Sabtu, 02 Mei 2020

Ilmuwan Korsel Sebut Pasien Virus Corona Tidak Bisa Kambuh Lagi

Para ilmuwan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Korea Selatan, mengungkapkan bahwa seseorang yang telah sembuh dari virus Corona COVID-19 tidak bisa kambuh lagi atau virus kembali aktif. Menurut mereka, laporan sebelumnya yang menyebut ada kasus pasien yang sembuh kembali terindikasi positif karena adanya kesalahan saat pengujian.
Ada laporan sebanyak 277 pasien Corona yang sembuh di Korea Selatan (Korsel) kembali positif. Hal ini memunculkan kekhawatiran mengatakan virus tersebut bisa bermutasi dengan cepat, sehingga sistem imunitas tidak bisa mencegahnya.

Tetapi, hal itu belum bisa dibuktikan. Ini karena belum ada penelitian yang menemukan adanya perubahan substansial hingga bisa menyamarkan virus tersebut dari sistem kekebalan tubuh.

CDC Korea Selatan mengungkapkan bahwa hasil tes pasien yang diduga kambuh itu adalah hasil positif palsu. Hal ini terjadi karena tes yang digunakan tidak bisa membedakan antara jejak virus masih hidup dan yang sudah mati di dalam tubuh.

Dikutip dari Sky, CDC juga menambahkan bahwa virus Corona tidak seperti HIV dan cacar air. Virus Corona tidak bisa menembus inti sel manusia, bertahan di dalam sana selama bertahun-tahun hingga akhirnya aktif atau kambuh lagi.

"Ini berarti virus Corona tidak menyebabkan infeksi kronis atau kambuh," kata Ketua komite CDC Korsel Dr Oh Myoung-don.

Bagaimana Pendarahan Lambung Bisa Sebabkan Kematian? Ini Penjelasan Dokter

Mantan bassist Dewa 19, Erwin Prasetya, dikabarkan meninggal dunia pada hari Sabtu (2/5/2020) karena pendarahan lambung. Pengamat musik Bens Leo mengatakan Erwin sempat dirawat di rumah sakit sebelum akhirnya meninggal dunia.
"Iya (meninggal), subuh tadi. Dia pendarah di lambung dan sempat turun kesadaran," ujar Bens.

Bagaimana pendarahan di lambung bisa berakhir fatal?

Ahli penyakit dalam dr Indra Wijaya, SpPD-KEMD, MKes, FINASIM, dari RS Premier Bintaro menjelaskan bisa saja pendarahan ini awalnya kecil. Namun, karena tidak disadari kondisi semakin parah hingga akhirnya luka membesar menyebabkan syok.

"Bisa ga ketahuan jika lukanya kecil tapi terjadi pendarahan terus yang tidak disadari. Pada akhirnya lemas dan sudah dalam kondisi drop yang harus segera ditangani," kata dr Indra saat dihubungi detikcom, Sabtu (2/5/2020).

Ahli pencernaan Profesor Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menjelaskan kejadian pendarahan lambung sebagai kondisi darurat. Ia menyebut data di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menunjukkan sekitar 10 persen pasien yang mengalami pendarahan lambung meninggal dunia.

"Oleh karena itu penyakit ini penyakit emergensi. Harus ada penanganan segera, transfusi dan dicari penyebabnya apa. Bisa dilakukan endoskopi kalau emang perlu tindakan, bahkan kalau perlu operasi gitu," kata Prof Ari dihubungi terpisah.

Menurut para ahli kondisi pendarahan lambung ini bisa disebabkan karena tukak lambung, varises, tumor, hingga efek obat-obatan.

Sebaran 292 Kasus Baru Positif Virus Corona di Indonesia 2 Mei

Indonesia kembali mengumumkan adanya penambahan kasus baru virus Corona COVID-19. Saat ini sebanyak 292 kasus baru positif sehingga total ada 10.843 kasus. Hingga Sabtu (2/5/2020) ada sebanyak 1.665 sembuh, dan 831 meninggal dunia.
"Sampai saat ini spesimen yang telah diperiksa sebanyak 17.943 spesimen dari sekitar 79.868 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Sabtu (2/5/2020).

Sebaran 292 kasus baru positif virus Corona COVID-19 sebagai berikut:

Bali 2

Banten 9

DI Yogyakarta 10

DKI Jakarta 80

Jawa Barat 31

Jawa Tengah 19

Jawa Timur 3

Kalimantan Barat 7

Kalimantan Timur 18

Kalimantan Tengah 1

Kalimantan Utara 7

Nusa Tenggara Barat 17

Sumatera Barat 10

Sulawesi Tenggara 2

Sulawesi Selatan 30

Sulawesi Tengah 11

Sulawesi Barat 1

Riau 3

Papua Barat 1

Papua 30

Jumat, 01 Mei 2020

250 Ventilator Asal China Diklaim Dokter Inggris Bermasalah dan 'Tak Aman'

Sebanyak 250 ventilator yang didatangkan dari China diklaim dokter Inggris tak aman. Bahkan ventilator tersebut dilaporkan malah dapat membuat pasien Corona mengalami dampak yang fatal, demikian laporan NBC News.
Dokter senior di Inggris mengatakan ventilator yang diterima tidak dapat dibersihkan dengan benar, desainnya tidak dikenali, dan pasokan oksigennya bermasalah. Sejumlah ventilator juga disebut memiliki instruksi manual yang membingungkan.

