Senin, 31 Agustus 2020

Tips Buat Suami Bangun Kesetaraan Gender dalam Keluarga

Kesetaraan gender dalam kehidupan rumah tangga di Indonesia masih dalam tahap awal. Terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang menganggap peran domestik menjadi tanggung jawab perempuan sepenuhnya. Padahal, membangun dan menjaga rumah tangga merupakan tugas bersama antara suami dan istri.
Dalam membangun kesetaraan gender di rumah, suami juga mempunyai peranan yang besar. Melansir We Forum, saat suami mendukung istri di tempat kerja atau pun di rumah, ini tentunya akan berdampak baik terhadap kehidupan rumah tangga. Bagi para suami, berikut 4 hal yang bisa dilakukan untuk membangun kesetaraan gender di rumah.

Hindari Stereotipe

Untuk membangun kesetaraan gender di rumah, langkah awal yang perlu dilakukan adalah dengan menghindari stereotip tentang peran suami dan istri. Urusan rumah tangga umumnya cenderung dikaitkan dengan peran wanita, bahkan hingga saat ini stereotip tersebut masih melekat di masyarakat. Saat suami ikut berperan mengerjakan urusan rumah tangga, hal ini bisa menimbulkan pertentangan baik di dalam diri sendiri maupun masyarakat. Oleh karena itu, ada baiknya hindari stereotip di dalam rumah.

Berbagi Pekerja Rumah

Berbicara tentang pekerjaan rumah, aktivitas ini biasanya lebih sering dilakukan oleh istri. Padahal, mengerjakan pekerjaan rumah seorang diri setiap hari bisa dibilang cukup melelahkan. Oleh karena itu, bantulah istri dengan berbagai tugas dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Misalnya saat istri memasak, suami bisa bertugas mencuci piring kotor atau membersihkan rumah.

Menjadi Partner di Rumah

Saat ini telah banyak perempuan yang mulai ikut berperan mendukung kebutuhan finansial di keluarga, namun hanya 9 persen pasangan yang berbagi peran dalam mengurus anak dan rumah tangga. Hal ini menandakan kebanyakan perempuan bekerja sekaligus menjadi ibu rumah tangga. Tugas suami untuk membangun kesetaraan gender di rumah adalah dengan bertugas menjadi partner yang seimbang. Pastikan pekerjaan rumah tangga terbagi rata, begitu juga dengan mengurus anak. Suami yang ikut membantu pekerjaan rumah tangga lebih cenderung membesarkan anak perempuan dengan peluang kerja yang lebih luas nantinya.

Menjadi Ayah yang Aktif

Bagi para suami yang telah menjadi ayah, ikut melibatkan diri dalam mengurus dan mendidik anak akan berdampak baik bagi keterampilan kognitif dan sosialnya. Oleh karena itu, jadilah ayah yang aktif dengan membantu pekerjaan rumah, membaca buku dan berdiskusi bersama anak. Jangan biarkan stereotip gender tentang mengasuh anak memengaruhi keinginan atau kepercayaan diri. Pasalnya, mengasuh anak terlalu sering diidentikan sebagai pekerjaan perempuan.

Itulah beberapa tips yang bisa suami lakukan untuk membangun kesetaraan gender di rumah. Untuk menerapkan hal tersebut, tentunya suami memerlukan edukasi tambahan dan dukungan dari istri sehingga kesetaraan gender di rumah dapat diaplikasikan dengan efektif.

Terkait hal ini, Kecap ABC juga mendukung implementasi kesetaraan gender di rumah melalui program Koki Muda Sejati 2020. Sebelumnya, Kecap ABC juga telah meluncurkan program Suami Sejati Masak di tahun 2018. Melalui program ini, Kecap ABC percaya bahwa kesetaraan gender perlu dimulai dari rumah dan diajarkan sejak dini.

"Koki Muda Sejati 2020 akan memperkuat komitmen Kecap ABC, yaitu semangat kesetaraan gender yang harus dimulai dalam keluarga di rumah," ungkap Head of Legal & Corporate Affairs Heinz Indonesia & PNG Mira Buanawati dalam keterangan tertulis, Minggu (29/8/2020).

Adapun Koki Muda Sejati 2020 juga sebagai bentuk dukungan terhadap paham kesetaraan gender yang perlu ditanamkan pada generasi muda. Kecap ABC yakin pemahaman ini akan menjadi modal bagi generasi mudah dalam menjalani kehidupan rumah tangga, serta mengubah persepsi masyarakat terkait kesetaraan gender.
https://nonton08.com/eliminators/

Studi Sebut Virus Corona Dapat Bertahan pada Anak Berminggu-Minggu

 Peneliti menyebut anak dapat membawa virus Corona COVID-19 dalam hitungan minggu, meskipun mereka tidak menunjukkan gejala apa pun. Hal ini ditemukan dalam penelitian di Korea Selatan.
"Dalam rangkaian studi kasus ini, infeksi yang tidak terlihat pada anak-anak mungkin telah dikaitkan dengan penularan COVID-19 secara diam-diam di tengah masyarakat," tulis para peneliti, dikutip dari laman CNN.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Pediatrics pada hari Jumat (28/8/2020) yang mencakup data pada 91 anak tanpa gejala, mulai timbul gejala Corona, dan gejala yang telah didiagnosis dengan COVID-19 antara 18 Februari dan 31 Maret di Korea Selatan.

