Kamis, 02 Juli 2020

Lagi, Lonjakan Kasus COVID-19 Paksa Apple Tutup Kembali 30 Toko

Dengan melonjaknya kasus COVID-19 di Amerika Serikat (AS), Apple harus menutup lagi Apple Store yang sebelumnya sudah dibuka kembali.
Kali ini Apple menutup lagi 30 Apple Store termasuk 15 di antaranya adalah Apple Store di kampung halamannya, California. Langkah ini juga berdampak pada Apple Store di Nevada, Idaho dan empat negara AS lainnya. Total ada 77 Apple Store yang ditutup pada penutupan gelombang kedua ini.

"Karena kondisi pandemi COVID-19 saat ini di beberapa area yang Apple layani, kami sementara waktu menutup toko di area ini," kata juru bicara Apple Nick Leahy seperti dikutip dari NBC News.

"Kami mengambil langkah ini dengan sangat hati-hati karena sambil memantau situasi dengan seksama, dan berharap tim kami bisa melayani pelanggan lagi sesegera mungkin," sambungnya.

Apple adalah salah satu retailer besar pertama yang menutup tokonya di tengah pandemi virus Corona. Pembesut iPhone ini untuk sementara waktu menutup semua toko ritel di luar China pada pertengahan Maret.

Kemudian, Apple mulai membuka kembali toko secara bertahap pada bulan Mei. Pada pertengahan Juni, sebanyak 154 dari 271 toko di AS, dan 365 dari 510 toko di seluruh dunia telah dibuka kembali.

Namun kekhawatiran akan melonjaknya kasus COVID-19 di AS, khususnya di California, membuat Apple memutuskan untuk menutup kembali Apple Store yang telah dibukanya.

Huawei dan ZTE Resmi Dianggap Berbahaya Bagi AS

Lembaga negara independen Amerika Serikat (AS), Federal Communications Commission (FCC) resmi menetapkan Huawei dan ZTE sebagai perusahaan asing yang mengancam keamanan nasional negeri Paman Sam.
Ini merupakan keputusan akhir FCC dalam menetapkan status Huawei dan ZTE yang notabene adalah perusahaan berasal dari China.

"Berdasarkan dengan banyaknya bukti, ditetapkan Huawei dan ZTE sebagai risiko keamanan nasional bagi jaringan komunikasi Amerika dan masa depan 5G kita," ujar Chairman FCC Ajit Pai dilansir dari Cnet, Kamis (2/7/2020).

Dengan telah ditetapkan status Huawei dan ZTE ini, maka perusahaan AS diharamkan untuk menggunakan peralatan dari kedua perusahaan tersebut, khususnya dalam menggelar layanan 5G di dalam negeri.

"Kedua perusahaan memiliki hubungan dekat dengan Partai Komunis China dan aparat militer China," sebut Pai.

Pada pekan lalu, Pemerintah AS mengumumkan penemuan bukti bahwa Huawei didukung oleh militer China. Pentagon pun mengirimkan dokumen ke Kongres yang berisi nama-nama 20 perusahaan China yang didukung militer.

"Ketika Republik Rakyat China berusaha untuk mengaburkan batas antara sektor sipil dan militer, 'mengetahui pemasok Anda' sangat penting," ucap Asisten Sekretaris Pertahanan untuk Urusan Publik, Jonathan Rath Hoffman.

"Daftar ini akan menjadi alat yang berguna bagi Pemerintah AS, perusahaan, investor, lembaga akademis, dan mitra yang berpikiran sama untuk melakukan uji tuntas hubungan dengan kemitraan dengan entitas ini," sambungnya.

Khusus untuk Huawei, sudah lebih dulu ditetapkan oleh Pemerintah AS untuk masuk dalam daftar hitam alias blacklist sejak pertengahan 2019.
https://kamumovie28.com/2019/06/

45% UMKM Beralih ke E-commerce Selama Pandemi COVID-19

Industri usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia termasuk salah satu yang terdampak pandemi virus Corona. Dengan banyaknya pusat perbelanjaan yang harus tutup akibat pembatasan sosial, UMKM banyak yang beralih ke e-commerce.
Data terbaru Sea Insights menemukan bahwa 45% pelaku usaha lebih aktif berjualan di e-commerce untuk mengubah strategi penjualan di tengah pandemi. Data ini merupakan hasil survei pada Juni 2020 yang dilakukan kepada 20.000 anak muda berusia 16-35 tahun, dan 2.200 di antaranya merupakan pelaku usaha.

