlu mencapai perlindungan untuk kurun waktu yang panjang, yaitu 6 bulan atau 1 tahun. Kemudian terkait stabilitas penyimpanan, kemasan (multidose, optimalisasi kapasitas rantai dingin vaksin), evaluasi penyuntikan, evaluasi jadwal akan diotorisasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).


Tujuan vaksinasi, sambungnya, tidak lain meningkatkan kekebalan individu, menciptakan kekebalan kelompok, menurunkan penularan, kesakitan, serta kematian akibat suatu penyakit.


"Vaksinasi telah terbukti menghadapi pandemi suatu penyakit seperti campak, polio, dan difteri," kata Soedjatmiko.


Sebagai informasi, vaksin Sinovac yang akan digunakan dipastikan telah lulus uji klinik tahap tiga dan diizinkan beredar oleh BPOM. Selain vaksin yang disiapkan oleh beberapa lembaga dari luar, Indonesia juga tengah menyiapkan vaksin Merah Putih karya anak bangsa yang siap didistribusikan tahun 2021 mendatang.

https://movieon28.com/movies/anak-hoki/


Viral di Medsos, Dokter Jelaskan Mengapa Tertawa Lebar Bikin Tak Bisa Mingkem


 Viral di media sosial pria berusia 45 tahun yang tak bisa menutup rahangnya akibat tertawa dan menguap terlalu lebar. Cerita ini diunggah oleh akun TikTok @dr.helmiyadi_spot.

Dalam unggahan tersebut dijelaskan, pria itu diduga mengalami dislokasi sendi pada rahangnya. Rahang pria ini pun dapat kembali menutup setelah mendapat penanganan dari dokter.


Sebenarnya kondisi apa yang dialami pria itu?

Menurut dokter bedah mulut dari RS Pondok Indah Bintaro Jaya, drg Pruput Dwi Mutiari, SpBM, pria itu mengalami dislokasi rahang atau suatu keadaan di mana sendi rahang bergerak terlalu ke depan dan terkunci.


"Menguap terlalu lebar membuat sendi rahang bergerak terlalu ke depan, sehingga terkunci di depan tonjolan sendi (eminentia artikularis), sehingga membuat posisi sendi rahang tidak bisa kembali ke posisi normal dan tidak bisa menutup mulut," kata drg Pruput saat dihubungi detikcom, Rabu (2/12/2020).


Apa penyebab terjadinya dislokasi rahang?

drg Pruput menjelaskan, kondisi ini bisa terjadi jika sendi pada rahang mengalami peradangan, karena adanya kebiasaan makan hanya dari satu sisi dan suka menggertakkan gigi (bruxism).


"Jadi kalau punya kebiasaan buruk makan satu sisi dan bruxism tadi, maka risiko untuk dislokasi saat rahangnya nguap terlalu lebar jadi lebih tinggi," jelasnya.


"Jadi tetap harus ada kejadian dia mangap lebar dulu baru bisa dislokasi," tuturnya.

https://movieon28.com/movies/wedding-agreement/


Nggak Cuma COVID-19, Deretan Penyakit Ini Bisa Menular Lewat Pesta Seks

 Hingga saat ini kasus Corona COVID-19 masih belum menunjukkan angka penurunan. Penambahan kasus positif Corona masih terus bertambah setiap harinya yang membuat masyarakat tidak boleh lengah.

Rasa bosan mungkin sudah dirasakan oleh banyak yang sehingga akhirnya mengadakan acara yang dihadiri banyak orang yang berpotensi bisa menyebarkan virus Corona.


Tak hanya pesta ulang tahun dan pesta pernikahan yang diadakan di masa pandemi. Pesta seks di New Orleans yang menghebohkan akhirnya berujung lonjakan penularan COVID-19.