Di antara pasien tersebut, 20 di antaranya atau sekitar 22 persennya tidak menunjukkan gejala Corona yang jelas selama dalam penelitian. Sebanyak 18 anak lainnya atau sekitar 20 persen tidak menunjukkan gejala Corona, artinya mereka tidak terlihat atau merasa sakit pada saat itu, tetapi pada akhirnya mereka menunjukkan gejala.

Sementara itu, lebih dari 71 anak atau sekitar 78 persen menunjukkan gejala seperti demam, diare, batuk, sakit perut, dan kehilangan kemampuan penciuman serta pengecap rasa. Durasi munculnya gejala Corona pada anak cukup bervariasi, mulai dari 1 hingga 36 hari.

"Ini menunjukkan bahwa anak-anak yang terkena dampak ringan dan sedang, tetap bergejala untuk jangka waktu yang lama," jelas Dr Roberta DeBiasi dan Meghan Delaney, dari Children's National Hospital di Washington, DC.

Selain itu, data juga menunjukkan bahwa hanya 8,5 persen dari anak yang menunjukkan gejala terinfeksi COVID-19. Sebagian besar, sekitar 66,2 persen anak memiliki gejala yang tidak dikenali sebelum diagnosis, sementara sekitar 25,4 persen baru menunjukkan gejala setelah didiagnosis Corona.

"Ini menyoroti bahwa anak-anak yang terinfeksi tidak mudah diketahui dengan baik, atau biasanya hadir tanpa menunjukkan gejala. Jika mereka melanjutkan aktivitas seperti biasa, hal ini dapat berkontribusi pada tingkat penularan virus Corona," tulis peneliti.

Studi ini juga menemukan bahwa materi genetik virus Corona terdeteksi pada anak-anak selama rata-rata 17,6 hari secara keseluruhan. Pada anak-anak yang tidak memiliki gejala, virus Corona tersebut rata-rata terdeteksi selama 14 hari.

Penelitian ini juga mengatakan bahwa virus mungkin bisa bertahan pada anak-anak lebih lama karena tanggal infeksi awal tidak teridentifikasi.

Namun, dibutuhkan lebih banyak lagi penelitian untuk menentukan apakah temuan serupa akan muncul di antara kelompok anak-anak dalam jumlah yang lebih besar.

Meski begitu, studi ini menjadi tambahan informasi bagi para pengambil kebijakan yang mulai kembali membuka aktivitas tatap muka di sekolah di tengah pandemi virus Corona COVID-19.

5 Manfaat Mandi Air Dingin untuk Kecantikan Kulit

 Mandi air dingin punya banyak manfaat bagi tubuh. Beberapa di antaranya meningkatkan energi, memberi efek segar dan membantu lebih bersemangat di pagi hari.
Ternyata khasiat mandi air dingin tak sampai di situ. Kebiasaan mengguyur tubuh dengan air dingin juga bermanfaat untuk kecantikan. Hanya saja sebaiknya tidak dilakukan terlalu lama karena justru bisa menyebabkan pilek hingga masuk angin.

Apa saja manfaat mandi air dingin untuk kecantikan?

1. Mandi Air Dingin Bikin Kulit Lebih Bercahaya
Mandi air dingin membantu meningkatkan peredaran darah yang khasiatnya bisa terlihat pada kulit. Sirkulasi darah yang lancar akan membuat wajah terlihat lebih segar dan bercahaya.

Kamu tidak perlu mandi air dingin terlalu lama untuk mendapatkan manfaatnya. Cukup mandi seperti biasa dengan membasahi tubuh, menggosok dengan sabun lalu membilasnya. Bisa juga menggunakan air dingin untuk cuci muka.

2. Mencegah Penuaan Dini Pada Kulit
Penuaan memang tidak bisa dihindari tapi prosesnya bisa diperlambat. Air dingin pun bisa membantu kulit agar awet muda lebih lama.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Institute for Health and Behaviour dan University of Luxembourg, mandi air dingin bisa mengaktifkan sistem syaraf pusat, dan memicu tubuh untuk melepaskan hormon dan senyawa kimia yang bertugas melawan stres. Seperti diketahui, stres merupakan salah satu pemicu penuaan dini pada kulit dan menimbulkan dampak negatif terhadap tubuh secara keseluruhan.

3. Mencegah Jerawat dan Masalah Kulit Lainnya
Mandi air dingin memicu pelepasan endorfin yang dikenal sebagai hormon bahagia. Ketika hormon ini diproduksi tubuh, tingkat stres akan menurun dan masalah kulit yang disebabkannya juga bisa teratasi.

Masalah kulit akibat stres biasanya ditandai dengan timbulnya jerawat, gatal-gatal serta ruam pada wajah. Mandi air dingin bisa membantu meredakannya.
https://kamumovie28.com/the-midnight-after-2/