Senin, 31 Agustus 2020

Terjadi Lonjakan Corona, Ketersediaan Tempat Tidur RS Korsel Turun Drastis

- Korea Selatan sebelumnya dinilai 'sukses' menekan penyebaran Corona karena melakukan tes massal dan tracing yang agresif. Namun, kasus Korsel kini mengalami peningkatan drastis.
Dikutip dari Reuters, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) mengumumkan lebih dari 300 kasus baru pada Jumat malam. Total infeksi saat itu dilaporkan menjadi 19.400 kasus, termasuk 321 kematian akibat COVID-19.

Adanya lonjakan kasus Corona di Korea Selatan membuat rumah sakit di Seoul yang lebih besar, hanya memiliki 4,5 persen tempat tidur yang tersedia untuk kasus kritis pada Jumat kemarin. Kapasitas tersebut menurun drastis sebanyak 22 persen dari minggu sebelumnya.

Hanya sekitar 24 persen tempat tidur untuk semua pasien COVID-19 yang tersisa, sementara minggu lalu masih ada 37 persen kapasitas tempat tidur minggu lalu.

"Hanya sekitar 15 tempat tidur yang tersedia di wilayah Seoul yang lebih besar untuk pasien dalam kondisi kritis karena ada banyak pasien yang berada dalam kondisi serius dan perlu dirawat di rumah sakit," kata Yoon Tae-ho, direktur jenderal kebijakan kesehatan masyarakat di Kementerian Kesehatan mengatakan pada jumpa pers, dikutip dari Reuters.

"Tetapi kami harus memiliki lebih banyak ruang segera karena lebih banyak orang yang dibebaskan," lanjutnya.

Gereja, kantor, panti jompo jadi tempat penularan Corona
Pemerintah mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya pada hari Jumat dengan membatasi restoran di daerah ibu kota. Hal ini dilakukan karena banyak lonjakan kasus Corona berawal dari penyebaran di gereja, kantor, panti jompo dan fasilitas medis, meskipun aturan jarak sosial diperketat.

Seminggu ini Korsel melarang makan di restoran, pub, dan toko roti di area Seoul setelah jam 9 malam. Sementara kedai kopi, beberapa di antaranya yang telah diidentifikasi sebagai tempat penularan kini dibatasi.

Gereja, klub malam, gym, dan sebagian besar sekolah di area tersebut telah ditutup, dan masker wajib ada di tempat umum.

Para dokter di Korea Selatan sebelumnya mogok kerja. Namun kini, para dokter yang mogok telah menjadi sukarelawan di pusat pengujian sementara untuk membantu mengatasi wabah Corona.

Meski Sering di Rumah, Jangan Lupa Banyak Gerak Sesuai Anjuran WHO

 Pandemi masih berlanjut di Indonesia, masyarakat harus memperhatikan kesehatannya agar tidak terpapar virus berbahaya yang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, salah satunya adalah dengan cara rajin berolahraga.
WHO melalui kampanye #HealthyAtHome juga menganjurkan aktivitas olahraga dilakukan di rumah. Adapun dilansir dari situs resmi WHO, untuk durasi olahraga dan aktivitas yang dianjurkan berbeda-beda pada setiap tingkatan usia.

Untuk bayi di bawah 1 tahun yang belum dapat berpindah-pindah (merangkak atau berjalan), dianjurkan bergerak selama 30 menit dengan gerakan-gerakan ringan, misalnya tengkurap, main di lantai, dan sebagainya.

Sementara untuk anak berusia di bawah 5 tahun, setidaknya harus menghabiskan waktu selama 60 menit sehari dengan melakukan berbagai aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga tinggi, seperti berjalan, melompat, menari, berenang, atau bersepeda.

Beda lagi dengan anak usia 5-17 tahun, dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik selama kurang lebih 60 menit meliputi aktivitas untuk memperkuat otot dan tulang, seperti berlari, berputar, melompat, atau melakukan pekerjaan rumah.

Tak harus setiap hari, WHO menganjurkan aktivitas penguatan otot dan tulang dilakukan 3 kali dalam seminggu. Selain itu, melakukan aktivitas fisik lebih dari 60 menit sehari akan membuat anak berusia 5-17 tahun mendapatkan manfaat kesehatan tambahan.

Sedangkan untuk orang dewasa berusia di atas 18 tahun, aktivitas fisik yang dianjurkan setidaknya selama 150 menit dengan intensitas sedang per minggu atau 75 menit dengan intensitas tinggi per minggu. Bila ingin mendapat manfaat tambahan, orang dewasa bisa meningkatkan aktivitas fisiknya menjadi 300 menit per minggu atau yang setara.

