Rabu, 02 September 2020

RI Jadi Negara dengan Jumlah Kematian akibat COVID-19 Tertinggi di ASEAN

 Indonesia masih melaporkan penambahan kasus baru Corona yang cukup tinggi setiap harinya. Bahkan Indonesia beberapa kali mencetak rekor infeksi baru Corona harian terbanyak yakni lebih dari 3 ribu orang dalam 24 jam.
Di ASEAN, Indonesia menjadi negara tertinggi dengan kasus kematian Corona terbanyak tercatat pada hari Selasa (1/9/2020) ada penambahan kasus kematian sebanyak 88 kasus sehingga total menjadi 7.505 pasien Corona yang meninggal dunia.

Angka ini terlihat cukup jauh jika dibandingkan dengan Filipina sebagai negara ke dua dengan kasus kematian Corona terbanyak se Asia Tenggara. Ada sebanyak 3.597 kasus kematian pasien Corona di Filipina per 1 September 2020.

Dikutip dari laman Worldometer, Rabu (2/9/2020), berikut rincian kasus Corona se-ASEAN:

1. Indonesia
Positif: 177,571
Meninggal: 7,505
Sembuh: 128,057

2. Filipina
Positif: 224.264
Meninggal: 3.597
Sembuh: 158.012

3. Malaysia
Positif: 9.352
Meninggal: 128
Sembuh: 9.075

4. Thailand
Positif: 3.417
Meninggal: 58
Sembuh: 3.274

5. Vietnam
Positif: 1.044
Meninggal: 34
Sembuh: 735

6. Singapura
Positif: 56.852
Meninggal: 27
Sembuh: 55.749

7. Brunei Darussalam
Positif: 144
Meninggal: 3
Sembuh: 139

8. Kamboja
Positif: 274
Meninggal: 0
Sembuh: 266

9. Laos
Positif: 22
Meninggal: 0
Sembuh: 21

10. Myanmar
Positif: 919
Meninggal: 6
Sembuh: 357

Studi Baru Temukan Antibodi Corona Bisa Bertahan 4 Bulan Setelah Sembuh

 Sebuah penelitian baru mengungkap tingkat antibodi terhadap virus Corona meningkat dan bertahan hingga lebih empat bulan pada pasien COVID-19 yang pulih.
Dalam penelitian sebelumnya, tingkat antibodi menurun drastis dalam beberapa bulan setelah sembuh dari Corona sehingga menimbulkan pertanyaan tentang durasi imunitas atau kekebalan setelah pulih dari penyakit tersebut.

"Temuan baru ini mungkin berimplikasi pada risiko reinfeksi dan ketahanan vaksin," kata Kari Stefansson, kepada eksekutif deCode Genetics yang melakukan penelitian tersebut dikutip dari Reuters.

Studi yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine ini dilakukan pada subjek di Islandia. Untuk mengetahui berapa banyak orang di Islandia yang telah terinfeksi virus corona dan mempelajari tentang kekebalan setelah pemulihan, peneliti mengukur tingkat antibodi pada lebih dari 30 ribu orang Islandia.

Berdasarkan hasil, mereka memperkirakan sekitar 1 persen populasi telah terinfeksi. Dari kelompok itu, 56 persen telah menerima diagnosis yang dikonfirmasi setelah tes laboratorium PCR. Sebanyak 14 persen lainnya belum didiagnosis secara resmi tetapi dikarantina setelah terpapar virus. Pada 30 persen sisanya, tes antibodi mengarah pada penemuan infeksi sebelumnya.

Di antara 1.215 orang dengan infeksi Corona yang dikonfirmasi oleh PCR, 91 persen memiliki tingkat antibodi yang meningkat selama dua bulan pertama setelah diagnosis dan kemudian stabil.

Hanya saja penelitian ini memiliki kekurangan karena hanya berfokus pada satu populasi di sebuah negara sehingga temuannya mungkin tidak sama di belahan dunia lain dengan populasi beragam.

"Namun, penelitian tersebut menunjukkan bagaimana tes antibodi yang cermat dapat menentukan prevalensi infeksi yang sebenarnya," kata Stefansson.

