Vaksin Corona sedang dikebut para perusahaan bioteknologi maupun universitas bergengsi di berbagai negara. Bill Gates yang terus memonitor perkembangannya pun menyebut dua calon vaksin COVID-19 yang menurut dia paling menjanjikan.
"Well ada dua vaksin, (buatan) Oxford AstraZeneca dan Johnson & Johnson, yang sama dalam pendekatan mereka, keduanya menggunakan vektor adenovirus di mana data eksperimen dari hewan terlihat menjanjikan," kata sang pendiri Microsoft.
"Dan keduanya paling menjanjikan karena kami tahu bagaimana meningkatkannya (dalam proses) manufaktur," jelasnya dalam podcast yang dikutip detikINET dari CNN.
Gates pun membeberkan bahwa yayasannya telah meneken kesepakatan untuk menggelontorkan uang ratusan juta dolar untuk fasilitas pabrik vaksin Corona itu, termasuk di negara-negara yang tidak kaya.
"Mungkin saja vaksin tersebut tidak sukses. Tapi saya berharap pada dua vaksin tersebut dan itulah mengapa, kami mengeluarkan ratusan juta dolar. Jadi akan sia-sia jika keduanya tidak sukses," imbuh Gates.
Uji coba vaksin kini memasuki fase III trial pada manusia yang disebut Gates sangat kompleks. Masalah besar adalah membuktikan vaksin memang manjur dan juga aman untuk manusia.
Menurut Gates seandainya kedua vaksin terbukti efektif, maka masalah pabrik ataupun logistik seharusnya dapat tertangani. Di Amerika Serikat misalnya, distribusi akan mudah dilakukan. Tapi memang ada masalah lain, misalnya dari kaum anti vaksin.
"Anda akan punya pilihan apakah akan mengambil vaksin Corona itu atau tidak. Jadi itulah halangan terakhir," sebut Gates.
45% UMKM Beralih ke E-commerce Selama Pandemi COVID-19
Industri usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia termasuk salah satu yang terdampak pandemi virus Corona. Dengan banyaknya pusat perbelanjaan yang harus tutup akibat pembatasan sosial, UMKM banyak yang beralih ke e-commerce.
Data terbaru Sea Insights menemukan bahwa 45% pelaku usaha lebih aktif berjualan di e-commerce untuk mengubah strategi penjualan di tengah pandemi. Data ini merupakan hasil survei pada Juni 2020 yang dilakukan kepada 20.000 anak muda berusia 16-35 tahun, dan 2.200 di antaranya merupakan pelaku usaha.
"50% dari grup ini adalah perempuan dan 45% berpendidikan sarjana," kata Presiden Komisaris Sea Group Pandu P. Sjahrir dalam diskusi online, Kamis (2/7/2020).
Selain itu, 1 dari 5 UMKM yang lebih aktif berjualan di e-commerce mengatakan ini pertama kalinya mereka berjualan di platform online. Profil dari penjual online pertama ini 72% terdiri dari laki-laki dan 32% memiliki gelar sarjana.
Survei Sea Insights juga menemukan bahwa UMKM di e-commerce makin banyak yang menawarkan produk kesehatan seperti masker dan hand sanitizer yang banyak dicari di tengah pandemi ini. Hal ini dilihat sebagai cara mereka untuk beradaptasi untuk memenuhi permintaan pasar.
Mereka yang beralih ke e-commerce juga merasakan banyak manfaat. Misalnya setelah berjualan di e-commerce, 60% bisa berjualan ke luar daerah dan bisa meningkatkan total pendapatan hingga 165%.
Tren pemanfaatan e-commerce dan media sosial untuk berbelanja dan berjualan di kalangan pelaku usaha juga diperkirakan akan tetap bertahan bahkan setelah pandemi virus Corona berakhir.
"70% akan tetap menggunakan media sosial, 70% akan belanja di e-commerce, dan jual di e-commerce akan meningkat 67%," jelas Pandu.
Hal ini disambut positif oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia Teten Masduki yang telah diminta Presiden Joko Widodo untuk mempercepat transformasi digital UMKM di Indonesia.
"Catatan dari Kementerian Kominfo baru 13% yang terhubung ke marketplace online atau sekitar 8 juta. Targetnya 10 juta di akhir tahun ini, jadi kita masih punya target 2 juta," kata Teten dalam kesempatan yang sama.
"Kita harus punya pendekatan untuk percepat ini. Apakah langsung mendorong UMKM masuk ke marketplace online atau UMKM yang sudah jualan di media sosial didorong masuk ke marketplace," pungkasnya.
https://kamumovie28.com/2018/09/