Selain memicu lonjakan kasus Corona, pelaku pesta seks juga berisiko alami 5 penyakit ini. Berikut 5 penyakit infeksi menular seksual yang harus diwaspadai dari perilaku seks berisiko:


1. Klamidia

Klamidia dikenal sebagai 'silent infection' karena 75 persen wanita dan 50 persen pria tidak mengalami gejala yang jelas. Bukan berarti klamidia tidak berbahaya dan bisa tak ditangani, karena bisa jadi malah menyebar ke bagian tubuh lain dan menyebabkan nyeri serta ketidaksuburan. Klamidia juga bisa menyerang anus dan tenggorokan.


Gejala yang ditimbulkan antara lain:


Keluar cairan tak biasa dari vagina, penis, atau rektum

Rasa terbakar dan gatal di kelamin pria

Nyeri saat kencing

Haid yang banyak atau keluar darah di antara waktu haid

Nyeri perut bawah dan pelvis

Nyeri perut bawah pada wanita saat seks

Keluar darah selama atau setelah seks

Testis membengkak dan sakit.

2. Gonorea

Infeksi kedua yang paling umum ditemukan gonerea yang merupakan infeksi bakteri. Seperti klamidia, gonorea juga bisa menyebabkan baik pria dan wanita tidak lagi subur. Separuh wanita bahkan tak menyadari gejala-gejala.


Gejala yang perlu diwaspadai:


Keluarnya cairan berwarna kuning atau hijau

Rasa terbakar saat kencing

Nyeri di perut

Haid yang banyak atau keluar darah di antara waktu haid

Bengkak di kulup penis

Bengkak di testis.

https://movieon28.com/movies/moveonaja/


3. Herpes genital

Herpes di alat kelamin sangat menular dan bisa menyebar dengan mudah. Setelah ditangani, virus masih akan ada di tubuhmu dan bisa mengalami outbreak nantinya. Meski bisa ditangani, herpes ini tidak bisa disembuhkan. Sekali outbreak bisa bertahan dua hingga empat minggu. Beberapa ruam dan luka bisa sembuh selama 5-10 hari dan akan mengering dan tidak akan meninggalkan bekas.


Gejalanya antara lain:


Gejala seperti flu, misalnya demam, sakit kepala, nyeri dan sakit

Rasa tajam, merinding, atau gatal di area kelamin atau anus

Bintil berisi cairan muncul di beberapa area kelamin atau anus

Nyeri saat kencing

Keluarnya cairan tak biasa dari vagina atau penis.

4. Sifilis

Sifilis mungkin tidak terlalu umum seperti infeksi lainnya. Jika tertular, pengidapnya akan mengalami tiga tahap dan jika ditemukan lebih awal akan lebih cepat disembuhkan. Berikut tahap-tahapnya:


Tahap satu, merupakan sifilis primer yang gejalanya muncul 2-4 minggu kemudian. Muncul luka kecil yang tidak sakit, merupakan pintu di mana infeksi masuk. Terkadang bisa muncul di bibir, amandel, tangan, atau pantat. Luka ini bisa menghilang setelah 2-6 minggu.

Tahap dua, merupakan sifilis sekunder yang muncul beberapa minggu setelah luka sembuh. Nantinya akan muncul luka yang tak gatal di telapak tangan atau kaki, bintil kecil di dekat vagina atau anus, gejala seperti flu, bengkak di leher, ketiak atau selangkangan, turunnya berat badan, noda putih di lidah atau langit-langit mulut, dan pitak di rambut.

Tahap tiga, infeksi sudah menyebar luas di dalam tubuh menyebabkan komplikasi.

5. HIV

HIV atau human immunodeficiency virus biasanya ditularkan melalui seks vaginal atau anal. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh dan menjadikannya tak mampu melawan infeksi. HIV bisa ditularkan melalui darah, cairan semen, dan vagina. Jika tak ditangani segera, HIV bisa menjadi AIDS atau acquired immunodeficiency syndrome yang membahayakan.


Gejalanya mulai dari:


Mencret terus menerus

Berat badan turun

Keringat dingin tengah malam

Infeksi penyakit lain yang terus-terusan kambuh dan membahayakan

https://movieon28.com/movies/togo/