Aktivitas dengan intensitas sedang yang dianjurkan WHO untuk orang dewasa meliputi berjalan, menari, berkebun, melakukan pekerjaan rumah, atau membawa/memindahkan beban seberat kurang dari 20 kg. Sedangkan aktivitas dengan intensitas tinggi yang disarankan meliputi berlari, bersepeda, aerobik, dan membawa beban lebih dari 20 kg.
https://kamumovie28.com/kung-fu-panda-secrets-of-the-scroll/

IDI: Sudah 100 Dokter Meninggal Dunia Selama Pandemi Corona

Tenaga medis termasuk dokter menjadi garda terdepan dalam penanganan wabah Corona. Sejak wabah Corona di Indonesia pertama kali merebak, tidak sedikit laporan dokter yang berguguran.
Beredar di media sosial kabar dokter di Indonesia yang meninggal dunia sudah mencapai 100 orang. Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Daeng M Faqih membenarkan kabar tersebut.

"Iya dari laporan terakhir tadi malam yang kami terima sudah mencapai 100 orang (dokter yang meninggal)," bebernya melalui pesan singkat kepada detikcom Senin (31/8/2020).

dr Daeng menyebut data ini diterima PB IDI pada Minggu malam (30/8/2020). Kasus Corona di Indonesia pun terus meningkat hingga tembus 3 ribu kasus perhari. Hingga saat ini total sudah ada 172.053 kasus.

DKI Jakarta pada Minggu (30/8/2020) melaporkan kasus sebanyak 1.094 kasus. Sebelumnya, Indonesia juga mencatat rekor penambahan kasus harian selama tiga hari berturut-turut.

- Sabtu (29/8/2020): 3.308 kasus baru dari 28.905 pemeriksaan spesimen yang dilakukan.

- Jumat (28/8/2020): 3.003 kasus baru dari 33.082 pemeriksaan spesimen yang dilakukan.

- Kamis (27/8/2020): 2.719 kasus baru dari 29.663 pemeriksaan spesimen yang dilakukan.

Terjadi Lonjakan Corona, Ketersediaan Tempat Tidur RS Korsel Turun Drastis

- Korea Selatan sebelumnya dinilai 'sukses' menekan penyebaran Corona karena melakukan tes massal dan tracing yang agresif. Namun, kasus Korsel kini mengalami peningkatan drastis.
Dikutip dari Reuters, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) mengumumkan lebih dari 300 kasus baru pada Jumat malam. Total infeksi saat itu dilaporkan menjadi 19.400 kasus, termasuk 321 kematian akibat COVID-19.

Adanya lonjakan kasus Corona di Korea Selatan membuat rumah sakit di Seoul yang lebih besar, hanya memiliki 4,5 persen tempat tidur yang tersedia untuk kasus kritis pada Jumat kemarin. Kapasitas tersebut menurun drastis sebanyak 22 persen dari minggu sebelumnya.

Hanya sekitar 24 persen tempat tidur untuk semua pasien COVID-19 yang tersisa, sementara minggu lalu masih ada 37 persen kapasitas tempat tidur minggu lalu.

"Hanya sekitar 15 tempat tidur yang tersedia di wilayah Seoul yang lebih besar untuk pasien dalam kondisi kritis karena ada banyak pasien yang berada dalam kondisi serius dan perlu dirawat di rumah sakit," kata Yoon Tae-ho, direktur jenderal kebijakan kesehatan masyarakat di Kementerian Kesehatan mengatakan pada jumpa pers, dikutip dari Reuters.

"Tetapi kami harus memiliki lebih banyak ruang segera karena lebih banyak orang yang dibebaskan," lanjutnya.

Gereja, kantor, panti jompo jadi tempat penularan Corona
Pemerintah mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya pada hari Jumat dengan membatasi restoran di daerah ibu kota. Hal ini dilakukan karena banyak lonjakan kasus Corona berawal dari penyebaran di gereja, kantor, panti jompo dan fasilitas medis, meskipun aturan jarak sosial diperketat.

Seminggu ini Korsel melarang makan di restoran, pub, dan toko roti di area Seoul setelah jam 9 malam. Sementara kedai kopi, beberapa di antaranya yang telah diidentifikasi sebagai tempat penularan kini dibatasi.

Gereja, klub malam, gym, dan sebagian besar sekolah di area tersebut telah ditutup, dan masker wajib ada di tempat umum.

Para dokter di Korea Selatan sebelumnya mogok kerja. Namun kini, para dokter yang mogok telah menjadi sukarelawan di pusat pengujian sementara untuk membantu mengatasi wabah Corona.
https://kamumovie28.com/klovn-the-final/