Sebuah editorial yang menyertai penelitian tersebut memperingatkan bahwa masih belum diketahui secara pasti apakah antibodi pasien yang pulih akan melindungi mereka dari infeksi ulang.
https://cinemamovie28.com/call-boy-2/

Lagi, Peneliti Temukan Bukti Penularan Corona Lewat Airborne

Peneliti kembali menemukan bukti virus Corona bisa menyebar lewat udara. Hal ini ditemukan pada penelusuran seorang pasien Corona di China.
Seorang pasien Corona yang duduk di bus berventilasi buruk menginfeksi banyak penumpang lainnya walau tidak banyak yang duduk di dekatnya.

Studi yang diterbitkan pada Selasa (1/9/2020) di JAMA Internal Medicine ini menyelidiki ancaman infeksi yang ditularkan melalui udara dengan mengamati penumpang yang melakukan perjalanan 50 menit ke acara Buddhis di kota Ningbo, China Timur, dengan menaiki dua bus pada Januari.

Peneliti percaya seorang penumpang yang jenis kelaminnya tidak teridentifikasi, kemungkinan besar pasien nol karena orang tersebut telah melakukan kontak dengan orang-orang dari Wuhan, episentrum virus Corona pertama.

Mereka kemudian memetakan di mana penumpang lain duduk dan menguji mereka untuk COVID-19. Ditemukan 23 dari 68 penumpang yang melakukan perjalanan bersama terinfeksi virus Corona. Hal yang jadi catatan adalah pasien nol ini bahkan menginfeksi orang di depan dan belakang bus padahal jarak mereka sudah dalam radius aman penularan yakni 1-2 meter yang memunculkan bukti kuat tentang adanya penularan lewat airborne.

Selain itu, penumpang yang sakit atau pasien nol itu juga belum menunjukkan gejala penyakit seperti batuk ketika rombongan melakukan perjalanan ke acara keagamaan. Para peneliti juga mencatat bahwa AC hanya mensirkulasikan ulang udara di dalam bus, yang kemungkinan berkontribusi pada penyebaran virus.

"Penyelidikan menunjukkan bahwa, dalam lingkungan tertutup dengan resirkulasi udara, Sars-CoV-2 adalah patogen yang sangat mudah ditularkan," tulis peneliti dikutip dari Strait Times.

"Penemuan kami tentang potensi penularan melalui udara memiliki arti penting bagi kesehatan masyarakat," sambungnya.

Studi mereka, yang mencakup diagram yang menunjukkan di mana setiap penumpang yang terinfeksi duduk, menambah bukti penularan melalui udara, termasuk penelitian tentang bagaimana virus menyebar di antara meja makan di sebuah restoran di kota Guangzhou, China selatan.

RI Jadi Negara dengan Jumlah Kematian akibat COVID-19 Tertinggi di ASEAN

 Indonesia masih melaporkan penambahan kasus baru Corona yang cukup tinggi setiap harinya. Bahkan Indonesia beberapa kali mencetak rekor infeksi baru Corona harian terbanyak yakni lebih dari 3 ribu orang dalam 24 jam.
Di ASEAN, Indonesia menjadi negara tertinggi dengan kasus kematian Corona terbanyak tercatat pada hari Selasa (1/9/2020) ada penambahan kasus kematian sebanyak 88 kasus sehingga total menjadi 7.505 pasien Corona yang meninggal dunia.

Angka ini terlihat cukup jauh jika dibandingkan dengan Filipina sebagai negara ke dua dengan kasus kematian Corona terbanyak se Asia Tenggara. Ada sebanyak 3.597 kasus kematian pasien Corona di Filipina per 1 September 2020.

Dikutip dari laman Worldometer, Rabu (2/9/2020), berikut rincian kasus Corona se-ASEAN:

1. Indonesia
Positif: 177,571
Meninggal: 7,505
Sembuh: 128,057

2. Filipina
Positif: 224.264
Meninggal: 3.597
Sembuh: 158.012

3. Malaysia
Positif: 9.352
Meninggal: 128
Sembuh: 9.075

4. Thailand
Positif: 3.417
Meninggal: 58
Sembuh: 3.274

5. Vietnam
Positif: 1.044
Meninggal: 34
Sembuh: 735

6. Singapura
Positif: 56.852
Meninggal: 27
Sembuh: 55.749

7. Brunei Darussalam
Positif: 144
Meninggal: 3
Sembuh: 139

8. Kamboja
Positif: 274
Meninggal: 0
Sembuh: 266

9. Laos
Positif: 22
Meninggal: 0
Sembuh: 21

10. Myanmar
Positif: 919
Meninggal: 6
Sembuh: 357