"50% dari grup ini adalah perempuan dan 45% berpendidikan sarjana," kata Presiden Komisaris Sea Group Pandu P. Sjahrir dalam diskusi online, Kamis (2/7/2020).

Selain itu, 1 dari 5 UMKM yang lebih aktif berjualan di e-commerce mengatakan ini pertama kalinya mereka berjualan di platform online. Profil dari penjual online pertama ini 72% terdiri dari laki-laki dan 32% memiliki gelar sarjana.

Survei Sea Insights juga menemukan bahwa UMKM di e-commerce makin banyak yang menawarkan produk kesehatan seperti masker dan hand sanitizer yang banyak dicari di tengah pandemi ini. Hal ini dilihat sebagai cara mereka untuk beradaptasi untuk memenuhi permintaan pasar.

Mereka yang beralih ke e-commerce juga merasakan banyak manfaat. Misalnya setelah berjualan di e-commerce, 60% bisa berjualan ke luar daerah dan bisa meningkatkan total pendapatan hingga 165%.

Tren pemanfaatan e-commerce dan media sosial untuk berbelanja dan berjualan di kalangan pelaku usaha juga diperkirakan akan tetap bertahan bahkan setelah pandemi virus Corona berakhir.

"70% akan tetap menggunakan media sosial, 70% akan belanja di e-commerce, dan jual di e-commerce akan meningkat 67%," jelas Pandu.

Hal ini disambut positif oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia Teten Masduki yang telah diminta Presiden Joko Widodo untuk mempercepat transformasi digital UMKM di Indonesia.

"Catatan dari Kementerian Kominfo baru 13% yang terhubung ke marketplace online atau sekitar 8 juta. Targetnya 10 juta di akhir tahun ini, jadi kita masih punya target 2 juta," kata Teten dalam kesempatan yang sama.

"Kita harus punya pendekatan untuk percepat ini. Apakah langsung mendorong UMKM masuk ke marketplace online atau UMKM yang sudah jualan di media sosial didorong masuk ke marketplace," pungkasnya.

Lagi, Lonjakan Kasus COVID-19 Paksa Apple Tutup Kembali 30 Toko

Dengan melonjaknya kasus COVID-19 di Amerika Serikat (AS), Apple harus menutup lagi Apple Store yang sebelumnya sudah dibuka kembali.
Kali ini Apple menutup lagi 30 Apple Store termasuk 15 di antaranya adalah Apple Store di kampung halamannya, California. Langkah ini juga berdampak pada Apple Store di Nevada, Idaho dan empat negara AS lainnya. Total ada 77 Apple Store yang ditutup pada penutupan gelombang kedua ini.

"Karena kondisi pandemi COVID-19 saat ini di beberapa area yang Apple layani, kami sementara waktu menutup toko di area ini," kata juru bicara Apple Nick Leahy seperti dikutip dari NBC News.

"Kami mengambil langkah ini dengan sangat hati-hati karena sambil memantau situasi dengan seksama, dan berharap tim kami bisa melayani pelanggan lagi sesegera mungkin," sambungnya.

Apple adalah salah satu retailer besar pertama yang menutup tokonya di tengah pandemi virus Corona. Pembesut iPhone ini untuk sementara waktu menutup semua toko ritel di luar China pada pertengahan Maret.

Kemudian, Apple mulai membuka kembali toko secara bertahap pada bulan Mei. Pada pertengahan Juni, sebanyak 154 dari 271 toko di AS, dan 365 dari 510 toko di seluruh dunia telah dibuka kembali.

Namun kekhawatiran akan melonjaknya kasus COVID-19 di AS, khususnya di California, membuat Apple memutuskan untuk menutup kembali Apple Store yang telah dibukanya.
https://kamumovie28.com/2019/05/