Sebuah surat yang dilayangkan dokter perawatan intensif pada pimpinan layanan kesehatan masyarakat Inggris (NHS) mengingatkan bahwa ventilator tersebut tidak aman. Sebelumnya, para menteri kabinet Inggris memuji kedatangan 300 ventilator dari China pada 4 April.

"Kami telah membeli ventilator invasif dari mitra di luar negeri, termasuk Jerman dan Swiss, dan hari ini 300 ventilator baru tiba dari China," kata Michael Gove, Sekertaris Kabinet, mengatakan kepada NHS.

"Saya ingin berterima kasih kepada pemerintah Tiongkok atas dukungan mereka dalam mengamankan kapasitas itu," lanjutnya.

Namun sembilan hari kemudian, sekelompok dokter dan manajer medis menulis kepada pemerintah untuk memperingatkan bahwa 250 model Shangrila 510 yang dibuat oleh Beijing Aeonmed Co.Ltd, salah satu produsen ventilator utama China, berpotensi mematikan.

"Kami percaya bahwa jika digunakan, kemungkinan besar pasien yang terluka, termasuk kematian, kemungkinan besar," tulis surat tersebut, pada 13 April lalu.

"Kami menantikan penarikan dan penggantian ventilator ini dengan perangkat yang lebih mampu memberikan ventilasi perawatan intensif bagi pasien kami," lanjut surat tersebut.

Mengutip The Sun, 250 ventilator yang diterima disebut tidak bisa digunakan karena memiliki kasing kain yang tidak bisa dibersihkan dengan benar. Pasalnya, hal tersebut sangat penting untuk mengekang penyebaran virus Corona yang mudah menular.

Cemas Menghantui, Ini 5 Tips Jaga Kesehatan Jiwa di Tengah Pandemi Corona

 Pandemi virus Corona COVID-19 kerap membuat kita takut, cemas bahkan stres sehingga perlu untuk menjaga kesehatan mental yang baik agar mampu menghadapi situasi ini.
Psikiater dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), dr Lahargo Kembaren, SpKJ memberikan tips mengelola kesehatan jiwa di tengah wabah virus Corona. Apa saja?

"Salah satunya membatasi info berlebihan, terhadap berita yang mungkin belum diketahui kebenarannya. Ambil jarak sejenak dari info tersebut baik untuk kesehatan jiwa kita," kata dr Lahargo dalam konferensi pers daring di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (1/5/2020).

Berikut 5 tips menjaga kesehatan mental di tengah pandemi Corona menurut dr Lahargo:

1. Membatasi informasi yang berlebihan
Membatasi informasi yang berlebihan terhadap berita-berita yang mungkin belum diketahui kebenarannya. Karena kecemasan, kekhawatiran itu bisa muncul akibat terlalu banyaknya kita menonton, membaca informasi yang berlebihan.

2. Memilah informasi
Penting untuk mendapatkan informasi yang akurat dari sumber yang terpercaya agar kita melakukan pencegahan dan melakukan penanganan sesuai dengan yang dianjurkan.

Membaca sumber dari sumber yang keliru akan membuat kita menjadi lebih cemas, lebih khawatir, dan memungkinkan untuk memunculkan masalah kesehatan jiwa.

3. Melakukan hal positif
Kita juga perlu mengatasi berbagai kondisi perasaan yang tidak nyaman dengan melakukan hal-hal yang positif. Hindarilah merokok, minum alkohol, atau narkoba untuk mengatasi perasaan tidak nyaman.

Karena itu tidak akan menyelesaikan masalah. Apabila kita merasakan stres, perasaan yang tidak enak, segeralah berkonsultasi ke profesional kesehatan jiwa, seperti psikiater, perawat jiwa, psikolog. Semua itu dapat membantu kita untuk mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat.

4. Atasi emosi
Kita juga perlu mengatasi berbagai emosi yang kita rasakan sekarang ini dengan berbagai keterampilan yang bisa kita lakukan.

Seperti melakukan relaksasi dengan menarik napas dalam, atau teknik yang disebut progressive muscle relaxation dan juga mindfulness. Keterampilan-keterampilan mengatasi emosi bisa kita kita gunakan di waktu sekarang ini yang akan membuat perasaan tidak nyaman akan kembali membaik.

5. Mencari Pertolongan profesional
Psikiater Indonesia siap memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial karena wabah virus Corona COVID-19. Dengan menyediakan periksa dan konsultasi secara online.

Masyarakat bisa menghubungi di www.pdskji.org, konsultasi online ini bisa mengetahui seperti apa kondisi kesehatan jiwa masyarakat. Apakah mengalami suatu depresi, cemas, atau trauma psikologis.

"Kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jangan ragu-ragu berkonsultasi dengan profesional apabila dibutuhkan," pungkasnya.